Kesaksian Hidup Bertemu Yesus - Grace
Awal Juni 2008 menjadi hari yang begitu menyebalkan di hidup Grace. Saat ia sedang mempersiapkan hati mengikuti program retret dari gereja, ia bertengkar dengan Ibunya. Keduanya memang memiliki luka batin yang menyebabkan mereka sering berbeda pendapat, jika terjadi pertengkaran itu akan membuat suasana hati keduanya tidak akan baik dalam waktu lama. Grace sudah tidak memiliki damai di hatinya pada saat itu. Yang mana tujuan awal ia mengikuti retret adalah untuk mencari Yesus, tetapi sudah tidak ada damai di hatinya bahkan sebelum acaranya dimulai.
Sekitar awal tahun 2007, Grace pernah sekali mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan di salah satu hotel dibilangan Jakarta Pusat. Dari pertemuan itu, sayangnya Grace tidak merasakan hadirat Tuhan saat itu. Ia merasa kecewa, karena berkesan tidak mendapatkan apa-apa dari pertemuan itu. Grace juga mengikuti kegiatan retret sekolah pada Agustus 2007 itu, hal serupa pun ia dapatkan. Tidak berhenti mencari, ia memutuskan untuk mengikuti acara yang diselenggarakan sebuh gereja pada bulan Oktober, dan lagi-lagi Tuhan sama sekali seperti tidak memberikan apapun.
Grace yang kecewa sempat bersumpah untuk tidak akan mencari Tuhan lagi. Imannya hanya sebatas berdoa biasa saja, tidak dengan khusyuk, apalagi dengan hati yang terarah pada Tuhan. Tetapi sejak mengetahui adanya kegiatan retret ini, Grace merasa terpanggil. Seperti ada dorongan yang akhirnya membuat ia mendaftar. Hingga setelah bertengkar dengan ibunya, mau tidak mau ia tetap mengikuti kegiatan retret yang sudah terlanjur ia persiapkan.
Hari pertama kegiatan retret dianggap sangat membosankan bagi Grace. Tidak ada teman, dan bingung juga tentunya. Malam harinya saat diadakan ibadah pembukaan retret, Grace pun berdoa. Ia meminta petunjuk Tuhan dari cara ini, ia menyampaikan keinginannya untuk bertemu Yesus. Tapi jika itu tidak terjadi juga, dalam doanya ia berjanji untuk berhenti mencari Yesus. Sesaat setelah selesai berdoa, Grace merasa hatinya sedih, seperti ada yang bersedih, seperti ada dorongan yang meminta Grace untuk benar-benar membuka harinya dalam retret kali itu. Setelah ibadah, semua peserta retret dibagi menjadi kelompok besar berisikan 20 orang. Tanpa mengenal satu sama lain, Grace ditunjuk untuk menjadi ketua dari kelompoknya. Ia pun menganggap ini adalah bagian dari rencana Tuhan untuk menjawab doanya tadi.
Hari kedua, Grace memutuskan untuk benar-benar membuka diri sepenuhnya untuk Tuhan. Ia bernyanyi dengan hati, berdoa dengan sungguh-sungguh tanpa peduli apa yang terjadi sebelum keberangkatan retret, atau apa yang akan ia dapat selama 6 hari retret. Ibada hari itu semua pengerja berucap dalam bahasa roh. Tiba-tiba Grace merasakan keram di sekujur tubuhnya. Tidak lama seorang pendeta menghampiri Grace, "ia pendeta itu bilang ‘Yesus ingin menyapamu’" cerita Grace. Ia dibantu berdiri, tidak butuh waktu lama, tubuh Grace terhempas ke belakang, mulutnya mengucap Bahasa yang pertama kali ia ucapkan dengan fasih. Semua seperti bercampur, seperti ada yang berbisik di telinganya, tetapi memenuhi hatinya. Yesus seperti menjelaskan semua hal yang terjadi pada hidup Grace, luka batin yang ia rasakan, masalah besar yang Grace alami, hingga mengapa baru sekarang Grace dijamah. Tuhan memberikan penjelasan baginya saat itu.
