Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

9 Sosok Ibu Yang Menginspirasi Dalam Alkitab

Ada hal lain yang tidak kalah pentingnya dengan ilmu parenting, yaitu iman seorang ibu untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

Sebagai orang percaya, hidup kita berpusat pada Kristus dan firman Tuhan adalah fondasi kita. 

9 sosok ibu luar biasa ini, mereka menaati panggilan Tuhan, dan melayani dengan banyak pengorbanan. Mereka membangun iman dalam kehidupan keluarga mereka.

1. Sarai: Menunggu dengan setia

Awalnya Sarai tertawa saat mendengar janji Aĺlah untuk memberikan anak kepadanya. Tapi ia mencoba mempercayainya dan menunggu dengan setia.  

Abraham dan Sarai menunggu selama 15 tahun sebelum Allah memperbarui janji-Nya, dan mereka masih menunggu lagi selama 10 tahun sebelum janji itu digenapi dan Sarai melahirkan seorang putra, Ishak.

2. Hagar: Bertahan dalam kesesakan

Setelah Hagar hamil, Sarai memandang rendah Hagar. Sarai mulai menindasnya hingga Hagar melarikan diri ke kampung halamannya. Namun di tengah perjalanan, Malaikat Tuhan menghampiri Hagar dan menyuruhnya kembali serta menjanjikan banyak keturunan melalui putranya, Ismael.

Hagar dan Ismael dikirim ke padang gurun dan Hagar yakin bahwa keduanya akan mati. Tetapi Tuhan menunjukkan sebuah sumur, dan berkata “Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.” (Kej. 21: 18)

Dia patuh dan Tuhan memberkati Hagar dan putranya seperti yang Dia janjikan.

3. Ribka: Kepercayaan

Kejadian 25 memberitahu kita ketika Ribka hamil, Tuhan mengatakan, “Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.”

Pada masa itu, biasanya yang tua tidak akan pernah melayani yang lebih muda, dan putra sulung akan mewarisi segala yang terbaik.

Ketika Ishak semakin tua, ia meminta Esau, anak sulungnya untuk berburu dan menyiapkan makanan untuk nya agar dia bisa memberkatinya. Tetapi Ribka mendengarnya dan mengatakan kepada Yakub untuk menyiapkan makanan untuk Ishak terlebih dahulu. Yakub ragu untuk menipu ayahnya, tetapi Ribka mengatakan dalam Kejadian 27, “Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil kambing-kambing itu.” Pada saat itu Ribka mengingat dan menanggapi dengan serius tentang apa yang dikatakan Tuhan pada masa kehamilannya.

Ribka mempertaruhkan penipuan untuk mengikuti janji Tuhan karena dia percaya apa yang Tuhan katakan pada masa kehamilannya. Perlu dicatat bahwa TUHAN TIDAK MEMANGGIL RIBKA UNTUK MENIPU, tetapi Tuhan berdaulat atas pilihan baik atau buruk yang mungkin kita perbuat.

4. Yokhebed: Penuh dengan rencana

Pada masa Yokhebed melahirkan Musa, semua bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh karena pemerintah pada masa itu khawatir keturunan Ibrani jadi lebih banyak dibanding keturunan Mesir. Jadi Yokhebed menyembunyikan Musa selama 3 bulan. Keluaran 2 memberi tahu bahwa Yokhebed tidak bisa menyembunyikannya lagi sehingga Yokhebed melapisi keranjang papirus, meletakkan bayi Musa di dalamnya, lalu dia meletakkannya di alang-alang di sepanjang tepi Sungai Nil. Miryam, putri Yokhebed melihat apa yang terjadi dengan bayi itu.

Yokhebed mencari cara untuk menyelamatkan anaknya, dan Tuhan memberkatinya. Tidak hanya menyelamatkan anaknya dari kematian, Yokhebed juga bisa merawat dan membesarkannya hingga cukup umur untuk tinggal bersama putri Firaun.

