Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dari Jihad Menuju Yesus: 'Aku Membunuhnya Demi Allah Tapi Tuhan Mengangkatnya Untuk Memaafkanku'


Zachariah merupakan satu-satunya orang Kristen di seluruh sekolah, orang yang baik dan sangat pintar. Akan tetapi Yassri membencinya. Alasannya ialah dia seorang Muslim harus lebih baik dari Zachariah. Setiap hari Yassir dan teman-temannya memukulinya. Bahkan, dia bersepakat bersama teman-temannya untuk membunuh Zachariah. 

Di malam yang dingin dan gelap, mereka berlima menunggu di atas pohon. Di saat Zachariah muncul dan menghampiri pohon tersebut, mereka mulai melompat ke arahnya, memukulnya berulang kali, mematahkan lengan dan kakinya. Zachariah berteriak dan menangis meminta pertolongan. Tetapi Yassir dengan bangga menutup mulutnya dengan kepalan tangannya sampai tidak ada suara yang keluar dan napasnya hilang. Yassir merasa telah menyenangkan Allah. Mereka meninggalkan Zachariah dalam kondisi antara hidup dan mati. Sejak saat itu, mereka tidak pernah melihat Zachariah lagi.


Yassir lahir dan dibesarkan di sebuah keluarga Muslim yang sangat, sangat fanatik, yang merupakan sekte paling radikal dalam Islam. Ketika berusia 8 tahun dan dia dibawa ke sekolah Alquran, di sana Yassir dan murid-murid lainnya dididik oleh seorang Syekh. Mereka harus menghafal Alquran. Setiap kesalahan yang dilakukan, maka cambuk panjang akan melayang di tengah-tengah kepala mereka. "Tidak boleh menangis, karna seorang pria tidak seharusnya menangis," demikian yang diajarkan dalam budaya mereka. Tapi, dia menangis setiap malamnya.

"Kamu adalah bagian dari umat Islam, maka dari itu kamu harus setia dan memperjuangkannya," itu yang disampaikan kepadanya. Yassir mulai membenci orang non Muslim, terkhusus orang Yahudi. Kemudian, dia mempersiapkan diri untuk berperang bagi Alloh dengan Jihad.

Suatu ketika, sepupunya sakit parah dan dokter mengatakan bahwa hidupnya tidak lama lagi, hanya beberapa hari saja. Saat itu, muncul 2 orang Kristen Koptik. Salah seorang dari mereka memberi salam kepada Yassir. Akan tetapi, Yassir tidak membalasnya dengan alasan tidak akan menyentuh salib.

Salah seorang dari mereka berkata, "kami mendengar bahwa anak ini sakit, dan kami ingin berdoa untuknya." Karna mereka sopan, maka Yassir mengiyakan mereka untuk berdoa bagi sepupunya. Kedua orang tersebut mulai berdoa kepada Bapa, "Tolong, sembuhkan penyakit anak ini, Bapa!" Saat menutup doa mereka dengan berkata 'Amin' anak tersebut mulai membuka matanya untuk pertama kali dalam 4 minggu, menggerakkan tangan, dapat berbicara serta berjalan kembali. Puji Tuhan!

Salah seorang dari pendoa itu menghampiri Yassri dan berkata kepadanya, "Tahukah Anda? Mujizat sesungguhnya adalah Tuhan ingin mengubah hati Anda." Pendoa itu melanjutkan lagi dengan pertanyaan, "Apakah Anda percaya bahwa Yesus Hidup?" Dia mengatakan bahwa dia percaya karna dalam tradisi Islam disebutkan bahwa Tuhan membawanya ke surga dan Dia akan kembali suatu hari.


Detik itu, 1 kalimat ini mengubah seluruh hidupnya, "karna Dia hidup, maka Anda dapat berbicara dengan-Nya." Yassir mulai membaca tulisan suci dan dia mencintai orang Yahudi. Bahkan, dia menyatakan bahwa orang Islam bisa mencintai orang Yahudi saat mereka bertemu dengan Yesus. Dia mencintai keluarganya, Ayah Ibunya, komunitasnya.

Saat dia memutuskan menjadi pengikut Kristus, Ayah dan Kakeknya berkata hal ini, "ketika kamu memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus, kamu bukan lagi bagian dari kami." Bahkan mereka membuat sebuah peti mati kosong dan menguburnya, juga mengundang sanak famili dan teman serta mendeklarasikan bahwa putra mereka telah meninggal tanpa keluarga.

Saat itu, Yassir bertanya, "Tuhan, di mana Engkau?" Dia mendengar Tuhan berkata kepadanya, "kuburmu kosong sama seperti kuburku adalah kosong." 

Pertemuan dengan Zachariah

Yassir pergi ke Mesir untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun untuk mengikuti konferensi pastoral. Di tempat itu, ada seorang Pendeta Sudan datang menghampirinya, beliau sudah tua, rambut beruban. "Dia menanyakan tempat asal saya. Saya menceritakan kisah saya," kata Yassir. Pendeta tersebut menangis, dan Yassir bertanya kepadanya ,"Mengapa Anda menangis ?"

Pendeta tua tersebut bertanya kembali kepadanya apakah dia mengenalnya. Nama saya adalah Zachariah. Meskipun 25 tahun berlalu, Yassir tiba-tiba ingat malam itu bagaimana Zachariah berteriak, dan mulai melihat luka-lukanya, lengan dan kakinya yang patah yang disebabkan olehnya. Yassir merasa sangat malu dan mengakui dirinya orang yang sangat buruk.


Zachariah menatapnya dan berkata bahwa Yassir membencinya tapi dia selalu berdoa untuknya. Ketika Zachariah membuka Alkitabnya, Yassir melihat bahwa namanya tertulis di halaman depan Alkitab.

"Saya membencinya tapi dia berdoa untukku," ungkap Yassir. Pada hari itu, Tuhan menghadapnya dan berkata kepada Yassir bahwa sebelum Yassir memikirkan Dia, Tuhan Yesus terlebih dulu memikirkannya.

"Untuk mengasihi orang yang membencimu, kamu memerlukan pribadi Yesus."

Tonton video kesaksian Yassir di bahwa ini:

(Sumber: YouTube | ONE FOR ISRAEL Ministry)

1 komentar untuk "Dari Jihad Menuju Yesus: 'Aku Membunuhnya Demi Allah Tapi Tuhan Mengangkatnya Untuk Memaafkanku'"