Para Ekstremis Hindu di India dengan Kejam Menyerang Umat Kristen Saat Mereka Berdoa
Kaum radikal Hindu secara brutal menyerang umat Kristen tanpa alasan lain selain karena keyakinan mereka.
International Christian Concern melaporkan bahwa empat wanita Kristen disergap oleh kelompok nasionalis Hindu radikal ketika mereka berkumpul untuk berdoa bersama di desa Sarurpur di India.
Massa tersebut melukai keempat wanita itu dengan parah, ditambah istri dan putri seorang pendeta yang berada di dalam rumah selama serangan itu.
Luka tersebut berkisar dari patah tulang kaki hingga cedera kepala yang serius.
Sebuah laporan polisi diajukan terhadap kelompok radikal tersebut, tetapi tidak ada tindakan yang diambil oleh polisi terhadap para pelanggar.
Seorang pendeta Pantekosta dan keluarganya baru-baru ini diserang oleh kelompok radikal saat mereka sedang berdoa di dalam rumah mereka yang terletak di Faridabad, India.
Istri Pendeta Rajesh Gupta dibawa ke rumah sakit karena patah tangan dan kakinya.
Bulan lalu, Pastor Balwinder "Bagicha" Bhatti ditemukan tewas di dekat sebuah jalan di Ferozpur (Punjab). Pendeta Protestan itu disergap, dipukuli, dan dilukai dengan parah di bagian belakang kepala dengan senjata tajam.
Dan pada bulan Juni, para kelompok radikal Hindu menggerebek fasilitas pendidikan milik Gereja Grace Assembly of God di Faridabad. Para penyerang menempatkan sebuah patung dewa Hindu di dalam dan terus menduduki properti tersebut.
Umat Hindu tetap di sana dan terus berdoa di hadapan dewa Hindu yang berkepala monyet, lapor UCA News.
Baca juga: 'Menderita Demi Injil': Umat Hindu Radikal di India Secara Brutal Memukuli Pendeta Selama 2 Jam
"Mereka tidak memindahkan berhala tersebut atau mengosongkan properti gereja bahkan setelah empat hari," kata Minakshi Singh dari Unity in Christ, satu wujud dari gereja Protestan.
Dia mengatakan "para penyusup terus berlanjut bahkan sampai sekarang," percaya bahwa polisi mendukung para radikal Hindu. "Kami akan melakukan tindakan hukum lebih lanjut jika polisi gagal membersihkan properti tersebut," tambah Singh.
Komunitas orang percaya menyerukan keadilan untuk ditegakkan dan kekerasan terhadap orang Kristen dihentikan.
Sajan K. George, presiden Global Council of Indian Christians (GCIC) mengatakan kepada Asia News bahwa umat Kristen India tidak diberi kebebasan untuk berdoa. Dia menjelaskan bahwa "Tidak semua orang menikmati kebebasan beribadah, bahkan dalam privasi rumah mereka. Tidak semua orang menikmati hak istimewa yang sama."
Baca juga: 'Jangan Pernah Lepaskan Imanmu Pada Yesus', Pria Kristen India Memberitahu Istrinya Sebelum Massa Hindu Membunuhnya
"Selain pandemi virus korona, dan dampak sosial ekonomi, umat beriman hidup dalam ketakutan diserang karena menyebarkan firman Kristus," tambah George.
(Sumber: CBN News)
Kiranya Umat Kristiani di India Tetap Dikuatkan ..semakin di hambat semakin merambat. Sebaliknya yg menganiaya kiranya menemukan Jalan KebenaranNYA.
BalasHapus