5 Fakta Pendeta Saifuddin Ibrahim

Kasus penistaan agama memang masih jadi bahan perbincangan yang kontroversial di Indonesia. Hal ini mulai mencuat kepermukaan sejak kasus yang menimpa Ahok. Tak sedikit pula dari masyarakat menuntut supaya undang-undang penistaan agama ini dievaluasi karena dianggap timpang sebelah.

Tapi dari kasus ini, mari belajar untuk bertindak lebih bijak. Sekalipun kita harus menyampaikan kebenaran firman Tuhan, tapi lakukanlah dengan cara yang kontekstual dan kreatif.

Berikut 5 fakta seputar sosok Pendeta Saifuddin Ibrahim :

1. Sebelum masuk Kristen Pendeta Saifuddin adalah pemuka agama Islam

Pendeta Saifuddin atau dikenal dengan Abraham Ben Moses ini lahir dan besar di keluarga Muslim. Keluarganya adalah penganut agama yang taat. Dia juga dikenal sebagai pengajar di pesantren. Dia fasih mengajar kitab suci Islam dan menguasai sejarah kebudayaan agamanya.

2. Dia akhirnya pindah agama ke Kristen pada tahun 2006.

Pendeta Saifuddin tercatat mulai masuk Kristen sejak tahun 2006 silam. Dia mengaku sudah menerima Yesus sebagai Juru Slamat dan setelah itu memutuskan menjadi penginjil dan hamba Tuhan di Adonai Yeshua Hamashiach.

3. Dia adalah ayah dari empat anak.

Berdasarkan catatan yang tertulis, Pendeta Saifuddin adalah ayah dari empat anak. Dia juga menikahi putri seorang tokoh Islam di Jepara.

4. Lewat penginjilan dan bukunya, Pendeta Saifuddin membawa ratusan orang kepada Tuhan.

Sebagai pengajar, pendeta Saifuddin membuat buku agama dan diterbitkan sejak Januari 2015 lalu. Dari buku ini, diklaim bahwa dirinya sudah membawa sebanyak 150 orang setiap bulannya kepada Tuhan.

5. Dia adalah pendeta Kristen yang pertama kali terkena jerat kasus penistaan agama.

Berdasarkan keterangan saksi dalam sidang, dikatakan bahwa dirinya kerap mengunggah postingan video berisi ujaran kebencian kepada agama tertentu. Salah satunya berisi aksi sang pendeta berbicara dengan seorang sopir online dan membahas soal agama dengannya. Akibat tindakan tersebut, dirinya harus menanggung hukuman seperti sekarang ini.

Ini merupakan kasus penodaan agama yang pertama kali menjerat seorang pendeta di Indonesia. 

Sumber: jawaban.com