Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesaksian Capt. Ricosetta Mafella Sembuh Dari COVID-19: "Tuhan Menyertaiku"


Masih ingat dengan Pilot Capt. Ricosetta Mafella, yang kisahnya sempat viral di media sosial pada tahun 2018? Waktu itu Captain Mafella menceritakan kisahnya bagaimana campur tangan Tuhan yang telah menyertainya sehingga dia selamat dari gempa Palu saat menerbangkan pesawat Batik Air 6231.

Kali ini Captain Mafella kembali memberikan sebuah kesaksian bagaimana dia secara ajaib sembuh dari COVID-19 karena campur tangan Tuhan yang menyertainya.

Dalam video yang dibagikan di media sosial, Captain Mafella berterima kasih kepada Tuhan yang telah memakainya dengan menempatkan dia di rumah sakit sebagai pasien COVID-19 sehingga berkesempatan mendoakan dan membagikan Injil kepada beberapa pasien yang berada satu ruangan dengannya dan juga kepada petugas medis yang merawatnya. (Tonton videonya di bawah!)


Capt. Mafella menceritakan bahwa dia tidak ingat kapan terpapar COVID-19, namun dia mengatakan dia melakukan penerbangan ke Jeddah pada akhir Februari dalam kondisi badan tiba-tiba sakit.

"Saya tidak ingat kapan saya terpapar Covid-19, yang saya ingat akhir Februari saya terbang ke Jeddah dalam kondisi badan tiba-tiba sakit," kata Capt. Mafella. "Dan Dokter sampai ke pesawat memberi saya obat dan memeriksa saya, tapi dinyatakan OK, kemudian saya terbang. Dan saat saya kembali ke Jakarta, kemudian terbang kembali ke Jeddah dengan kondisi tidak enak badan tapi masih OK, sampai Jeddah terbang kembali ke Jakarta," katanya.

Pada tanggal 8 Maret badannya mengalami demam, lalu diberi obat antibiotik di RS, demamnya sembuh. Namun, beberapa hari kemudian kondisinya semakin memburuk. Sehingga akhirnya harus dirawat di UGD.

"Tanggal 15 saya merasa badan saya tidak enak lagi, dan tgl 16 Maret, badan saya mulai demam, batuk, dan tulang-tulang saya sakit terus sepanjang hari di tgl 16 Maret, kemudian saya ke salah satu RS besar."

"Hasil rontgen menyatakan saya kena Broncho Pneumonia. 3 hari dikasih obat ternyata belum sembuh dan batuknya makin tinggi," katanya. "Kemudian, saya kembali lagi ke RS tersebut dan diberi obat untuk 5 hari. Setelah dikasih obat 5 hari, kondisi saya tidak makin baik dan akhirnya batuk saya makin parah."

Baca juga: Francis Chan Berkata Kepada Gereja: Virus Corona Adalah 'Peluang Terbesar Kita Untuk Menjangkau Dunia yang Hilang'


Setelah dinyatakan positif COVID-19 di RS Abdi Waluyo, Capt. Mafella kemudian mengisolasi diri di apartemennya. Keesokan harinya dia "terkapar" dan dijemput oleh ambulans menuju RS Persahabatan untuk dirawat.

"Saya ke RS Abdi Waluyo dan di sana darah saya mulai diperiksa secara intensif dan dinyatakan ada infeksi yang parah dan CRP/ protein saya sangat tinggi, orang normal di bawah 11 sedangkan saya 120 dan langsung dinyatakan Suspected Highly Contaminated by Covid-19, saya dinyatakn positif oleh RS. Abdi Waluyo dan disarankan ke RS rujukan. Kemudian saya pulang ke Apartemen, isolasi diri, saya ceritakan kepada kakak dan teman-teman, saat itu badan saya demam seharian, esok harinya saya terkapar."

