Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

30 Orang Kristen dan Seorang Presbiter Gereja Ditahan Polisi Karena Memberi Bantuan Pada Orang Miskin di Tamil Nadu, India


Polisi di negara bagian Tamil Nadu, India selatan, bergegas ke sebuah perkampungan kumuh di mana orang-orang Kristen menyediakan makanan dan bantuan lain awal bulan ini dan menahan mereka atas tuduhan palsu mengenai konversi paksa (mengubah agama seseorang ke Kristen secara paksa), kata sumber.

Polisi Marakkanam di Distrik Viluppuram mempermalukan orang-orang Kristen tersebut, termasuk presbiter Gereja Viluppuram di India Selatan, menuduh mereka mencoba menipu orang-orang miskin untuk berubah agama dengan menyediakan kebutuhan pokok, kata presbiter Gereja Viluppuram, Pastor Perumal Kanagaraj.


Tidak lama setelah Pastor Kanagaraj dan sekitar 30 orang dewasa muda dari gereja tiba dari Viluppuram ke daerah kumuh terdekat desa Anumandai pada 8 Maret, seorang anggota kelompok ekstrimis Hindu Munnani muncul dan mulai mengucapkan kata-kata kotor pada mereka, kata pemimpin gereja itu.

"Ekstrimin Hindu Munnani segera kehilangan kesabarannya dan mulai memukuli para misionaris muda sambil terus menganiaya mereka dengan bahasa yang sangat kotor," kata Pastor Kanagaraj. "Dalam waktu singkat kerumunan mulai berkumpul, dan dia menahan kami di sana dan tidak membiarkan kami bergerak."

Ketika orang-orang Kristen mulai memanggil polisi, nasionalis Hindu mengatakan kepada mereka bahwa dia sudah mengajukan keluhan polisi terhadap mereka, dan bahwa dia akan menjebloskan mereka di balik jeruji dengan segala cara, katanya.

"Kami berkata kepada orang itu, 'Saudaraku, [jika] Anda tidak suka kami datang ke sini, itu tidak masalah. Kami akan pergi,'" tetapi dia mengancam kami, bahwa jika kami pergi dari tempat itu kami akan dibakar hidup-hidup," kata Pastor Kanagaraj kepada Morning Star News. "Dia semakin agresif."

Orang-orang Kristen terkejut ketika polisi tiba dan menahan mereka, katanya.

Baca juga: India Menolak Membiarkan Misionaris Amerika Meninggalkan Negara, Pengacaranya Percaya Bahwa Dia Menjadi Target Karena Imannya


"Mereka berbicara buruk tentang agama Kristen dan menampar kami ketika kami berdiri di kantor polisi tanpa daya," kata Pastor Kanagaraj. "Kami meminta agar polisi tidak mengajukan kasus terhadap para pemuda [Kristen], takut kasus ini akan memengaruhi karier mereka."

Inspektur Polisi Marakkanam Senthil Vinayagam berbicara dengan kasar kepada orang-orang Kristen, mengatakan kepada mereka, "Daripada melakukan pekerjaan ini, kirimkan istri kalian pada seseorang dan dapatkan uang," menurut seorang saksi mata yang meminta anonimitas.

"Inspektur berusaha keras untuk menghasut para pemuda agar mereka akan menanggapi kata-katanya dengan agresif, tetapi atas rahmat Tuhan kami tidak jatuh ke dalamnya," kata Pastor Kanagaraj.

Polisi membebaskan mereka dengan peringatan bahwa mereka tidak boleh terlihat lagi dengan berusaha untuk mengkonversi orang di daerah itu, katanya.

Morning Star News tidak dapat melakukan kontak dengan Inspektur Vinayagam.

Baca juga: Gegara Terima Yesus, Satu Keluarga Terdiri 11 Orang Kehilangan Rumah di Uganda Timur

Mengingat Kristus di Kayu Salib 

Selama tiga tahun terakhir gereja telah menyediakan biji-bijian, pakaian, dan lampu senter untuk daerah miskin, yang kekurangan air dan layanan dasar lainnya, katanya.

"Ketika kami bertemu keluarga-keluarga itu selama Natal 2019, mereka telah mengatakan kepada kami bahwa mereka tidak dapat bertahan hidup tanpa makanan, air dan listrik dan telah meminta kami untuk mengunjungi mereka dengan persediaan sesering mungkin," Pastor Kanagaraj mengatakan kepada Morning Star News.

