Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Irak Resmikan Natal Sebagai Hari Libur Nasional Tahunan, Membawa Harapan Bagi Pengungsi Kristen

Natal di Irak

Meskipun jumlah umat Kristen di negara itu berkurang, parlemen Irak dengan suara bulat mengesahkan undang-undang untuk menjadikan Natal sebagai "hari libur nasional, dengan frekuensi tahunan," menurut Christianity Today.

Deklarasi tersebut adalah yang pertama dari jenisnya yang memungkinkan orang Kristen merayakan liburan setiap tahun. Pada tahun 2008, parlemen setuju bahwa Natal bisa menjadi "hari libur satu kali"; sepuluh tahun kemudian, pemerintah mengizinkan Natal untuk semua warga negara. Tetapi para pemimpin tidak pernah memperbarui hukum setiap tahun.

"Hari ini Natal benar-benar merupakan perayaan bagi semua orang Irak," kata Basilio Yaldo, uskup di Gereja Katolik Khaldea Baghdad. "Ini adalah pesan yang sangat berharga dan berpengharapan."



Meski para pemimpin agama bersukacita mendengar berita itu, mereka terus mengungkapkan kepedulian terhadap rakyatnya.

"Deklarasi itu sangat indah, namun sudah sangat terlambat," kata Ashur Eskrya, presiden Assyrian Aid Society-Irak. "Tapi masalah kita bukanlah pada hari libur, ini pada situasi rakyat kita."

Para ahli memperkirakan hanya 250.000 orang Kristen yang tersisa di negara yang retak itu. Sebelum invasi AS dan pemberontakan ISIS, hampir 1,4 juta orang Kristen tinggal di Irak.

Orang Irak jarang merayakan hari libur nasional. Bangsa ini tidak memperingati kemerdekaannya dari Inggris Raya karena bertepatan dengan hari berkabung untuk pemberontak Kurdi yang bekerja melawan Saddam Hussein. Dan, beberapa politisi Irak menganggap penggulingan Hussein terlalu memecah belah untuk dirayakan.

Tetapi Ara Badalian, pendeta dari Gereja Baptis Nasional di Baghdad, percaya undang-undang Natal yang baru akan membawa harapan dan pemulihan bagi populasi kecil Kristen.

Baca juga: Gereja Bersejarah Irak yang Dihancurkan ISIS Mulai Dibangun Kembali



"Saya berharap ini akan dibarengi dengan membantu minoritas kecil umat Kristen untuk tetap tinggal di Irak," katanya. "[Pemerintah] harus membangun kembali rumah mereka yang rusak, dan memberi mereka perlindungan."

Yang juga memperkuat harapan adalah perdana menteri baru, Mustafa al-Kadhimi, yang mengatakan kepada Kardinal Louis Raphael Sako bahwa dia akan mengawasi kembalinya para pengungsi Kristen. 

Paus Francis juga mengumumkan awal bulan ini niatnya untuk mengunjungi "dataran Ur, terkait dengan memori Abraham" di Irak.

Baca juga: Pesan Natal Dari Umat Kristen Korea Utara

(Sumber: Christianheadlines)

Posting Komentar untuk "Irak Resmikan Natal Sebagai Hari Libur Nasional Tahunan, Membawa Harapan Bagi Pengungsi Kristen"