"Puji Tuhan, esok harinya lagi keluarga dan sahabat-sahabat mencarikan ambulans, dan jemput saya ke apartemen, mereka mendobrak pintu serta memakai peralatan lengkap menuju RS Persahabatan. Di sana, saya dirawat di UGD selama 2 hari, dan kondisi di sana cukup mengerikan. Lihat ke kanan, kiri sesak napas dan koma, ada yang batuk darah, lihat ke pojok kanan, pojok kiri juga payah. Saya merasa badan saya panas, demam, batuk luar biasa, tetapi hati saya tergerak untuk berdoa untuk kesembuhan mereka, ijinkan mereka untuk diselamatkan. Akhirnya, saya putar lagu pujian cukup keras dan saya doakan mereka satu per satu. Saya meminta teman saya Jimmy untuk memainkan sebuah lagu yang berjudul Sekalipun Aku Berjalan Dalam Lembah Kekelaman, Aku Tidak Takut Bahaya, Engkau Gembala Yang Baik."

"Lagu itu dibuat malam itu, saya putar, saya kerasin agar mereka dijamah melalui pujian. Setelah 2 hari di UGD, saya dipindahkan ke ruang isolasi. Di sana, saya sendiri, yang saya rasakan keadaan mencekam serta kondisi badan luar biasa menyakitkan (sambil menunjukkan tanda-tanda di wajah ada bintik-bintik hitam karna efek demam tinggi). Tulang punggung, kaki, bahkan telapak kaki sakit semua, panas, batuk dan napas jadi pendek. Di situ, saya rasakan kesepian, kematian seperti menghampiri. Yang bisa saya lakukan hanya menyembah, pujian, berdoa, dan minta kekuatan untuk dapat lewati semua ini."

Baca juga: Nenek 90 Tahun Sembuh Dari COVID-19, Memuji Tuhan Untuk Pemulihannya Yang 'Ajaib': "Yesus Bersamaku Sepanjang Waktu"


"Dulu, Saya pernah berkhotbah jikalau dalam masalah, Jangan minta untuk cepat-cepat diselesaikan, melainkan mintalah kekuatan, hikmat, dan pengertian akan apa yang terjadi, minta Tuhan untuk memegang tanganmu, dan itulah yang saya minta. Waktu saya mau minta kesembuhan, saya merasa malu sama Tuhan karna Tuhan telah melakukan banyak keajaiban dalam hidupku. Saya diingatkan dalam situasi menjumpai kematian, saya harus bahagia. Saat seperti itu, daging dan jiwa saya lemah tapi Roh saya luar biasa termotivasi."

Walaupun dalam kondisi sakit, Capt. Mafella mengatakan bahwa dia digerakkan oleh Tuhan untuk mendoakan dan memberitakan 'Kabar Baik' kepada beberapa pasien dan tim medis yang merawatnya. Dan dia percaya itu adalah campur tangan Tuhan.

Dalam kondisi sangat sakit, dia juga "belajar dari Firman Tuhan dalam kisah:"

1. Sadrakh, Mesakh, Abednego di Daniel 3:17-18 "Sekalipun Tuhan berpaling dan tidak menolongku, saya akan tetap mengasihi Tuhan dan melakukan kehendak Bapa."

2. Dalam kitab Ayub 2:10 "Apakah saya hanya mau menerima yang baik dari Tuhan, dan tidak mau terima yang buruk?"

Baca juga: Misionaris Positif COVID-19 Yang Didoakan Orang Kristen Seluruh Dunia Kini Telah Sembuh


"Dari kondisi ini, saya hanya fokus bukan pada kesembuhan saya karna saya sadar hanya debulah saya yang bisa kapan saja Tuhan panggil bahkan di situasi napas saya pendek itulah, Tuhan bisa saja menghentikan napas saya. Saya hanya berdoa pada Tuhan supaya saya diijinkan melewati masalah ini dengan kuat bersama Tuhan, untuk tidak melepas tangan saya dan dijaga Tuhan selalu. Saya yakin hikmat saya ada pada Tuhan. Jujur saat itu, saya secara manusiawi sudah hilang harapan, tapi ajaibnya Tuhan mungkin buat badan saya lemah dan tidak dengan Roh saya, yang menyala-nyala. Setiap orang yang masuk ruangan, baik perawat, dokter, petugas kebersihan, saya doakan mereka semua dan saya katakan kepada mereka harus percaya kepada Isa Almasih, Kristus Yesus Tuhan dan Penebusmu. Puji Tuhan! Semua orang mengamini. Saya bilang dengan Tuhan bahwa saya tidak mau lalai, dan terlambat memberitakan Injil kepada siapapun."

