Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesaksian Fina: Lepas Dari Jerat Hutang oleh Pertolongan Tuhan

kesaksian lepas dari hutang

Masa sulit ini berawal sejak usaha grosir tas yang dimiliki Fina harus gulung tikar karena semakin banyaknya saingan, dan ketidak mampuan untuk berkompetisi dengan saingannya. Disisi lain suami Fina yang sendari awal sakit dan sekarang tidak bisa berjalan, membuat Fina menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga. Beban uang perbulan yang harus dikeluarkan Fina mencapai kurang lebih 20 juta per bulannya. Fina harus menggadaikan mobil pemberian kedua orang tuanya, karena tidak tahu lagi harus meminta tolong pada siapa. Seharusnya ia bisa minta tolong kepada orang tua ataupun saudaranya. Tapi Fina memilih diam karena ia adalah pribadi yang tidak suka mengakui kegagalannya pada orang lain.


Saat sulit itu Fina sudah mengenal kasih Tuhan. Fina termasuk orang yang taat beribadah, ia selalu melakukan doa malam, doa puasa, renungan, dsb. Tetapi karena kejadian ini yang membuatnya terlilit hutang, ia pun menyerah kepada keadaan. Ia menyimpan marah, merasaa keadaan ini terjadi karena Tuhan yang berikan terjadi kepada hidupnya. Semakin pahit karena merasa kedua orang tuanya tidak bisa memberikan bantuan berupa materi kepadanya, dikarenakan semua uang kedua orangtuanya digunakan untuk membangun rumah di tengah kondisi Fina yang sedang sulit. Ditambah lagi suaminya yang bergantung kepadanya.

Kepahitan dalam hatinya semakin menjadi karena merasa suaminya yang seharusnya menyokong hidupnya. Bukan dia yang seorang istri. Hutang disana sini, akibat terlalu hambur sebelumnya membuat kondisi keuangannya makin tidak baik.

Sampai pada Fina datang kepada Tuhan, "Saya datang pada-Nya berseru pada Tuhan dan saya tidak menemukan kasihNya.."

Bulan demi bulan dilewatkan dengan kondisi ekonomi yang semakin terhimpit disertai dengan kondisi rohani yang semakin memburuk. Rasa marah, kecewa, bingung ada di setiap hari Fina. Keluarganya hampir hancur seperti tidak ada harapan. Uang di ATM hanya tersisa 36 rupiah, hingga mau makan pun ia bingung harus membeli apa.

Beruntungnya uang sekolah anak Fina selalu dilunasi beberapa bulan sekaligus. Sehingga untuk 3 bulan kedepan ia tidak memiliki beban untuk membayar uang sekolah. Kesehariannya di tengah hamil muda, mereka sekeluarga hanya bisa makan mie instant. Beberapa kali suminya menyalahkan gaya hidup Fina, karena itu yang menimbulkan hutang di sana sini. Setiapkali suami Fina selalu menyalahkan kondisi keuangan keluarga ini dikarenakan Fina, dan memilih untuk pulang ke rumah orang tuanya di Surabaya.

Baca juga: Kesaksian Jeremy: Dipulihkan dari Penyimpangan Seksual Puluhan Tahun


Dari situ saya memutuskan untuk lebih banyak waktu dengan Tuhan. Kesadaran Fina untuk menghilangkan rasa kesal di dalam dirinya, kepahitan, dan amarah semakin besar. Ia menangis bersera kepada Tuhan. Ia menyadari jika selama ini ia memang berseru kepada Tuhan, tetapi hatinya tidak terbuka. Walaupun mulut berseru, hatinya tertutup akan kasih sehingga hanya tinggal rasa dengki.

