Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendeta Ini Selamatkan 300 Warga Korut Melalui 'Kereta Api Bawah Tanah'


Seorang misionaris berusia 81 tahun yang menyelamatkan ratusan warga Korea Utara dan memberitakan Kabar Baik tentang Kristus kepada mereka, berharap dia cukup sehat untuk bisa kembali.

"Saya ingin lebih membantu mereka," kata Pastor John Yoon kepada KNKX saat upacara pensiunnya di Gereja New Vision di Lynnwood, Wash.

Yoon lahir di daerah yang sekarang adalah Korea Utara dan berusia 12 tahun ketika Perang Korea pecah pada tahun 1950-an. Dia melarikan diri ke selatan tetapi terpisah dari orang tuanya dan tidak pernah melihat mereka lagi.

Baca juga: Lebih Dari 75% Orang Kristen di Korea Utara Mati Dalam Penganiayaan


Hidupnya selamanya berubah satu malam setelah perang ketika ia mengunjungi sebuah rumah doa untuk melihat apakah Tuhan itu nyata, lapor KNKX.

"Ketika saya sedang berdoa suatu malam, dari surga api besar ini jatuh menimpa punggung saya," kata Yoon. "Roh api ada pada saya, roh itu membakar saya. Pada saat itu saya benar-benar tahu bahwa Tuhan itu hidup."

Yoon menjadi seorang misionaris, melayani pertama kali di Rusia dan China sebelum mendengar tentang kebutuhan di Korea Utara, di mana agama Kristen adalah ilegal. Dia kembali ke wilayah itu dan mengorganisasi kereta api bawah tanah. Tujuannya adalah untuk mengangkut para pembelot Korea Utara ke tempat-tempat yang jauh ke negeri China, dan kemudian ke Thailand atau Mongolia, di mana mereka akan aman. Tindakan seperti itu berbahaya baginya – ia bisa dipenjara – dan bagi para pembelot, yang bisa dieksekusi.

Suatu kali, ia hampir ditangkap dan harus melarikan diri ke Amerika Serikat, tempat dimana ia mengganti nama dan paspornya sebelum kembali ke perbatasan Korea Utara-China. Di waktu yang lain – pada tahun 2005 – ia tertangkap dan menghabiskan 15 bulan di penjara Tiongkok. Para pejabat Amerika membantu membebaskannya, dan dia kembali ke AS, tempat dia sekarang tinggal.

Baca juga: Alami Tekanan Krisis Covid-19, Gereja Bawah Tanah Korut Tetap Percaya: "Tuhan yang Buka Jalan"


Selama beberapa dekade di sepanjang perbatasan, ia membantu menyelamatkan setidaknya 300 pembelot Korea Utara dari rezim brutal. Di antara mereka adalah seorang gadis muda berusia 11 tahun bernama Grace Jo, yang ditangkap, bersama keluarganya, ketika mereka mencoba melarikan diri.

"Setelah saya dikirim kembali ke Korea Utara, saya pergi ke penjara terlebih dahulu, kemudian saya dikirim kembali ke tempat penampungan panti asuhan," kata Grace Jo. "Saya melihat banyak anak sedang berjuang, kelaparan, dipukuli oleh anak-anak yang lebih besar. Semua anak-anak yang terluka bersembunyi di sudut dan ditutupi dengan selimut. Dan ketika saya melihat hal itu saya merasa sangat sedih. Bagaimana negara ini bisa menjadi negara saya?"

Yoon, yang telah berusaha membantu keluarga tersebut, menyuap para pejabat Korea Utara untuk membebaskan mereka. Dia membayar $10.000.

Grace Jo, yang sekarang sudah dewasa, menghadiri perayaan pensiun Yoon.

Baca juga: "Sebuah Momen yang Kudus" —Pengungsi Korea Utara Akhirnya Dibaptis di Rumah Persembunyian


"Saya pikir keajaiban Tuhan terjadi di sana," kata Grace Jo kepada KNKX. "Kami bisa menyeberangi sungai lagi."

Putrinya, Grace Yi, mengatakan Yoon akan kembali ke wilayah itu jika dia bisa.

"Dia secara fisik tidak dapat melanjutkan," kata Yi. "Dia sangat patah hati bahwa dia hanya bisa menyelamatkan 300 orang, tetapi masih ada begitu banyak lagi yang tersisa di Korea Utara yang membutuhkan bantuan."

Baca juga: Sebelum Dibunuh, Misionaris Ini Membimbing 1.000 Orang Dari Korea Utara kepada Kristus

(Sumber: Christianheadlines)

Posting Komentar untuk "Pendeta Ini Selamatkan 300 Warga Korut Melalui 'Kereta Api Bawah Tanah'"