Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesaksian Rahib Budha Myanmar Masuk Kristen Setelah Melihat Neraka

Kesaksian Budha Masuk Kristen Setelah Melihat Neraka

Athet Pyan Shinthaw Paulu, atau yang biasa dipanggil Thitphin lahir dan besar di Myanmar. Ia dilahirkan tahun 1958 di kota Bogale, di daerah delta Irrawaddy Myanmar selatan (dahulu Burma). Orang tuanya penganut agama Budha yang taat seperti kebanyakan orang di Myanmar.

Pada umur 13 tahun Thitpin keluar sekolah dan mulai bekerja di perahu nelayan, di beberapa sungai besar dan kecil di daerah Irrawaddy. Pada umur 16 Thitpin dipercaya untuk memimpin perahunya sendiri. Saat itu ia tinggal di utara pulau Mainmahlagyon, yang berjarak kira-kira 100 mil barat daya dari Yangoon (Rangoon) ibu kota negara. Di suatu hari saat Thitpin berumur 17 tahun, ia dan anak buah perahunya berhasil menangkap banyak sekali ikan dalam jala yang mereka bawa. Saking banyaknya ikan membuat seekor buaya besar tertarik perhatiannya. Buaya itu mengikuti, dan mencoba menyerang mereka, dan tentunya membuat mereka jadi ketakutan dan panik.


Beruntungnya tidak ada korban dan hal serius yang terjadi. Walaupun demikian kejadian ini mempengaruhi kehidupan Thitpin. Ia berhenti menangkap ikan. Perahu kecil yang hancur karena serangan buaya pun tenggelam. Malam itu mereka pulang ke kampung naik perahu tumpangan.

Pada umur 18 Thitpin dikirim ke sebuah biara untuk menjadi Rahib muda. Kebanyakan orang tua di Myanmar berusaha mengirimkan anak laki-laki mereka ke biara Buddha, ini merupakan suatu kehormatan mempunyai anak laki-laki melayani dengan cara ini. Adat ini sudah ada hingga ratusan tahun.

Seorang murid yang bersemangat

Saat Thitpin mencapai umur 19 tahun (1977)  ia berhasil menjadi Rahib. Rahib atasannya di biara itu memberi ia sebuah nama Budha baru. Yang mana hal tersebut merupakan sebuah adat atau kebiasaan, karena pada waktu menjadi Rahib mereka tidak lagi menggunakan nama yang diberikan orang tua.

Rahib kepala di Biara tempat Thitpin tinggal adalah Rahib yang sangat terkenal di seluruh Myanmar pada waktu itu. Setiap orang tahu siapa dia, beliau sangat dihargai oleh orang-orang dan disegani sebagai guru besar. Namun beliau meninggal karena kecelakaan mobil yang terjadi tahun 1983.

Saat Thitpin sudah 6 tahun jadi Rahib, ia berusaha jadi Rahib terbaik dan mengikuti semua ajaran Budha. Pada suatu tingkat tertentu ia pun pindah tinggal di sebuah kuburan dan bermeditasi secara berkala. Ini hal yang selalu dilakukan Rahib yang sunguh-sungguh berpegang pada kebenaran Buddha. Beberapa bahkan pindah ke hutan dimana mereka hidup menyangkal diri dan miskin.

Baca juga: Saya Penganut Buddha, Hidup Dalam Kegelapan Selama Lebih Dari 30 Tahun, Tetapi Yesus Kristus Menyelamatkan Saya


Di kuburan Thitpin berusaha untuk mencapai kadamaian batin dan sadar diri "sampai sampai bila ada nyamuk hinggap di tangan, saya membiarkannya menggigit tangan saya dari pada mengusirnya."

Bertahun-tahun ia berusaha untuk jadi Rahib terbaik dan tidak menyakiti mahluk hidup.

Kehidupan Thitpin sebagai Rahib berjalan terus sampai suatu hari ia menderita sakit keras. Waktu itu ia dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Setelah dokter melakukan beberapa pengecekan, hasilnya adalah Thitpin  terjangkit penyakit kuning dan malaria bersamaan.

Sesudah sebulan di rumah sakit kondisinya tidak juga baik, dokter pun bilang sudah tidak ada lagi harapan sembuh.

Penglihatan Yang Mengubah Hidup Saya Selamanya

Thitpin dikeluarkan dari rumah sakit, tinggal dan dirawat oleh Rahib lain. Semakin hari makin lemah dan makin susut, badannya membusuk, dan akhrinya jantung Thitpin berhenti berdenyut. Acara kremasi pun disiapkan, ini adalah tata cara pemurnian agama Budha.

"Walaupun tubuh saya mati tapi saya ingat dan sadar dalam fikiran dan roh saya. Saya ada dalam badai besar. Angin kencang meniup seluruh daratan semua pohon tumbang, saya berjalan sangat cepat di jalan itu. Tak ada orang lain, hanya saya sendiri, saya menyeberang sebuah sungai dan saya lihat ada danau api di seberang sungai itu. Dalam agama Budha kami tidak ada gambaran tempat seperti ini. Saya bingung sampai saya lihat Yama, raja neraka (dalam kebudayaan Asia) muka dan badannya seperti singa, tetapi kakinya seperti seekor naga, ada tanduk di kepalanya. Wajahnya sangat mengerikan."