5. Ibu Simson: Mengikuti perintah Allah

Meski namanya tidak disebutkan, tetapi kisahnya ditulis dengan jelas dalam kitab Hakim-hakim 13. Dia menikah dengan pria bernama Manoah namun tidak bisa hamil sebab ia mandul. Kemudian malaikat Tuhan menghampirinya dan memberi tahu bahwa ia memang mandul, tetapi ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia tidak boleh minum anggur atau minuman yang memabukkan dan tidak boleh makan sesuatu yang haram karena anak itu akan menjadi seorang nazir Allah sejak dalam kandungan dan kepalanya tidak boleh disentuh oleh pisau cukur.

Ketika suaminya takut mereka akan mati karena telah melihat wajah Allah, ia mengatakan Allah tidak akan memberitahukan hal-hal ini (anak yang dikandung) jika hendak membunuh mereka. Kemudian dia melahirkan dan menamai bayi itu Simson.

6. Naomi: Ibu mertua yang menyayangi menantunya

Naomi dan keluarganya melarikan diri ke negeri Moab karena kelaparan di negeri mereka. Suaminya meninggal dan kedua putranya menikahi wanita Moab, Orpa dan Rut. 10 Tahun kemudian kedua putranya meninggal dan Naomi mendengar bahwa Tuhan telah memberkati negeri bangsanya dengan makanan lagi.

Naomi memberi tahu kedua menantu perempuannya bahwa mereka boleh kembali ke rumah mereka dan mencari suami baru. Sekalipun keduanya menangisi kematian suami mereka, Orpa kembali ke bangsanya dan dewa-dewanya. Sedangkan Rut ingin tetap bersama Naomi. (Rut 1:16-17)

Rut belajar tentang iman dari Naomi, bahkan di masa kepahitan sekalipun. Naomi terus mengajari Rut dengan bijaksana saat berurusan dengan Boas. Tuhan memberkati Naomi. (Rut 4:14-15)

7. Hana: Menepati janji

Hana yang belum memiliki anak pergi ke rumah Tuhan untuk berdoa. Dia menangis dengan sedih dan mengatakan “TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.” (1 Sam. 1: 11)

Tuhan memberkati Hana dan dia melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Samuel sebab katanya, “Aku telah memintanya dari pada TUHAN.” (1 Sam. 1: 20)

Hana melakukan seperti yang dia janjikan. Ketika Samuel cukup besar, dia membawanya ke rumah Tuhan dan menyerahkannya kepada Imam Eli. Kemudian Hana berdoa, “Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu.” (1 Sam. 2: 1)

8. Elisabet: Ibu yang percaya pada mujizat

Elisabet  sudah tua dan masih belum memiliki anak. Di zaman itu, orang yang tidak memiliki anak dinilai memiliki dosa yang menghalangi. Ini adalah hal yang sulit bagi Elisabet, terutama suaminya adalah seorang imam.

Ketika Zakharia melayani di bait suci, seorang malaikat Tuhan, Gabriel mendekatinya dan berkata, “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu.” (Lukas 1: 13-14)

Zakharia masih bingung dan ragu dengan hal ini selama masa kehamilan Elizabet. Sementara Elizabet sangat gembira atas berkat ini dan berkata, “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang. (Lukas 1: 25) Ketika tiba saatnya Elizabet melahirkan, dia menamainya Yohanes.

9. Maria: Ibu yang diberkati di antara wanita

Maria percaya bahwa Tuhan akan memenuhi janji-Nya. Menerima kata-kata malaikat dalam iman. Ketika dia mengunjungi sepupunya Elizabeth, Elizabeth menyatakan, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.” (Lukas 1: 42) 

Maria menyimpan banyak hal di dalam hatinya saat dia membesarkan Yesus. Dia juga harus menanggung pengorbanan terbesar sepanjang masa; putranya adalah Putra Allah dan Dia telah datang untuk menyerahkan diri-Nya sebagai korban, satu-satunya pengorbanan yang bisa dibuat untuk manusia. Maria harus menyaksikan Yesus menderita, disiksa dan diejek, dan mati dengan kejam di kayu salib.

Maria dipilih oleh Allah untuk melahirkan Putra-Nya dan membesarkan-Nya. Meskipun ada kematian, namun ada sukacita bagi Maria, karena putranya tidak tetap mati. Dia bangkit kembali dari kubur, mengamankan keabadian baginya dan semua orang yang percaya.

Posting Komentar untuk "9 Sosok Ibu Yang Menginspirasi Dalam Alkitab"