Sesaat rumah kedua orangtua Fina selesai dibangun, ia memberanikan diri untuk meminjam sedikit modal kepada orangtuanya untuk membuka warung makan dimsum atas saran suaminya. Disinilah ia merasa sangat bersyukur, merasakan Tuhan ada untuknya. Modal seadanya yang diberikan orangtuanya dikelola dengan baik, warung makan kecilnya sangat membantunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia merasa Tuhan sangat adil, Tuhan sangat baik karena memberikan berkat yang tidak diperkirakan dari modal seadanya yang ia peroleh dari orangtuanya.

Tapi pergumulan tidak hanya sampai sana. Penghasilan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hariannya dan mecicil sedikit hutangnya. Tetapi tagihan lain, kartu kridit, hutang cicilan mobil yang mencapai 7 juta tiap bulannya sungguh membebani. Ia bergumul setiap harinya, tetapi Tuhan tidak biarkan ia bergumul sendirian. Dia menunjukan kasihNya pada Fina. Suatu hari karena telat membayar, mobil Fina disita, mobil itu dibawa bersama dengan Mamanya yang tidak memberikan mobil itu diambil paksa. "Saya takut orangtua saya marah, saya hanya bisa berdoa." Fina ingin mobil itu kembali, tetapi uangnya belum cukup untuk menebus mobil itu.

Kedua orang tuanya tidak memberikan respon baik karena hal tersebut terjadi. Ia memperkuat doanya, puasa 2 malam, menangis setiap malam mengaku dosa dan keangkuhan dirinya selama ini. Hari ke-4 setelah mobil di sita, Fina datang kesebuah perkumpulan doa. Ia mendapatkan seorang pendeta mengatakan "doamu tidak akan sia-sia" ia mendapatkan Matius 21:22 sebagai ayat pengantar hari itu “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”. Dan Fina pun memilih untuk berpegang dengan ayat ini. Setiap kali lelah, pesimis, ayat ini yang menjadi kekuatan untuknya.

Baca juga: Kisah Marcos Susanto: Dari Dukun menjadi Pengikut Yesus


Hampir 2 minggu setelah mobil itu disita, orangtua Fina terus kepikiran dengan mobil itu. Kedua orangtuanya sepakat untuk melunasi mobil kepada pihak leasing. Tetapi Fina menolak, karena harga yang harus dibayarkan, ditambah bunga, dan keterlambatan membayar jauh diatas pasaran mobil itu. Fina meminta orangtuanya untuk merelakan mobil itu. Fina yang masih belum bisa menceritakan keseluruhan hutang nya kepada orangtua dan keluarganya karena malu, diketuk hatinya oleh Tuhan. Ia pun mulai menceritakan kenapa dia mengambil langkah-langkah menggadaikan mobil, dan menjabarkan semua hutang yang masi tersisa.

Diluar dugaan, respons kedua orang tua Finna sangat baik. Tuhan tidak memberikan Finna orang yang bisa membantu dia melunaskan mobil dari pihak leasing seperti doanya diawal mobil itu disita. Tuhan bantu Fina hilangkan semua rasa dengki dan sombong yang masih tersisa dalam dirinya, dan Ia memberikan orang-orang yang mau menerima Fina dan membantunya bebas dari jerat hutang.

Malam itu Fina bisa tidur nyenyak, keluarga tolong menolong untuk membantu Fina melunasi hutangnya. Fina tetap harus membayar pastinya, karena hutangnya belum lunas. Tetapi tanpa bunga dan waktu yang panjang. Sungguh hal yang tidak akan terjadi jika masih ada rasa angkuh dalam dirinya. Jika ia tidak ada Damai Sejahtera di hatinya, tidak membiarkan Tuhan ada dihatinya, mungkin kejadian ini tidak akan pernah terjadi, dan Fina akan terus bergumul menyalahkan Tuhan dan mengandalkan dirinya sendiri.

Baca juga: Kesaksian Natasha Manuella, Miss Indonesia 2016: "Karena Rencana Tuhan Dalam Hidup Saya"

(Sumber: Catatan Kesaksian Harian)

Posting Komentar untuk "Kesaksian Fina: Lepas Dari Jerat Hutang oleh Pertolongan Tuhan"