"Walaupun bukan kesembuhan saya yang jadi fokus, Ajaibnya Tuhan membuat puluhan ribu orang berdoa bagi saya, ada yang dari Australia sampai pelosok-pelosok di berbagai tempat."

"Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa saya berjalan bersama Tuhan. Saya minta sama Tuhan bila saya diijinkan hidup, supaya diberi Roh seperti ke-12 Rasul Yesus untuk memberitakan Injil."

Akhirnya pada tanggal 3 April, Capt. Mafella dinyatakan boleh pulang. "Puji Tuhan karena menyertai saya!" katanya.

Baca juga: Kakek Berusia 101 Tahun Ini Bertahan Hidup Dari Virus Corona dan Flu Spanyol


"Sore harinya, saat diijinkan pulang, saya kembali berdoa untuk mereka sampai saya mencapai pintu keluar untuk briefing dengan dokter di taman, rasanya saya baru keluar dari ruang mayat. Karna saya trauma dengan situasi saat sakit yang saya dengar berita orang meninggal setiap hari. Namun, saya bersyukur Tuhan ijinkan saya lewati semuanya. Saat briefing, dokter mengatakan paru-paru saya mulai membaik dan flek-fleknya mulai hilang, badan sudah kuat dan boleh pulang. Akan tetapi, tetap isolasi diri selama 14 hari lagi untuk melihat apakah gejala-gelajanya masih ada."

"Di sinilah, mungkin maksud Tuhan saya diijinkan untuk sakit supaya saya dapat beritakan Injil, melakukan banyak perkara Tuhan di RS, berdoa. Ketika kita berdoa, saya yakin jamahan Tuhan untuk mereka supaya jiwa mereka diselamatkan. Saya bersyukur kepada Tuhan untuk maksud dan pengalaman yang Tuhan beri. Tuhanku yang menyelamatkan saya saat Gempa Palu dan saat saya sakit Covid-19.

"Beberapa hari kemudian, hasil test saya keluar sejak muntah itu dan saya dinyatakan negatif, padahal dari RS. Abdi Waluyo saya sudah dinyatakan positif."

"Saya sangat yakin ketika baca Firman Tuhan yang dahsyat, yang saya muntahkan tersebut membuat darah saya bersih. Sekarang saya menjalani masa pemulihan."

Menutup kesaksiannya Capt. Mafella berpesan "Jangan pikirkan diri kita sendiri, tapi pikirkan orang lain, keselamatan orang lain, di saat kita memperhatikan orang lain, Tuhan akan memperhatikan kita, di saat kita memberkati orang lain, Tuhan akan berkati kita tanpa kita minta. Percayalah pada Tuhanmu, Dia tahu apa yang Dia lakukan pada Anda. Masalahnya, kadang manusia terlalu banyak meminta tanpa tahu kehendak Tuhan. Percayalah dan setia kepada Tuhan."

Dia mengutip Mazmur 23:4 yang menjadi pegangan hidupnya "Sekalipun saya berjalan dalam lembah kekelaman, saya tidak takut bahaya sebab Tuhan menyertaiku."

Baca juga: Ajaib! Pasien COVID-19 Dengan Gangguan Paru-Paru Ini Pulih Berkat Doa


"Saya juga mengajak mari kita dukung dalam doa kita untuk pahlawan-pahlawan bangsa kita, Para petugas media, petugas kebersihan, Ojek Online, tentara, polisi, semua jajaran pemerintahan dan yang telah turut membantu bangsa dan negara kita sebab mereka yang layak menerima berkat dan keselamatan," pesannya.

"Tetap percaya Tuhan, Salam Penginjilan! Lakukan Amanat Agung dan Anda akan melihat Tuhan menyertaimu!"



(Kristiani.News)

Posting Komentar untuk "Kesaksian Capt. Ricosetta Mafella Sembuh Dari COVID-19: "Tuhan Menyertaiku""