Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

11 Anak Tewas Terinjak-Injak Dalam Sebuah Acara Gereja Liberia

Sedikitnya 29 orang, termasuk 11 anak-anak, telah dinyatakan tewas setelah terinjak-injak di sebuah acara gereja di ibu kota Liberia, Monrovia, Rabu malam.

Ratusan orang hadir di sebuah acara perang salib gereja Pantekosta, yang berlangsung terbuka di pinggiran ibukota di lingkungan Kota New Kru ketika insiden itu terjadi, kata Wakil Menteri Penerangan Jalawah Tonpo.

"Dokter mengatakan 29 orang meninggal dan beberapa dalam daftar kritis," kata Tonpo saat mengunjungi rumah sakit setempat. "Ini adalah hari yang menyedihkan bagi negara ini."

Menurut petugas polisi yang berbicara dengan BBC, sekelompok pria bersenjata mencoba melakukan perampokan. Penyerbuan terjadi setelah geng jalanan memasuki area revival untuk mengambil uang di akhir acara. 

"Kami melihat sekelompok pria dengan pedang pendek dan senjata lain datang ke arah kerumunan itu," kata seorang peserta acara,  "Saat berlari, beberapa orang jatuh dan yang lain menginjak-injak mereka yang terjatuh ke tanah."

Kekerasan geng tidak jarang terjadi di jalan-jalan Liberia.

Geng bersenjata yang dikenal sebagai Zogos melakukan perampokan bersenjatakan senjata kecil.

Juru bicara kepolisian nasional Moses Carter mengatakan kepada AFP bahwa jumlah korban tewas bisa meningkat, karena 29 adalah hitungan sementara. Banyak yang hadir dalam kondisi kritis. Anak-anak juga meninggal, katanya.  

Masa berkabung selama tiga hari diumumkan secara nasional oleh Presiden George Weah.

Palang Merah Liberia dan Badan Penanggulangan Bencana telah dipanggil untuk membantu para korban tragedi itu. 

Ini bukan pertama kalinya terjadi penyerbuan mematikan yang mengakibatkan hilangnya nyawa di Liberia. The Associated Press melaporkan bahwa penyerbuan pada acara serupa November lalu mengakibatkan kematian dua bayi sementara beberapa lainnya dirawat di rumah sakit. 

sumber:christianpost.com


Posting Komentar untuk "11 Anak Tewas Terinjak-Injak Dalam Sebuah Acara Gereja Liberia"