Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesaksian Safia, Gadis Arab dari Kuwait Masuk Kristen Setelah Berjumpa dengan Yesus

"Hari itu, saya meninggalkan Islam dan menjadi pengikut Yesus. Dan saya sangat bergairah ketika melihat saya telah menjadi pengikut Yesus. Selama bertahun-tahun dan hidup saya telah diubahkan, Ia telah membebaskan saya, Ia memberikan saya hidup yang berpengharapan dan masa depan di dalam Dia, dan saya merasakan bahagia dan sukacita."

Seorang gadis Arab dari Kuwait bersaksi bahwa dia meninggalkan Islam dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat setelah mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus.

Berikut adalah kesaksiannya yang luar biasa


Namaku adalah Safia. Saya lahir dan dibesarkan di sebuah negara kecil di Timur Tengah bernama Kuwait. Saya besar di depan sebuah Mesjid, dimana saya biasa mendengar panggilan Sholat 5x sehari. Tumbuh besar di kalangan perumahan Muslim, tertanam dalam pemikiran saya dan keluarga bahwa kami menyembah Tuhan Sang Pencipta....Allah....mengikuti ajaran Nabi Muhammad dan mendedikasikan hidup kami pada 5 pilar Islam (5 rukun Islam).

Sejak usia 6 tahun, saya memakai Jilbab setengah tertutup dan ketika keluar ke tempat umum, saya tidak diijinkan pergi sendirian. Ketika saya keluar bersama Ibu dan Bibi saya, saya harus pakai 'Abayah', ini adalah penutup tradisional di negara saya dan kebudayaan saya.

Pada usia 8 tahun, keluarga saya memutuskan untuk pergi ibadah ke Saudi Arabia, dan kami pergi ke kota Mekkah untuk menunaikan Ibadah Haji. Setelah selesai Ibadah Haji, kami pergi ke arah utara, kota Madinah. Pada saat perjalanan ke sana, tiba-tiba ada sekumpulan orang, dan saya bersama dengan Ayah saya, dan saya memegang tangannya. Di tengah kerumunan, ada seorang wanita Arab berpakaian seperti ini, kau tidak bisa lihat wajahnya, tangannya atau kakinya, dia duduk di atas kotak kayu yang terikat. Di sampingnya, ada seorang pria Arab berpakaian tradisonal Arabik. Dia melakukan doa tradisional Islamik di lantai, lalu dia berdiri dari lantai dan mengeluarkan pedang panjang keemasan dari sisinya lalu dia memenggal kepala wanita tadi.

Ketika saya melihat hal ini di usia saya 8 tahun, saya gemetar ketakutan dengan ketakutan yang amat sangat melanda saya dengan banyak orang di sana bersorak nyaring Allahu Akbar....Allahu Akbar....Allahu Akbar, 3x yang berarti Allah Maha Besar. Dan para wanita berteriak menangis, saya tarik lengan Ayah saya, dan bertanya....Apa yang terjadi? Ayah saya berkata, kami berusaha mendidikmu di tanah rumah Islam. Kamu simak dan pahami pengajaran ini, sebagai panduan hidupmu. Hidup dan mati sebagai Muslim yang baik. Jika tidak, maka hal ini yang akan terjadi padamu suatu saat nanti. Lalu, kami pergi ke Madinah untuk melanjutkan kewajiban ritual agama, di Mesjid sana, lalu kami pulang ke Kuwait.

Keluarga saya menempatkan saya dan saudara laki-laki saya di sekolah Islam. Dari sinilah, saya belajar mendalam mengenai ajaran Quran dan Hadist. Setiap kali berdoa, saya akan mengangkat tangan seperti ini dan saya menengadah ke atas, menangis meminta tolong kepada Allah. Salah satu pokok doa terpenting yang selalu saya minta adalah Allah, tolong buat Ayah saya berhenti memukuli Ibu saya. Allah, tolong buat Ayah berhenti memukuli saya. Tidak ada pertolongan sebagai jawaban doa saya.


