Kesaksian Ria – Grup Vokal Warna
Victoria Margaretha atau akrab disapa dengan nama Ria, adalah salah seorang anggota grup vokal yang mengisi industri musik Indonesia di era 90an. Grup ini beranggotakan 5 orang dan menyebut diri mereka, 'Warna'.
"Rasanya digemari banyak orang, wah gila, apa yang dulu gue kayak impikan, gue suka khayal-khayalin, terus kejadian semua. Bolak-balik masuk TV, udah kayak absen, saking demand kita itu begitu tinggi, kita sampe bener-benar deh kayak hampir gak ada liburnya waktu itu, saking populernya Warna waktu itu. pastinya ada kebanggaan, tetapi juga banyak kesombongan di saat itu juga," ujar Ria.
Meski Ria adalah anggota termuda, ia justru adalah orang yang paling suka mengatur. Segalanya harus berada di bawah kontrolnya. Ria memiliki ambisi untuk membawa Warna go international.
Sikap bossy-nya ternyata menular hingga ke rumah. Kalau sudah emosinya meledak maka tidak ada yang bisa mampu meredakannya. Orangtua termasuk mama seringkali adalah sasaran kemarahannya. Ketenaran sungguh menggelapkan mata Ria. Uang banyak yang dimiliki tidak dikelola dengan baik. "Pas ada duit, ayo makan, jalan, ayo ke mall, ayo ke mana. Ya habisnya gak jelas," ungkap Ria.
Tahun 2005 salah seorang personel bernama Nina keluar. Ria mulai pesimis dan merasa semua angan-angannya tidak akan terwujud. Berbulan-bulan tidak ada panggilan untuk Warna. Kondisi perekonomiannya pun menurun. Ia harus jual mobil untuk bayar hutang-hutang. Tidak jarang Ria mengalami mimpi buruk hingga tidak bisa tidur. Kepercayaan dirinya menurun, kondisi tubuh menurun, hingga Ria jatuh sakit. Awalnya hanya batuk, namun lama kelamaan suaranya hilang.
"Panik banget ya. Akhirnya aku datang ke dokter, ke dokter terbaik di Jakarta, ke klinik THT yang ter-ini, terus katanya cuma radang, dikasih obat,” kata Ria. Dua minggu Ria minum obat, namun keadaan ternyata tidak kunjung baik. Suaranya masih hilang. Ia pun akhirnya memutuskan untuk berobat ke dokter lain, namun kondisinya tetap tidak membaik.
"Bayangin coba, seorang penyanyi, ngomong aja gak bisa. Bisik-bisik aja gak bisa, gak ada keluar suaranya. Itu bener-bener saya stress banget. Saya sedih banget, saya down banget. Udah jatuh tertimpa tangga terus ditindih sama raksasa," ungkap Ria. Namun, bersyukur bagi Ria karena di saat-saat itu ia punya komunitas yang sehat, yang menguatkan dan bahkan setia berdoa untuknya.
Baca juga: Kesaksian Artis Nafa Urbach, Memilih Yesus: "Tuhanku Lebih Besar Dari Masalahku"
Karena tidak ada kemajuan, orangtua pun mendorong Ria untuk berobat ke luar negeri. Kemudian setelah diperiksa diketahui bahwa ada tumor di sekitar lehernya. Mendengarnya Ria sangat marah sekali, "Aku makan dari sini, kenapa itu yang malah Tuhan mau ambil?," tutur Ria.
Di tengah pengobatan yang dilakukan, Ria pun kembali membangun hubungan intim sama Tuhan. Hari demi hari diisinya dengan doa dan membaca Alkitab. Kemudian, ada satu momen ketika Roh Kudus berbicara lewat saat teduh Ria, ada bisikan di hati nuraninya, "Selama ini, itulah yang kamu hargain, suara kamu, dan itu kan milik Aku. Kalau Aku mau ambil, terserah Aku. Bukankah Aku harusnya cukup buat kamu? Nah kata-kata itu, bukankah Kristus seharusnya is enough for you?," kata Ria.
Momen itu sungguh menyentuh hati Ria. Pengorbanan Yesus bukan lagi sekedar pengetahuan baginya, tetapi itu sungguh menyerap sampai ke dalam dirinya. Ria yang waktu itu masih dalam keadaan sakit dan berada di Indonesia mengambil sebuah kertas dan pulpen. Dengan penuh keharuan, ia menulis pesan permintaan maaf kepada ayah dan juga ibunya.
Di balik badai, selalu ada pelangi yang indah. 6 bulan kemudian Ria pun balik lagi ke Singapura dan ketika diperiksa, ajaib tumor yang ada di tubuhnya hilang, benar-benar bersih. Dokter pun terheran-heran melihat keajaiban itu.
"…dari situlah saya tahu Tuhan hanya trial, give me trial to be even more faithful kepada Dia,"
Baca juga: Kesaksian Terbaru Ovi Sovianti 'Duo Serigala': "Ada Kasih Yesus di Rumah Tangga Kami"
Setelah kesembuhan yang dialami, pasang surut yang dialami, Ria mendapat satu hikmat tentang Tuhan. Satu tahun kemudian dari kesembuhannya, Ria pun memutuskan untuk melayani Tuhan sepenuh waktu.
"Pelajaran penting yang aku belajar semua yang aku lewatin di dalam hidupku adalah saya tenar, saya punya uang, masih muda, saya punya prestasi, tetapi saya tidak punya hubungan sama Tuhan dan itu sia-sia," pungkas Ria.
Baca juga: Kesaksian Melaney Ricardo tentang Mengikut Yesus: 'Jalani Hidup Bersama Tuhan'
(Sumber: kesaksian.org)
Praise the Lord
BalasHapus