Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saifuddin Ibrahim Mendoakan Putranya, Saddam Husein


Saddam Husein merupakan anak kedua dari Saifuddin Ibrahim. Walaupun ayahnya telah meninggalkan keyakinan lamanya dan telah menjadi seorang murtadin. Saddam Husein masih tetap pada pendiriannya menjadi seorang muslim.

Saifuddin menceritakan tentang bagaimana dirinya dirayu pejabat negara untuk mengucapkan dua kalimat syahadat lagi tapi ia tetap menolak. Sekali Yesus tetaplah Yesus. Ia mengaku menjadi kristen bukanlah keinginannya, tetapi Pencipta langit dan bumilah yang membuat dirinya masuk kristen. Dan ia tidak bisa mengubah apa yang ditentukan untuknya. Semua yang terjadi adalah kemurahan hati Yesus.

Pada sebuah kesempatan, Saddam Husein datang berkunjung ke rumah ayahnya, Saifuddin Ibrahim.

Saifuddin menjelaskan betapa gembiranya seorang ayah bertemu anaknya. Sama seperti suatu kisah tentang kegembiraan seorang ayah bertemu anaknya kembali. 


“Anakku yang hilang telah datang kembali. Anakku yang mati telah hidup kembali.” Seorang ayah memerintahkan kepada seluruh anak buahnya untuk mengadakan pesta besar. Anak bungsu itu diberikan jubah, cincin, dan sepatu yang baru. 

Jubah sebagai bentuk perlindungan, si bungsu diberi perlindungan yang kuat dan baru oleh ayahnya dengan harapan ke depannya dia bisa melindungi diri sendiri dan orang yang dicintainya. Cincin sebagai simbol materi, berkat yang melimpah semoga dicurahkan kepada si bungsu terlebih karena ia telah kembali. Sepatu sebagai kemuliaan hidup, dengan harapan si anak mendapat kemuliaan hingga akhir hayatnya. 

Itu sebagai kebanggaan ayah. Bangganya Bapak akan pertobatan seseorang. 

Tiba-tiba si sulung protes. Bagaimana si bungsu mendapat banyak hadiah dan pesta sedangkan ia tidak mendapat apa-apa. Ayah dengan bijaksana menjawab “Anakku, engkau adalah aku. Apa yang aku miliki adalah milik engkau. Pantaslah merayakan pesta dan hadiah karena adik baru kembali.” Kasih ayah kepada anaknya sama seperti kasih Tuhan kepada manusia. Tanpa pamrih dan tanpa menuntut kembali.

Saifuddin berkata kepada anaknya, Saddam Husein, “Kita tunjukkan hidup toleransi itu bukan masalah agama tapi lifestyle untuk masa depan.” Walau berbeda keyakinan namun tetap keluarga.


Pada kesempatan ini, Saifudin juga berdoa untuk Saddam dan anak-anaknya yang lain, dan menyerahkannya ke dalam tangan rencana Tuhan. Saifuddin yakin bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah dan terbaik untuk mereka.

Tonton video kunjungan Saddam Husein ke rumah Ayahnya, Saifudin Ibrahim di bawah ini:


(Sumber: YouTube | Saifuddin Ibrahim)

Posting Komentar untuk "Saifuddin Ibrahim Mendoakan Putranya, Saddam Husein"