Saya juga bertanya, Allah, jika saya meninggal, akankah saya masuk surga? Karna, saya berusaha untuk menjadi Muslim yang baik. Saya berusaha semampu saya untuk menjadi Muslim yang baik. Tapi, tidak ada jaminan untuk saya masuk Surga. Saya ingin berada di hadirat Allah ketika saya mati.

Pada tahun 1990, keluarga saya pergi ke USA untuk berkunjung. Apa yang saya tahu tentang Amerika adalah apa yang saya lihat di TV. Kamu tahu, Amerika adalah negara Kristiani bagi kami di negara Muslim. Ketika kami datang ke Amerika, kami hanya berkunjung. Tapi, kami terbangun di tengah malam ketika kami mendengar tentara Saddam Husein menginvasi negara kecil, Kuwait di Timur Tengah. Banyak kerusakan besar terjadi dalam waktu yang singkat. Negara kami, ketika kami melihat di TV, porak poranda, ladang minyak terbakar, rumah-rumah hancur, beberapa keluarga dibunuh, rumah kami hancur. Kami harus tetap tinggal di Amerika. Sekarang, kami tinggal di tempat yang asing, dengan kebudayaan yang asing, dan agama yang berbeda. Saya tidak tahu apakah ada orang seperti saya (memakai burqa), yang makan makanan yang sama seperti yang saya makan atau berpakaian seperti saya atau berbicara bahasa yang sama. Hidup saya dengan Allah dan Islam sangat jauh. Hubungan saya dan keluarga adalah cinta yang bersyarat. Tapi, satu-satunya orang yang saya kasihi di dalam hidup saya, nenek saya meninggal.

Dalam agama Islam, ketika seseorang meninggal, tidak ada jaminan mereka akan masuk surga dan akan hidup yang kekal, saya tahu hal ini dan saya masih berdoa kepada Allah dengan berlinang air mata supaya Allah merahmati jiwa nenek saya. Ketika saya berangkat kerja, setelah pemakaman, ada seorang wanita menghampiri saya dan dia tahu bahwa nenek saya baru saja meninggal. Dia merangkul saya dan memeluk saya. Kamu tahu, pelukan ini memberikan saya kedamaian. Sebuah kedamaian yang belum pernah saya rasakan sebelumnya....

Lalu, dia bertanya kepada saya, maukah kamu pergi ke Gereja dengan saya? Lagi, saya sudah tinggal di Amerika selama 8,5 tahun sebagai seorang Muslim. Saya sering melewati banyak Gereja, ini adalah 1 kali saya diundang pergi ke Gereja Kristen yang besar. Ketika saya masuk Gereja tersebut, mereka melihat seorang wanita Muslim. Jemaat Gereja melihat saya, dan datang menghampiri saya...Mereka menatap mata saya, dan berkata 'Haiiii'....Siapa namamu? Kamu berasal darimana? Ceritakan tentang keluargamu! Mereka antusias kepada saya dan mereka bilang, 'Kami sangat bahagia kamu datang kemari! Terimakasih sudah datang kemari!

Hari itu, dari orang-orang ini, saya merasakan Kasih Roh Sukacita dan perasaan diterima serta pengampunan. Itu perasaan Roh yang belum pernah saya rasakan dalam hidup saya sebelumnya....
Sebaliknya, roh penghakiman dalam Mesjid yang saya rasakan. Sebagai seorang Muslim, adalah kewajiban untuk berdoa di Mesjid, dan berharap Allah akan menjawab doa kita. Berharap doanya dapat diterima di mata Allah. Tapi, orang-orang ini menerima saya apa adanya, saya merasa dikasihi oleh orang-orang ini. Itulah pertama kali saya mendengar Firman Tuhan di Alkitab dari seorang Pendeta, dari Kitab Nabi Yesaya 61:1. Pendeta tersebut bilang ini adalah nubuatan tentang Yesus dan dia mulai membacakan, "Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengasara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan,....." dan dalam Injil Lukas 4:16-21, ketika Yesus berada di dalam rumah ibadat, Ia membacakan nas dari Kitab Nabi Yesaya dan berkata, "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."

