Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lagi, Penerjemah Alkitab Kamerun Dibunuh di Rumahnya


Seorang penerjemah Alkitab kedua telah dibunuh oleh tersangka ekstrimis Fulani di Kamerun selatan minggu ini.

Penerjemah Alkitab, Benjamin Tem, dibunuh di rumahnya di wilayah Wum pada Minggu malam, lapor Efi Tembon, seorang aktivis Kamerun yang mengepalai sebuah lembaga pelayanan yang dinamakan Jaringan Oasis untuk Transformasi Masyarakat.


Tem melayani Proyek Penerjemahan Alkitab Aghem, yang menyelesaikan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Aghem pada tahun 2016. Tem, 48 tahun, juga seorang promotor kelompok pendengar Alkitab di daerah Wum. Pemakamannya berlangsung pada hari Senin, dan tragedi itu membuatnya meninggalkan 5 orang anak.

Mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu belum ditemukan, namun, penduduk setempat menyalahkan radikal Fulani, mengatakan bahwa mereka telah didorong oleh aktor pemerintah untuk melakukan serangan terhadap komunitas pertanian yang mendukung separatis.

Penggembala Fulani di Afrika telah berselisih dengan para petani tentang hak atas tanah untuk menggembalakan ternak.

"Dia diserang tadi malam oleh orang-orang yang dicurigai sebagai penggembala Fulani yang pro pemerintah. Mereka membantai dia dan memotong tenggorokannya," Tembon memposting di Facebook.

Baca juga: Misionaris AS ini Ditembak Mati, Sang Istri Pun Mengampuni dan "Tidak Memiliki Kepahitan dalam Jiwanya Terhadap Siapapun"


Pembunuhan itu terjadi hanya dua bulan setelah penerjemah lain, Angus Fung, yang juga melayani di Proyek Penerjemahan Alkitab Aghem di Wum, dibunuh di rumahnya. Menurut Tembon, penyerang Fulani telah menewaskan sedikitnya 24 orang dan membakar beberapa rumah di daerah Wum saja.

"Saya pikir pihak berwenang kita sebenarnya telah bekerja dengan Fulani," kata Tembon. "Ada perang kemerdekaan yang terjadi di daerah itu dan penduduk setempat mendukung kemerdekaan bagi Kamerun selatan. Dan serangan-serangan terhadap penduduk lokal ini tidak hanya oleh Fulanis, militer juga menyerang dan membakar rumah-rumah. Jadi militer bekerja bergandengan tangan dengan Fulani. Mereka sebenarnya mempersenjatai beberapa Fulani untuk membantu mereka memerangi penduduk setempat."

Tembon menuduh pemerintah berusaha "menyuntikkan aspek keagamaan ke dalam konflik." Dia berkata, "[Mereka] tahu bahwa orang-orang Fulani adalah Muslim dan penduduk setempat cenderung beragama Kristen. Maka berusaha menciptakan konflik yang akan menciptakan kekacauan di daerah itu."

Baca juga: Penerjemah Alkitab Dibunuh Secara Brutal di Kamerun, Lengan Istri Dipotong


Setidaknya 700.000 orang telah mengungsi secara internal di Kamerun oleh kekerasan selama dua tahun terakhir, menurut PBB.

(Sumber: Christiantoday)

Posting Komentar untuk "Lagi, Penerjemah Alkitab Kamerun Dibunuh di Rumahnya"