Tim Keller Mengatakan Tuhan Memiliki Sebuah Pesan Untuk Dunia Selama Pandemi COVID-19

Pendeta populer Tim Keller telah membagikan apa yang menurutnya pesan Tuhan kepada dunia adalah selama pandemi Covid-19.

Berbicara kepada The Christian Post, penulis buku terlaris mengatakan bahwa pandemi itu mengingatkan betapa banyak orang membutuhkan Tuhan.

"Pesan Tuhan kepada dunia pada saat seperti ini selalu adalah, 'Kamu benar-benar tidak bertanggung jawab. Kamu mungkin berpikir kamu akan bersiap-siap untuk yang berikutnya, tetapi kamu tidak akan pernah. Dunia tidak berada di bawah kendalimu; itu di bawah kendali-Ku. Kamu perlu berbalik kepada-Ku. Kamu tidak cukup untuk menjalankan hidupmu sendiri. Kamu membutuhkan kebijaksanaan-Ku dan kamu membutuhkan pertolonganKu,'" katanya.


"Dalam setiap bencana, apakah itu 9/11 atau COVID-19, Tuhan berkata kepada orang-orang, 'Akhirnya, Aku akan mengakhiri semua ini. Tetapi untuk saat ini, dunia ini rusak, dan setiap saat kamu berpikir kamu tidak membutuhkan-Ku dan kamu bisa menyelesaikannya, sesuatu seperti ini akan muncul untuk mengingatkanmu bahwa, tidak, kamu memang membutuhkan-Ku."

Keller adalah pensiunan Pendeta pendiri Redeemer Presbyterian Church di Kota New York.

Negara bagian New York adalah pusat dari wabah AS, dengan lebih dari 235.000 kasus dikonfirmasi, dengan New York City bertanggung jawab atas 127.000 di antaranya.

Keller mengatakan gerejanya telah "sangat terpengaruh" oleh Covid-19, dengan "banyak anggota" yang terjangkit virus ini.

"Saya tidak tahu siapa pun yang telah meninggal, tetapi perlu diingat, [gereja] Redeemer adalah sebuah gereja muda," katanya.

Baca juga: Ayat Alkitab tentang Virus Corona: Apa yang Alkitab Katakan tentang COVID-19?


"Ada sedikit orang tua, oleh karena itu harapanku tidak akan ada banyak korban jiwa."

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa "kebanyakan orang tahu seseorang yang telah mati di blok mereka" di kota.

"Saya harap tempat lain tidak melalui apa yang kita lalui; ini benar-benar hal yang mengerikan," kata Keller. "Kami sangat padat di sini dan sangat internasional. Kami jauh lebih terhubung daripada seluruh dunia."

Tetapi dia percaya bahwa dengan begitu banyak komunitas yang terluka secara emosional dan finansial, akan ada "kesempatan untuk menyaksikan bahwa kita bahkan belum dapat membayangkan".

Pada saat yang sama, ia mengatakan orang-orang Kristen dipanggil untuk mencintai sesamanya tetapi tidak mengambil risiko yang tidak perlu.

"Aneh karena dengan berusaha menghindari dari tertular, Anda juga sedang mencintai sesamamu," katanya.

Baca juga: 'Gereja Harus Mematuhi Mereka yang Berotoritas', Kata Franklin Graham


"Anda tidak bisa mengambil risiko dan berkata, 'Aku akan pergi keluar dan melakukan sesuatu karena aku tidak peduli apakah aku tertular atau tidak.' Masalahnya adalah, Anda mempertaruhkan kesehatan mereka yang mungkin tidak dapat mengatasinya dengan begitu cepat."

Dia menambahkan bahwa Gereja telah belajar tentang melewati kesulitan dan tragedi sebagai akibat dari 9/11.

"Kami sudah pernah mengalami ini sebelumnya," katanya.

"Redeemer memang memiliki korban jiwa pada 9/11; orang-orang yang berada di menara ketika mereka jatuh. Dengan 9/11, kita perlu berminggu-minggu untuk mencari tahu apa yang harus kita lakukan, karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi."

"Anda harus memegang erat-erat, menghabiskan banyak waktu mencoba untuk mengikuti dan memikirkan masa depan, tetapi Anda tidak akan bisa mengetahui dengan pasti segera."

Dia berpikir pandemi ini juga akan membawa orang yang berbeda lebih dekat.

"Di tingkat nasional, saya tidak punya banyak harapan," katanya.

Baca juga: 'Kebangunan Rohani Berikutnya Mungkin Datang Melalui Internet' - Greg Laurie


"Politisi berusaha untuk menyalahkan pihak lain dengan virus itu dan itu mengecewakan. Mereka mencoba untuk mencetak poin sehingga ketika pandemi mulai mereda, mereka terlihat baik.

"Tapi di tingkat lokal, itu mungkin tidak akan terjadi. Semua orang akan berkata, 'OK, bagaimana kita menghadapi kehancuran di komunitas kita?'

"Dan di situlah saya berpikir, jika orang Kristen mau keluar dan menjadi Orang Samaria yang Baik dan berkata, 'Bagaimana kita bekerja dengan orang-orang dari berbagai ras dan agama dan hanya mencoba untuk mencintai mereka dan bagaimana kita dapat bergandengan tangan?' kita akan memiliki lebih sedikit polarisasi atau perbuatan dan kesempatan nyata untuk bersaksi."

(Sumber: Christiantoday)