Ini pertama kali saya mendengar bahwa Yesus datang ke dunia ini, untuk menghibur mereka yang remuk hatinya dan membebaskan tawanan. Itulah keadaan saya dalam agama saya, bahkan lebih parah lagi.... saya ingin mengenal Allah Sang Khalik, saya ingin mengenal Allah yang pengasih dan pengampun. Setelahnya, wanita itu memberikan saya Alkitab sebagai hadiah dan saya mulai sendiri membaca Alkitab. Saya rahasiakan dari orang tua saya, saya sembunyikan di bawah kasur. 


Ketika saya membaca Kitab Keluaran, bagaimana Tuhan memakai Musa untuk menyelamatkan dan membebaskan anak-anak Israel (keturunan Yakub) dan melakukan mujizat serta membawa mereka ke Tanah Perjanjian. Allah menyediakan makanan dan minuman bagi mereka di padang pasir. Saya berasal dari daerah padang pasir, tidak ada makanan dan minuman di sana, tapi Tuhan menyediakan semuanya bagi mereka karena Tuhan mengasihi mereka, Ia menyebut mereka umat pilihan dan Bani Israel detak jantungNya. Saya mulai menyadari, saya membenci orang-orang yang dikasihi Tuhan, begitu bencinya.... Saya berlutut dan berkata... 'Tuhan, ampunilah saya, saya telah membenci umatMu. Saya mau mengasihi umatMu. Semenjak saat itu, saya semakin tekun membaca Alkitab dan pergi ke Gereja secara sembunyi-sembunyi. Dan sekelompok perempuan menjelaskan Alkitab kepada saya. Sesuatu mulai terjadi dalam hidup saya, hati saya mulai diubahkan. Penutup muka jatuh dari wajah saya. Saya mengasihi semua orang, saya mengalami sukacita dan kebahagiaan lagi. 

Tibalah hari Senin, hari dimana saya akan dibaptis. Saya menyadari bahwa keputusan yang akan saya ambil adalah sangat penting dan bersifat kekal. Tapi, Yesus Adalah satu-satunya Tuhan bagi saya yang peduli, mengasihi, mengampuni, dan Maha memberi. Rela memberikan nyawaNya sehingga saya memiliki hidup untuk mengikutiNya, Allah Sang Pencipta. Anda tahu, saya sangat putus asa untuk mengenal Allah yang hidup, seumur hidup saya. Yang bisa membuat saya rela meninggalkan hidup keIslaman saya, demi mengikut Dia dan menemukan hidup baru mengikut Yesus sebagai Juru Selamat. 

Hari itu, saya meninggalkan Islam dan menjadi pengikut Yesus. Dan saya sangat bergairah ketika melihat saya telah menjadi pengikut Yesus. Selama bertahun-tahun dan hidup saya telah diubahkan, Ia telah membebaskan saya, Ia memberikan saya hidup yang berpengharapan dan masa depan di dalam Dia, dan saya merasakan bahagia dan sukacita. Dan saya cinta untuk melayani Tuhan saya. Saya ingin menyampaikan ke seluruh dunia, bahwa Tuhan datang, 2000 tahun yang lalu untuk memberikan harapan dan masa depan dan menyembuhkan mereka dan membawa mereka kepada kerajaanNya.  AMIN !

Tonton video kesaksian Safia di bawah ini:


(Sumber: YouTube | Kanurru)

1 komentar untuk "Kesaksian Safia, Gadis Arab dari Kuwait Masuk Kristen Setelah Berjumpa dengan Yesus"