Keuskupan pastor itu telah mengirim sebuah surat kepada menteri utama Tamil Nadu, katanya. Para orang tua dari beberapa pemuda Kristen itu panik mengetahui kejadian tersebut tetapi bangga bahwa mereka tidak memprotes, melainkan tetap tenang dan kembali dengan selamat, tambahnya.

"Kami ingat Yesus di kayu salib ketika para ekstremis dan polisi Hindu sedang mempermalukan kami menggunakan bahasa kotor, dan kami tidak memprotes," kata Pastor Kanagaraj.

Menerapkan Simbol Hindu Secara Paksa 

Perilaku keliru polisi adalah salah satu katalis utama permusuhan terhadap umat Kristen di negara bagian Tamil Nadu, kata seorang aktivis hak asasi manusia.

Keterlibatan polisi dengan kesalahan ekstremis Hindu adalah juga bukti di desa Pakkam, Distrik Vellore, awal bulan ini. Tujuh ekstremis Hindu mencegat Babu Phinehas dan istrinya, Esther Phinehas, pada 5 Maret dan menghentikan mereka dari mendistribusikan buku Injil, kata aktivis hak-hak Kristen berbasis Tamil Nadu, C.J. Zeba kepada Morning Star News.

Baca juga: Orang-Orang Kristen di India Menghabiskan Natal di Penjara Karena Dituduh Melakukan Praktik Pengobatan Secara Ilegal


Ketika pasangan Kristen itu membagikan buku Injil di desa Pakkam ketika dalam perjalanan pulang dari menjual deterjen, para ekstremis Hindu menghentikan mereka, mengunci sepeda motor pasangan Kristen itu dan mengambil kunci, katanya.

Kaum nasionalis Hindu memaksa mereka duduk di jalan ketika para penyerang menelepon teman-teman, mengundang mereka untuk bergabung dengan mereka di depan umum mempermalukan pasangan itu karena membagikan buku Injil, kata Zeba.

"Ketika teman-teman mereka juga mencapai tempat itu, mereka melecehkan pasangan itu dengan bahasa yang kotor ketika mereka mendesak mereka dengan pertanyaan, 'Mengapa kalian mengubah orang Hindu menjadi Kristen?'" mengatakan Zeba kepada Morning Star News.

Para penyerang itu merekam video pelecehan tersebut dan mengedarkannya di media sosial. Video itu memperlihatkan salah satu penyerang yang menanyakan nama orang tua Phinehas, dan ketika dia menjawab, "Parvathy," pemimpin ekstremis itu mengatakan itu adalah nama Hindu, bahwa mereka telah memeluk agama Kristen dan mencemarkan agama Hindu dengan bekerja sebagai agen Kristen.

Gerombolan ekstremis Hindu dengan paksa mengoleskan abu suci Hindu dan vermillion di dahi pria Kristen itu, katanya.

Baca juga: 'Saya Siap Mati Untuk Kristus': Seorang Pendeta Tua Dipukuli Secara Brutal, Diejek oleh Ekstrimis Hindu


"Ketika istri Phinehas menolak upaya mereka untuk menerapkan abu dan vermillion di dahinya, para ekstremis Hindu mengancam bahwa para anggota perempuan desa akan menyerangnya dengan tongkat sapu," kata Zeba. "Kemudian polisi juga menolak untuk mengambil tindakan terhadap para penyerang itu. Perilaku polisi terutama bertanggung jawab atas permusuhan terhadap orang-orang Kristen di Tamil Nadu."

Nehemiah Christie, koordinator bantuan hukum Tamil Nadu, Aliansi Pembela Kebebasan India, mengatakan kepada Morning Star News bahwa pengawas polisi di distrik Vellore dan Viluppuram telah diberi tahu tentang pelecehan terhadap orang-orang Kristen di wilayah hukum mereka.

"Adalah penting bahwa polisi seharusnya segera mengambil tindakan dan tegas terhadap para ekstremis agama yang terus menargetkan orang-orang Kristen," kata Christie. "Hanya ini yang akan menghentikan para penjahat dari melanjutkan tindakan jahat mereka tanpa dihukum."

Baca juga: Pria Kristen Pakistan Disiksa Sampai Mati Karena Mandi di Air Sumur Muslim; Keluarga Minta Keadilan

(Sumber: Morning Star News)

Posting Komentar untuk "30 Orang Kristen dan Seorang Presbiter Gereja Ditahan Polisi Karena Memberi Bantuan Pada Orang Miskin di Tamil Nadu, India"