Kisah 2 Artis Muslim Sekolah Katolik: Indahnya Toleransi
Kedua artis muslim berikut ini pernah mengenyam pendidikan di sekolah Katolik. Meskipun para artis tersebut adalah minoritas di sekolah Katolik, mereka tetap diperlakukan dengan baik seperti murid lainnya. Mari kita simak cerita mereka berikut ini.
1. Adrian Maulana
Aktor sekaligus model senior, Adrian Maulana pernah mengunggah pengalamannya semasa sekolah di Facebook, beberapa saat silam. Dia bercerita, meski bersekolah di Katolik tidak menggoyahkan imannya sebagai seorang muslim.
“12 tahun saya sekolah di sekolah Katolik (9 tahun di Santa Theresia & 3 tahun di SMA Pangudi Luhur). Saya menghormati Suster, guru, teman-teman saya yang berkeyakinan lain, sama seperti mereka pun demikian terhadap saya yang minoritas muslim,” tulisnya.
Berkat prestasinya, Adrian pernah dipercaya oleh teman-temannya dan juga sekolah. “Seringkali saya dipercaya menjadi Ketua Kelas, Ketua Seksi Olahraga di SMP hingga menjadi Wakil Ketua Pecinta Alam & Ketua Osis sewaktu di SMA Pangudi Luhur,” sambung Adrian.
Dia pun mengingatkan untuk saling menghargai dan menghormati. “Indonesia mengakui keberagaman. Hormatilah perbedaan tersebut. Tunjukkan keramahan dan kasih sayang pada sesama…Lakum dinukum waliyadin “Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku” (QS Al-Kafirun : 6).”
2. Pandji Pragiwaksono
Artis stand up komedi, Pandji Pragiwaksoni pernah merasa khawatir saat pertama kali bersekolah di sekolah Katolik. “Waktu SMA, saya sekolah di Kolese Gonzaga. Sebuah sekolah katolik. Waktu saya diterima masuk Gonzaga saya kuatir sekali. Saya tidak pernah sekolah di sekolah Katolik sebelumnya,” tulisnya di blog pribadi.
Tapi kekhawatirannya tidak terjadi. “Entah dengan sekolah Katolik lain, tapi di Kolese Gonzaga hak saya sebagai muslim tetap dibela. Walaupun saya minoritas. Di kelas 1 tidak ada pelajaran Agama, adanya pelajaran Etika. Ketika kelas 2 & 3 ada pelajaran Agama Katolik, tapi saya diperbolehkan untuk keluar kelas. Bahkan guru tersebut menyuruh saya bawa Al Quran supaya ketika pelajaran agama Katolik, saya mendalami sendiri Islam.”
Saat doa pagi, Pandji tidak perlu ikut berdoa secara Katolik. “Saya tidak perlu berdiri & ikut. Saya dianjurkan untuk berdoa secara Islam,” ungkap dia.
Tidak hanya sekolah, teman-temannya pun penuh toleransi. “Bahkan pertemananpun sangat toleran. Saya ingat pernah main sepakbola di bulan Ramadhan, ketika Adzan Maghrib permainan dihentikan supaya saya bisa buka puasa dulu. Padahal saya satu-satunya yg muslim di lapangan. Semua rela menunggu.”
Posting Komentar untuk "Kisah 2 Artis Muslim Sekolah Katolik: Indahnya Toleransi "