Danau Api yang Mengerikan

Thitpin melihat ke danau api itu, ia melihat jubah warna kunyit yang biasa dipakai rahib Budha di Myanmar. "Saya memandang dan melihat kepala gundul seorang laki-laki. Waktu saya lihat wajah orang itu saya mengenalinya sebagai Rahib terkenal yang mati kecelakaan mobil tahun 1983. Raja neraka itu tiba-tiba berkata "dia seorang guru yang baik, tetapi dia tidak percaya pada Yesus Kristus… Itulah sebabnya dia ada di neraka."

Baca juga: 23.000 Warga Kamboja Mendengar Injil, Lebih dari 1.300 Menyerahkan Hidup Kepada Kristus di Festival Franklin Graham


Thitpin juga melihat orang lain yang ada di dalam api itu, laki-laki memakai seragam tentara. Dia terluka di dada-nya. Ia mengenalinya sebagai Aung San pemimpin revolusi Myanmar yang menyiksa dan membunuh orang Kristen.

"Saya amati dan melihat orang lain, sangat tinggi, menyandang pedang dan perisai ada luka di dahinya. Orang ini lebih tinggi dari siapapun yang pernah saya lihat. Dia enam kali panjang jarak siku sampai ujung jarinya waktu dia luruskan kedua lengannya, ditambah satu jengkal waktu dia rentangkan tangannya. Barulah saya tahu pada akhirnya orang itu bernama Goliath. Seperti ada yang bekata jika saya harus kembali ketempat saya datang tadi"

Dikembalikan Dengan Nama Baru

Thitpin hanya mengingat jika ia kembali berjalan ke arah ia datang, ia menemukan jalan itu bercabang. Ketika ia memilih untuk memilih sebuah jalan, ia melihat ada dua orang berjalan di depannya. Saat hendak mengejar, tiba-tiba kedua orang ini berteriak kesakitan seperti ada ayng menikam mereka. Karena ketakutan Thitpin kembali berbalik arah dan memilih arah yang berlawanan.

Jalan yang ia pilih sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya, pohon-pohon tumbuh disekitarnya, terkesan damai.

"Dan kembali saya dengar seseorang ebrkata ‘Sekarang bangunlah dan kembalilah melalui jalan di mana engkau datang. Kembali dan beritakan yang kau lihat dan bersaksilan untuk Yesus’."

Semua gelap, tiba-tiba Thitpin mendengar sebuah tangisan yang ternyata itu adalah ibunya. Ia kemudian sadar jika ia sedang terbujur dalam sebuah peti. Ketika Thitpin mulai bergerak. Ibu dan ayahnya berteriak, "Dia hidup, dia hidup!"

Baca juga: Seorang Buddhis yang Taat, Alex Chu Berbalik Pada Yesus Kristus: "Yesus Mencintaiku Tanpa Syarat"


Banyak orang yang ada di sana berteriak “Hantu!” dan berlari secepat kaki mereka membawanya.
Mereka yang tertinggal, diam dan bergemetaran. Thitpin merasakan sedang duduk dalam cairan yang tak sedap baunya, cairan tubuh. Itu adalah cairan yang keluar dari perut dan bagian dalam tubuh ketika tubuh sudah mati. "Saya diberi tahu kemudian bahwa hanya beberapa saat lagi saya dikremasi dalam api. Saya segera mulai menjelaskan hal-hal yang saya lihat dan dengar. Orang-orang merasa heran dan tidak percaya. Tapi sekarang saya hidup!

Thitpin mengganti namanya menjadi Paulus. Dia tetap menjadi saksi yang setia kepada Yesus Kristus. Para Gembala di Burma mengabarkan bahwa dia sudah membawa ratusan rahib lain untuk beriman kepada Yesus. Walaupun menghadapi penolakan yang sangat besar, pengalamannya sungguh nyata sehingga ia tak pernah ragu maupun bimbang. Setelah sekian tahun dalam lingkungan biara Budha, iaberalih menyatakan Injil Kristus sesudah kebangkitannya dari mati.

Dalam mengabarkan pesannya sebanyak mungkin pada orang-orang, Lazarus modern ini mulai membagikan audio dan video kaset mengenai kisahnya. Polisi serta pihak berwenang di Myanmar menghalanginya dengan mengumpulkan kaset-kaset ini dan memusnahkannya. Kesaksian ini salah satu terjemahan dari kaset itu. Kesaksiannya yang tak kenal takut telah membuatnya dipenjara, karena Paulus tidak mau juga bungkam. Sesudah dilepaskan dari masa tahanan dia terus bersaksi tentang apa yang dia lihat dan dengar. Keberadaannya sekarang tidak jelas. Seorang nara sumber di Burma mengatakan bahwa dia di penjara dan bahkan mungkin sudah dibunuh, sumber lain mengabarkan bahwa dia sudah dilepaskan dari penjara dan sedang meneruskan pelayanannya..

Baca juga: 200.000 Orang Tibet, Termasuk 62 Biksu Buddha, Datang Kepada Yesus

(Sumber: Youtube, AprilStudios)

Posting Komentar untuk "Kesaksian Rahib Budha Myanmar Masuk Kristen Setelah Melihat Neraka"