Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sementara Jutaan Orang Mengungsi dari Suriah, Pendeta Ini Memilih Untuk Tinggal, Menyelamatkan Banyak Nyawa


"Bangsa yang terpecah ini membutuhkan orang-orang yang dipenuhi dengan semangat dan dengan cinta dan kasih sayang, dan kami sedang berusaha untuk berada di sana selama perang ada di sana."

Kami mendengar banyak tentang para pengungsi yang melarikan diri dari Suriah, tetapi seperti apa kehidupan bagi orang-orang Suriah yang masih berada di dalam negera tersebut?


Pendeta Harout, seorang pendeta evangelis Armenia, telah menolak untuk pindah dari gereja di Suriah karena dia percaya sekarang sangat penting lebih dari sebelumnya, bagi para pemimpin Kristen untuk berada di sana untuk mereka semua yang berjuang di dalam negara tersebut. Nama lengkapnya telah dirahasiakan karena alasan keamanan.

"Hidup kami menjadi sangat berbahaya dan kami merasa lebih bertanggung jawab terhadap orang-orang yang kami layani," kata Harout. "Bangsa yang terpecah ini membutuhkan orang-orang yang dipenuhi dengan semangat dan dengan cinta dan kasih sayang, dan kami berusaha untuk berada di sana selama perang ada di sana."

Gereja Pdt. Harout berfungsi sebagai pusat bagi seluruh komunitas, Kristen dan Muslim, dan memberikan bantuan kepada semua yang sedang berjuang dengan efek samping dari perang di Aleppo.

"Gereja kami dan halaman gereja kami terletak di wilayah yang didominasi Muslim dan semua orang datang ke poliklinik kami, dan mereka datang ke pusat aksi pelayanan sosial kami, dan kami mencoba mengulurkan tangan dan membantu terutama ketika air yang terputus dari Aleppo," Kata Harout.

Baca juga: Siapa Orang Kurdi di Suriah yang Diserang oleh Turki?


"Kami merasa begitu baik bahwa apa pun yang kami miliki dari kekayaan atau kesempatan, aksesibilitas, kami mencoba membaginya dengan masyarakat tanpa diskriminasi," katanya. "Ini adalah ajaran kami, ini adalah iman kami, dan ini adalah bagaimana menjadi orang Suriah di Suriah."

Banyak gereja telah dihancurkan di Suriah, tetapi Harout mengatakan segera setelah tempat-tempat ibadah dihancurkan, mereka mulai memperbaiki fasilitas-fasilitas karena orang-orang perlu merasakan stabilitas di antara semua kerusakan di sekitar mereka.

Tidak peduli apa pun kehancuran yang melingkupi Harout dan keluarganya, ia bertekad untuk tetap tinggal di negaranya.

"Kami harus berada di sana, kami harus melindungi gereja kami, sekolah kami, dan klub sosial kami," katanya.

Baca juga: Lebih dari 100 Serangan Telah Terjadi pada Gereja-Gereja Suriah Sejak Perang Sipil Dimulai


Harout mengatakan bahwa meskipun kondisi berbahaya di dalam Suriah, ia mendengar laporan-laporan dari orang-orang yang telah melarikan diri yang sekarang hidup sebagai pengungsi dalam situasi yang tidak jauh lebih baik daripada apa yang mereka tinggalkan.

"Kami sangat prihatin dengan mereka semua yang keluar karena kami mendengar begitu banyak cerita bahwa mereka tidak dalam kondisi yang baik," jelasnya. "Banyak yang masih tinggal di aula sosial dari gereja-gereja di Toronto, di tempat-tempat lain."

"Dan beberapa keluarga juga mereka memanggil kami di Aleppo dan Suriah dan berkata, 'Pendeta, jika Anda dapat mengatur sesuatu, kami berencana untuk kembali dengan keluarga kami, untuk kembali ke rumah ke Aleppo, karena kami tidak ingin tinggal seperti ini selama ini, '' lanjutnya.

Orang-orang dari jemaat Harout tetap tenang karena keyakinan kuat mereka bahwa Tuhan melindungi mereka.

Baca juga: Para Pengungsi Ini Mendapati Mereka Tidak Bisa Pulang ke Rumah Mereka Lagi


"Jiwa saya tenang, kami sangat percaya kepada Tuhan dan setiap hari kami merasa bahwa Tuhan melindungi kami dan Tuhan mengulurkan tanganNya atas Suriah," kata Harout.

Tidak peduli apa yang terjadi, Harout tidak berencana meninggalkan Suriah.

"Saya tidak akan pergi, saya harus bersama orang-orang saya, dengan komunitas," katanya. "Sebagai gembala Gereja Protestan Armenia di Suriah, Tuhan memanggil saya untuk berada di sini, dan menjadi seorang pendeta bukan hanya untuk hari-hari yang baik saja, tetapi itu untuk setiap saat, itu untuk semua hari."

"Iman harus diuji, dan Setan sedang mengelilingi kita, bukan berarti kita harus meninggalkan padang pasir dan pergi dan meninggalkan tempat itu untuk Setan," katanya. "Yesus tinggal di sana, dan kita akan tinggal di sana juga dan kita akan berkata kepada Setan, 'Enyahlah.'"

"Jika iman Kristen tidak diuji, kita tidak akan melihat seberapa nyata itu, dan seberapa kuatnya," lanjutnya. "Kekuatan iman Kristen selalu datang selama ujian, dan bagaimana kita akan diuji? Dengan api. Dan api adalah sepanjang waktu, di seluruh komunitas sehingga kita memiliki banyak tantangan, dan hari ini saya percaya bahwa iman Kristen kita juga ditantang."

Baca juga: Pengungsi Timur Tengah Berdoa Pada Tuhan Yang Tidak Dikenal Untuk Tenangkan Badai, Terkejut ketika Yesus Menanggapi


"Ini bukan waktunya untuk pergi, ini adalah waktunya untuk tinggal dan memberikan kesaksian tentang pekerjaan luar biasa yang Tuhan lakukan dalam hidup kita," katanya.

(Sumber: CBN News)

Posting Komentar untuk "Sementara Jutaan Orang Mengungsi dari Suriah, Pendeta Ini Memilih Untuk Tinggal, Menyelamatkan Banyak Nyawa"