"Tubuh saya kaku, tidak lemas, tapi kaku. Kaki tangan saya keram hebat, semakin saya meneriakkan nama Yesus semakin sakit. Tapi saya merasakan ada tangan yang bantu tegakkan tubuh saya, tangan Yesus. Saya tidak ingat keinginan duniawi saya. Saya hanya lihat setiap orang disana akan membentuk sejenis pipa dalam doanya, pipa-pipa itu semakin tinggi memuncak seolah-olah menuju kehadirat Tuhan. Tapi ada juga jemaat yang tidak membentuk pipa mencapai Yesus. Saya tidak peduli dengan keinginan duniawi saya saat itu, yang saya pikir saat itu hanya bantu mereka berdoa, saya mau bantu mereka perpanjang doa mereka hingga mencapai hadirat Tuhan"
Di sana Grace mendoakan orang lain, hal yang tidak pernah ia lakukan dihidupnya. Ia berdoa agar hikmat Tuhan turun lebih lagi bagi mereka. Lebih dari sejam sudah, saat Grace terbaring di lantai ia merasakan Tuhan ada untuknya, ia merasakan kasih Tuhan pada dirinya. Sampai ibadah selesai pun ia tak bisa membuka mata. Tubuhnya masih kaku, hingga beberapa pengerja mendoakannya. Ia pun dibawa ke kamar menggunakan tandu.
Jam 2 dini hari pada hari ketiga, Grace merasakan pencurahan Roh Kudus pada dirinya. Sikut tangannya kaku. Sekitar subuh ia merasa semua tubuhnya sudah bisa bergerak selain telapak tangannya yang masih kaku. Jam 11 pagi saat hendak duduk, ia merasa pahanya tidak dapat bergerak. Hingga jam 3 sore dari pinggul ke bawah tubuhnya tidak dapat digerakkan. Setelah didoakan oleh seorang pengerja, ia merasakan sakit yang amat sangat di seluruh bagian perut hingga tulang punggungnya. Grace sama sekali tidak bisa jalan.
Di hari keempat Grace yang masih tidak bisa berjalan harus dibantu beberapa orang untuk membopoh dirinya. Ia mengikuti sesi-sesi selanjutnya dengan bantuan peserta lain atau pengerja lain. Hari kelima, Grace terbangun lebih awal dibandingkan teman lainnya dengan maksud untuk berlatih berjalan. Tapi tiba-tiba saat ia hendak berpegangan untuk berdiri, kedua kakinya sudah bisa digerakkan seperti semula. Tidak ada yang percaya, dari 600 anggota retret Grace merasakan keberuntungan yang teramat karena benar-benar merasakan kasih Yesus pada dirinya.
“Saat acara hari kedua, saya benar-benar seperti dijelaskan sama Tuhan. Kenapa ibu saya ada luka batin ke saya, kenapa masalah ini itu terjadi di hidup saya. Saya sadar, kita ga bisa berbuat apapun kalau ga mensyukuri apa yang terjadi. Tuhan mampu menjelaskan kenapa semua hal terjadi pada hidup saya, dan pastinya kalian juga. Mungkin kita bertanya, dimana yang namanya kuasa, berkat Tuhan, dimana campur tangan Tuhan di setiap permasalahan? Atau mungkin kita bertanya kenapa hal buruk ini bisa terjadi kepadaku? Tapi tenang, Tuhan memberikan berkatNya kepada kita semua, penyertaan Tuhan ada untuk kita semua”
Hiduplah saat ini juga, jangan memberikan patokan kebahagiaan menurut versi kita sebagai manusia.Tuhan punya tawaran yang jauh lebih baik untuk hidup kita, dan masa depan kita. Bagi orang tidak percaya, ini semua hal yang mustahil. Tetapi iman adalah kepercayaan untuk suatu yang mustahil.
* Gambar hanya ilustrasi
(Sumber: Facebook hidup baru)
Posting Komentar untuk "Kesaksian Hidup Bertemu Yesus - Grace"