Keturunan Habib Juara Baca Al-Quran (MTQ), Terima Yesus - Siti Fadilah
Siti Fadilah lahir sebagai muslim. Saat berumur 5 tahun ia telah khatam alquran. Ia juga pernah menjuarai lomba MTQ. Siti dididik ketat dengan keagamaan sejak ia masih belia.
Dalam kesaksiannya, ia menceritakan tentang dirinya yang dekat dengan keagamaan sejak ia masih belia hingga melihat Tuhan Yesus sebagai kebenaran dan Tuhan yang sesungguhnya yang bisa menyelamatkan.
Siti merupakan keturunan habib. Sejak kecil ia sekolah di pesantren. Ia sangat menghormati agama sebelumnya dan kental dengan ajarannya. Bahkan ia lebih taat pada agama dibandingkan saudara-saudaranya. Ia pun mendapat keistimewaan karena mendapat kelebihan bisa khatam alquran di usianya yang kelima tahun.
Siti dulu memakai cadar. Didikan pesantren yang ketat membuat ia menjalani ajaran agamanya dengan memakai cadar.
Saat berkuliah, ia mengambil dua fakultas sekaligus, perbandingan agama dan sastra Arab. Dari situlah ia mengenal Tuhan. "Saya menemukan sesuatu yang tersembunyi," katanya.
Dulu menurut pengakuannya, ia membaca kitab agama sebelumnya ala kadarnya tanpa memahami isinya. Pada surat Az-zhukruf:61, ia merasa bahwa Isa sejajar dengan Allah.
Pada tahun 1997, ia keluar tepat di semester lima studinya karena merasa tidak kuat akan kebenaran yang didapatinya kala itu. Ia pun melepas cadar dan mulai ragu akan kepercayaannya.
Siti menikah dan berkeluarga dan pindah ke Solo. Sayangnya, anak pertamanya mengidap autis. Itu merupakan pukulan yang besar baginya. Namun, ia percaya bahwa Tuhan benar-benar ada saat itu. Anak pertamanya lahir premature enam bulan di kandungan. Secara medis, ia dapat bertahan hanya selama 3 bulan. Siti banyak membacakan ayat-ayat suci yang terdapat pada kitab agamanya terdahulu, tetapi hasilnya nihil. Bayinya malah turun satu ons dalam jangka waktu satu bulan. Ia merasa putus asa.
Berkenalanlah Siti dengan seorang pendeta. Ia menceritakan segalanya kepada pendeta tentang anaknya. Pendeta itu mendoakan dengan agamanya. "Semoga anak ibu dipulihkan," ucapnya. Pendeta itu berdoa, Siti yang mengaminkan.
Awalnya bayi tersebut tidak bisa menangis atau pun bergerak, ia hanya mampu bernapas. Namun, atas mukjizat Tuhan, sekitar 35 menit setelah didoakan Pendeta, bayi tersebut menangis dengan kencang dan dapat bergerak seperti bayi normal lainnya. Itu merupakan keajaiban luar biasa, tetapi Siti berpikir itu hanyalah kebetulan. Siti pun bertekad untuk mempelajari terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan nyata di hidupnya.
Pada tahun 2009, akhirnya Siti memutuskan mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadinya. "Tidak segampang itu mengubah dua kalimat syahadat dan menjadi Kristen." Jadi murtadin itu tidak mudah tetapi ia sudah bulad untuk berada di jalan yang dipercayainya.
Tonton video kesaksian Siti Fadillah di bawah ini:
(Sumber: YouTube | Yusuf Manubulu)
Manusia hanya mengirai jalan TUHAN yang menentukan.
BalasHapus