Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kaum Liberal Terus Menyerang Kebebasan Beragama


Amandemen Pertama Konstitusi A.S. menyatakan hak yang tidak dapat dicabut dari setiap orang Amerika untuk berkumpul secara damai dalam ibadah keagamaan. Selama berabad-abad, pengadilan telah menggunakan Amandemen Pertama untuk menetapkan sejarah preseden hukum yang melindungi hak atas kebebasan beragama. Tetapi tahun 2020 penuh dengan kejutan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Salah satunya adalah tindakan melanggar hukum kaum liberal dalam pemerintahan untuk membatasi kebebasan beragama.

Pada 28 Agustus, Departemen Pekerjaan Umum County of Los Angeles mengeluarkan pemberitahuan kepada Grace Community Church yang memberi tahu Pastor John MacArthur bahwa sewa gerejanya akan dihentikan, efektif 1 Oktober. Hal ini dikarenakan sedang berlangsungnya ‘peperangan hukum’ antara Gereja Komunitas Grace dan pejabat daerah Los Angeles atas peraturan jarak sosial yang membatasi kabupaten itu. Pendeta John MacArthur bahkan menghadapi ancaman penangkapan, jika melakukan protes.

Pesan yang dikirim kepada John MacArthur jelas bertuliskan: Patuhi Demokrat yang berkuasa, apa pun yang terjadi, atau keluarlah. Grace Community Church telah menyewa bangunan tersebut selama 45 tahun dan tidak pernah melanggar hukum. Hal ini tidak hanya terjadi pada Grace Community Church, namun di seluruh negeri, gereja-gereja Kristen dikecam karena membela kebebasan beribadah mereka. 


Baru bulan ini, Gereja Baptis Lembah Utara di Santa Clara didenda $10.000 karena mengadakan kebaktian pagi dan malam. Di Florida, Pendeta Rodney Howard-Browne dari Gereja Riverside di Tampa Bay ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara karena mengadakan kebaktian Minggu.

Dalih hukum yang digunakan untuk membenarkan serangan agresif terhadap kebebasan beragama ini selalu sama: COVID-19 terlalu berbahaya untuk memungkinkan pertemuan sosial. Tapi hal sama tidak diterapkan pada pertemuan non-agama. Nevada mungkin adalah contoh paling mengejutkan dari kemunafikan liberal ini. Gubernur Demokrat Nevada, Steve Sisolak merancang peraturan jarak sosial yang melarang pertemuan gereja secara langsung dengan lebih dari 50 orang, tetapi mengizinkan perjudian kasino dalam ruangan yang berjarak secara sosial dan makan di restoran dengan kapasitas 50% dari kapasitas gedung. 

Sebuah kelompok yang disebut Evangelicals for Trump memutuskan untuk menyelenggarakan layanan keagamaan yang sepenuhnya patuh dan berjarak secara sosial di dalam salah satu kasino di Nevada, sebagai bentuk ketidak setujuan dengan peraturan yang berlaku. Gubernur Sisolak kemudian mendenda kasino $250.

Perilaku kaum liberal lebih dari sekadar penghinaan terhadap kesopanan umum, namun juga ancaman nyata bagi kebebasan dan bahaya bagi perkembangan agama di Amerika. Menurut beberapa perkiraan, sekitar seperlima dari gereja-gereja AS akan terpaksa ditutup. 

(Sumber: Christianpost)

Posting Komentar untuk "Kaum Liberal Terus Menyerang Kebebasan Beragama"