Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asal Muasal Perayaan Natal

Pada tanggal 25 Desember 2007, dunia merayakan Hari Natal. Perayaan tersebut dianggap memperingati kelahiran Yesus Kristus. Namun, benarkah Yesus lahir pada tanggal tersebut? Lalu, bagaimana perayaan Natal di masa gereja mula-mula?

Awalnya perayaan Natal diperkirakan berasal dari festival Romawi dan negara Eropa lainnya yang menandai akhir masa panen dan masa titik balik matahari di musim gugur. Menurut sejarah awal Romawi, penentuan tanggal 25 Desember sebagai masa awal kelahiran Yesus Kristus dilakukan pada abad ke-4. Beberapa kebiasaan dari perayaan yang masih bertahan sampai saat ini termasuk mendekorasi rumah dengan tumbuh-tumbuhan hijau, pemberian hadiah, menyanyikan lagu-lagu dan menyiapkan masakan istimewa.

Kaum Puritan beranggapan bahwa Natal bukan bagian dari Kekristenan. Mereka tidak menemukan 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Yesus di Alkitab dan berkeras bahwa tanggal tersebut diperoleh dari masa perayaan musim dingin kaum penyembah berhala di Roma kuno, Saturnalia. Pada tahun 1620, Kaum Puritan bekerja dalam proyek pembangunan dan dengan terang-terangan mengabaikan perayaan Natal.

Pernyataan bahwa perayaan Natal mengalihkan orang dari kesalehan religius berlanjut sampai Puritanisme menyusut. Pada tahun 1827, seorang Uskup Episkopal menyatakan bahwa Iblis telah mencuri Natal dan membuatnya menjadi suatu festival duniawi yang dirayakan dengan minum-minuman keras dan berbicara kasar. Sepanjang tahun 1800, banyak pemimpin religius yang masih berusaha untuk bertahan pada hal itu.

Masa liburan tersebut dikembangkan lebih lanjut dari legenda Santo Nicholas. Meskipun sejarah tidak mengkonfirmasi hal ini, orang yang dianggap Santo Nicholas hidup pada abad ke-4 dan dipercaya sebagai seorang uskup di Asia Kecil. Banyak peristiwa ajaib seputar dirinya yang diragukan, namun demikian, beberapa negara tetap memakai namanya sebagai santo pelindung mereka. Ia dianggap sebagai santo pelindung dari anak-anak, pelaut dan kaum miskin.

Untuk menghormatinya, Festival Santo Nicholas diadakan pada tanggal 6 Desember dan hadiah-hadiah diberikan pada malam sebelumnya. Tradisi ini kemudian berkembang di banyak negara Eropa di abad ke-12. Akhirnya, karena Hari Santo Nicholas dan Hari Natal sangat berdekatan, tradisi keduanya pun dikombinasikan.

Santo Nicolas memiliki berbagai karakter di negara-negara tertentu. Contohnya, Belanda memiliki Sinter KlaasFather Chrismas yang memberikan hadiah di Inggris Raya; Père Noël melakukan hal yang sama di Perancis; dan di Jerman terdapat Santo Nicholas yang memiliki banyak nama termasuk KlaasbuurBurklaasRauklasBullerklaas, dan Sunnercla, meskipun Father Christmas juga menjadi popular. Di Amerika Serikat, nama Sinter Klaas menjadi Santa Claus.

Natal meraih popularitas saat berubah menjadi perayaan domestik, setelah publikasi Clement Clarke Moore ‘Kunjungan dari Santo Nicholas' dan gambar Thomas Nast di Harper's Weekly, yang menggambarkan gambaran Santa dengan janggut putih yang memberikan hadiah bagi anak-anak. Penekanan baru ini mengurangi kekuatiran para pemimpin religius bahwa perayaan itu akan berakhir dengan minum-minum dan berserapah.

Asal Kata
Kata Natal (Christmas) di Inggris Kuno berasal dari kata Cristes Maesse, Misa Kristus, pertama kali ditemukan pada tahun 1038, dan Cristes-messe, pada tahun 1131. Di Belanda adalah Kerst-misse, dalam bahasa Latin Dies Natalis, yang membuat Noël dalam bahasa Perancis, dan bahasa Itali Il natale; dalam bahasa Jerman Weihnachtsfest, dari suatu upacara sakral kuno.

Sumber:jawaban.com

Posting Komentar untuk "Asal Muasal Perayaan Natal"