Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesaksian Judith Halim, Dari Petugas Kebersihan, Sekuriti Hingga Menjadi Hamba Tuhan


Lahir di Pematang Siantar, Judith Halim memiliki pekerjaan sebagai seorang petugas kebersihan di kotanya. Ia pindah ke Singapura mengikuti suami pertamanya, tanpa bekal apapun. Bahkan berbahasa inggrispun ia tidak bisa.

Diluar dari angan-angan hidup enak di negara orang, ia dan suami hidup sangat miskin di Singapura. Kemudian ia ditinggalkan oleh suami setelah anak pertamanya lahir. Anak pertamanya lahir dengan kondisi yang kurang baik, ada kelainan di otak dan jantungnya. Tanpa pekerjaan, dan sudah tidak ada uang sama sekali di negara orang. Depresi, putus asa, semua bercampur. Seperti sudah lengkap alasan Judith untuk mengakhiri hidupnya.

Sebuah panggilan telepon mengubah hidupnya. Ia ditelpon oleh seorang agen asuransi yang menawarkan polis asuransi jiwa. Awalnya ia menolak, toh ia sudah berfikir untuk mengakhiri hidupnya. Ia tidak segan untuk mengutarakan maksud bunuh dirinya kepada agen asuransi tersebut. Maksud Judith hanya agar agen itu berhenti menawarkannya sesuatu yang tidak ia butuhkan. Tapi dari sinilah Tuhan bekerja. Percakapan yang harusnya diakhiri dengan penolakkan asuransi, berubah menjadi ajakan pergi ke gereja.


Setelah memutuskan untuk pergi ke gereja Judith Halim alami perubahan terbesar dalam hidupnya. Seorang pendeta mengatakan, "Saya tau ada yang ingin bunuh diri di sini. Please jangan lakukan itu karena Tuhan mengasihimu." Judith melihat seluruh orang yang hadir seperti berwarna merah bagai diselubungi Darah TUHAN Yesus.

Setelah kebaktian usai, Judith kemudian menghampiri pendeta dan meminta untuk didoakan. Esoknya ia bangun dengan hati yang berbeda. Ia merasa hidupnya berbeda dalam semalam. TUHAN memberi gairah hidup, seperti merasakan adanya harapan, Judith memutuskan untuk menghilangkan pemikirannya untuk bunuh diri. Yang ia lihat sekarang adalah dunia terlihat begitu indah. Ia memutuskan untuk membangun hubungan dengan Tuhan lebih lagi.

Judith melamar pekerjaan, dan bekerja sebagai seorang petugas kebersihan, kemudian menjadi koordinator satpam tepatnya. Judith kemudian diikutkan kursus Bahasa Inggris oleh kantor tempat ia bekerja. Kariernya kemudian menanjak, hidupnya semakin membaik. Hingga ia berhasil mencapai posisi CEO di sebuah retail. Di posisinya yang sudah sangat baik ini, Tuhan meminta Judith untuk keluar dari pekerjaannya. Dan tanpa mengikuti keinginan duniawainya, ia pun keluar dari pekerjaannya. Judith taat meski bingung. Tiap hari Judith bertanya apa rencana Tuhan.

Amsal 3:5-6 "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Ayat yang selalu diulang Judith setiap harinya.

Sampai ia "mendengar" jika Tuhan mengininkan ia membuka sebuah restaurantnya sendiri. Tapi itu mustahil. Judith sendiri tidak bisa memasak, bagaimana mungkin itu terwujud? Tapi dengan segala kesetiaannya, ia ikut apa yang Tuhan inginkan darinya. Mujizat itu nyata. Masakan yang ia produksi laris manis dan cuma butuh waktu 3 bulan untuk menjadi peraup penjualan tertinggi di sebuah food court di Singapura. Luar biasa rencana Tuhan itu.

Baca juga: Kesaksian Adjie Notonegoro Masuk Kristen Setelah Umrah


Kini Olive Vine restaurant Judith di Singapura, memiliki tujuan utama untuk menolong banyak orang miskin dan kelaparan. Ia mengingat kehidupannya saat awal berada di Singapura, yang mana untuk makan saja tidak bisa. Pelayanan untuk orang miskin menjangkau Myanmar, Malaysia, Jakarta, Kalimantan dan Manila. Kesuksesan Olive Vine membuat Judith Halim, si mantan satpam ini dianugerahi award South East Asia Women Excellence 2012.

Pertolongan Tuhan untuk hidup Judith tidak hanya sampai sana. Anaknya sembuh dari kelainan yang dideritanya setelah lahir. Bahkan tidak sampai sana saja Tuhan menunjukkan kuasanya, suami Judith yang terkena kanker pun berhasil sembuh atas izin Tuhan. Kini Judith Halim bukan hanya seorang pengusaha, bukan hanya seorang aktivis sosial, ia menjadi Hamba Tuhan yang setia, ia menjadi penginjil yang kerap melayani di Indonesia. Ia pun memberikan pelayanan kepada mereka penderita kanker di Indonesia.

Kiranya kisah Judith Halim ini membuat kita smeakin bersungguh-sungguh beriman kepada Yesus. Pasti setiap kita pernah merasakan saat hidup terpuruk, merasa tidak ada harapan, merasa tidak ada masa depan, ada sakit penyakit, kemiskinan. Yang perlu kita imani adalah, tidak ada yang mustahil dalam Tuhan. Ketaatan Judith membuktikan jika rencana indah Tuhan akan tergenapi bagi siapa yang percaya.

Baca juga: Cut Fitri Akui Masuk Kristen Tanpa Paksaan: 'Dibunuh Pun Saya Tetap Setia Kepada Yesus'

(Sumber: Kesaksian.org)

3 komentar untuk "Kesaksian Judith Halim, Dari Petugas Kebersihan, Sekuriti Hingga Menjadi Hamba Tuhan"

  1. Luar biasa...ketika harapan sepertinya gak mungkin,ternyata Tuhan berkata lain.kiranya ini jg boleh jadi bagian saya.🙏amin

    BalasHapus
  2. Tuhan Yesus Kristus, Penolong hidup ku❤️

    BalasHapus
  3. Saya sudah lihat kesaksian Ps. Judith Halim, luar biasa pertolongan Tuhan tepat pada waktunya, bahkan pada orang yang tidak mengenal-Nya. Tak terbatas kuasa-Mu Tuhan, semua dapat Kau lakukan, apa yang kelihatan musatahil bagiku, itu sangat mungkin bagi-Mu. Allah itu kasih.

    https://www.youtube.com/watch?v=RW7TwRNnWR8

    Finding Hope | Testimony of Judith Halim
    292,465 views
    •Jan 12, 2021

    BalasHapus