Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembangunan Patung Bunda Maria Tionghua

Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus akan membangun patung Bunda Maria gaya Tionghua di paroki Pemangkat.

Hal itu sudah dua kalinya Uskup Agustinus sampaikan kepada umat Paroki Santo Yosep Pemangkat.

Informasi pertama disampaikan pada 2 November 2021 saat kunjungan misa arwah di Paroki Pemangkat.

Kemudian untuk kedua kalinya pada 12 Desember 2021 saat kunjungan Uskup Agustinus ke satu-satunya gereja Stasi yang bernuansa Tiongkok yakni di Stasi Jawai Paroki Pemangkat. 

Gereja Menghargai Kebudayaan

Menurut Uskup Agustinus pembangunan Patung Bunda Maria di kompleks pastoran paroki adalah tanda bahwa gereja Katolik juga memperhatikan umat paroki Pemangkat yang mayoritasnya adalah orang keturunan Tiongkok.

Dengan dibuatnya simbol patung Bunda Maria gaya Tionghua Uskup Agustinus menegaskan bahwa gereja juga memperhatikan orang  Tionghua  yang selama ini dianggap "pendatang" dan termasuk suku yang minoritas. 

Sejalan dengan itulah alasan Gereja Stasi Jawai alias "Kasi' dalam bahasa Hakka yang notabene umatnya keturunan Tiongkok mendirikan gereja dengan nuansa kental Tiongkok merupakan tanda gereja Katolik menerima kebudayaan setempat.

"Karena paroki Pemangkat adalah mayoritas umat yang keturunan Tionghua dan dalam masyarakat Tionghoa sendiri memiliki kebudayaan serta khas mereka, kenapa tidak kita angkat," kata Uskup Agustinus.

Our Lady of China oleh Lu Hung Nien (1924)

Adapun rencana patung Bunda Maria yang akan di bangun oleh Uskup Agustinus adalah Our Lady of China yang dilukis oleh Lu Hung Nien (1924).

Latar historis dari Penampakan Bunda Maria di China yakni bermula pada tahun 1900, Dong Lu merupakan sebuah desa kecil miskin di bagian utara China.

Di daerah tersebut berdiam sekitar seribu umat kristiani.

Saat pemberontakan boxer, Dong Lu jadi satu sasaran serangan karena para prajurit mau menghapus jejak-jejak kebudayaan barat termasuk para pengikut Kristus.

Peristiwa yang terjadi pada April 1900, membuat para prajurit datang untuk menyerang Dong Lu.

Dengan sekonyong-konyong tampak sesosok perempuan cantik berjubah putih muncul di langit.

Cahaya terang mengelilingi perempuan itu.

Sontak para prajurit mencoba menembakinya, tapi tak satu peluru pun yang mengenainya.

Tak lama berselang, seorang penunggang kuda berselubungkan lidah api turun mengusir mereka dari Dong Lu.

Syukur kepada Bunda Maria

Dari peristiwa itu, penduduk desa yang luput dari serangan itu beramai-ramai mengucap syukur dengan membangun sebuah gereja sederhana di tempat Bunda Maria menampakkan diri.

Di situ ada Wu yang merupakan seorang imam.

Ia meminta seorang pelukis untuk melukis Bunda Maria dan bayi Yesus.

Gambar tersebut disimpan di gereja yang baru dibangun itu.

Pada tahun 1924, Santa Perawan Maria dari Dong Lu secara resmi diakui sebagai Santa Perawan Maria dari China, dan tanggal 6 Mei dipilih sebagai hari peringatannya.

Tahun 1951 gereja itu dihancurkan bersama dengan lukisan Bunda Maria dari China oleh pemerintah komunis China.

Hingga sekarang Gereja Katolik di China melakukan aktivitasnya dengan sangat terbatas bahkan bersembunyi.

Pada bulan Mei 1995, umat katolik dari seluruh China datang ke Dong Lu untuk merayakan pesta Bunda Maria Penolong Umat Kristiani.

Dalam peristiwa tersebut tercatat sekitar 30.000 peziarah berkumpul di “Bukit Bunda Terbekati”.

Misa itu dirayakan secara konselbrasi, dihadiri 4 uskup dan 100 imam.

Kemudian setelah peringatan itu, pemerintah China menghancurkan tempat ziarah tersebut.

Namun setiap tahun tetap ada umat yang datang ke sana untuk ziarah dan berdoa.

Sumber: tribunnews

Posting Komentar untuk "Pembangunan Patung Bunda Maria Tionghua "