Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Studi Baru 'Menemukan Genetik Yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Sesama Jenis': Tiga Fakta yang Harus Anda Ketahui


Para pendukung LGBT telah lama mencari bukti untuk menegaskan bahwa ketertarikan seksual sesama jenis dikondisikan secara genetis. "Tuhan membuatku seperti ini" merupakan klaim umum.

Jika dapat dibuktikan bahwa ketertarikan seksual sesama jenis diwariskan, banyak orang akan merasa lebih mudah untuk menyamakan orang homoseksual dengan minoritas ras dan menghukum orang-orang yang menegaskan moralitas seksual alkitabiah sebagai prasangka dan homofobik.

Karena itu kita tidak perlu terkejut dengan cara studi baru tentang perilaku seksual sesama jenis yang sedang dilaporkan. "Penelitian Menemukan Hubungan Genetik dengan Perilaku Seks Sesama jenis" menjadi berita utama Wall Street Journal. The New York Times menjadikan cerita itu berita utama yang sedikit berbeda : "Banyak Gen Mempengaruhi Hubungan Seksual sesama jenis, tidak hanya Satu ‘Gen Homoseksual.'"


Jika berita utama ini adalah semua yang Kalian baca, Kalian akan menganggap bahwa klaim "Tuhan menciptakan saya seperti ini" akhirnya terbukti. Yang sebaliknya sebenarnya benar.

APAKAH HOMOSEKSUALITAS “BAGIAN DARI SIAPA KITA?”

Para peneliti mempelajari 408.000 pria dan wanita dari database besar Inggris dan hampir 70.000 orang dari layanan pengujian genetik 23andMe. Mereka menemukan bahwa varian genetika umum menyumbang antara 8 persen dan 25 persen dari perilaku seksual sesama jenis. Mereka kemudian memperkirakan bahwa 7 persen lainnya mungkin melibatkan efek genetik yang tidak dapat mereka ukur.

Temuan-temuan inilah yang membuat Times and the Journal membuat berita mereka sendiri. Kita dapat mengharapkan Temuan-temuan tersebut digunakan oleh orang lain untuk menjelaskan penyebab genetik dari ketertarikan sesama jenis juga.

Misalnya, Benjamin Neale adalah ahli genetika di Broad Institute of M.I.T. dan Harvard dan salah satu peneliti utama di tim internasional yang menerbitkan studi baru. Dia dikutip dalam Times: "Saya berharap ilmu itu dapat digunakan untuk mendidik orang sedikit lebih banyak tentang bagaimana perilaku sesama jenis yang normal dan alami." Dia menambahkan: "Itu tertulis ke dalam gen kita dan itu bagian dari lingkungan kita." Ini adalah bagian dari spesies kita dan ini adalah bagian dari siapa kita." (kemudian dalam artikel itu, kita mengetahui bahwa Dr. Neale adalah seorang gay.)

TIGA FAKTA PENTING

Tiga fakta terkait studi harus dipertimbangkan.

Satu: Genetika yang terkait dengan seksualitas manusia terlalu rumit untuk diprediksi atau menjelaskan orientasi seksual seseorang. Dalam peran saya sebagai Resident Scholar untuk Etika bersama Baylor Scott & White Health, saya telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari genetika dalam konteks etika medis dan teologis. Karya ini telah memperkuat kompleksitas genetika manusia, terutama yang berkaitan dengan memprediksi perilaku individu.


Sebagai contoh, para peneliti dalam studi genetik yang dilaporkan oleh Times and the Journal hanya dapat menjelaskan 8 hingga 25 persen perilaku sesama jenis. Lebih penting lagi, ketika mereka mengumpulkan penanda mereka untuk membuat skor bagi masing-masing orang, variasi genetik menjelaskan kurang dari 1 persen. Hasil ini, seperti yang dicatat dalam Journal, menjadikannya "sebenarnya mustahil untuk memprediksi orientasi seksual seseorang atau perilaku berdasarkan genomnya."

Dua: Sekalipun jika sampai 32 persen perilaku seksual sesama jenis dikondisikan secara genetis, ini berarti bahwa lebih dari dua pertiga dari perilaku seksual mereka tidak.

Fakta ini menimbulkan pertanyaan tentang sifat vs didikan dan menunjukkan sekali lagi bahwa orientasi seksual adalah produk dari berbagai faktor, dari asal keluarga hingga pengalaman hidup, konteks sosial, dan keputusan pribadi.

Dengan kenyataan ini, Times and the Journal bisa dengan lebih akurat membalik judul utama dan anak judul mereka. Anak judul Times termasuk: "faktor sosial dan lingkungan juga merupakan kunci." Anak judul Journal menambahkan: "para ahli mengingatkan bahwa faktor lingkungan juga berperan."

Namun, anak judul mereka yang diubah tidak menceritakan keseluruhan cerita. Sementara studi melaporkan pembobotan faktor menjadi setidaknya dua pertiga lingkungan dan sosial menjadi sepertiga genetik, Journal tersebut tidak melaporkan fakta ini sampai paragraf kedua belas dari ceritanya. Times memasukkan informasi ini dalam paragraf kedelapan belas artikelnya.

Tiga: Korelasi genetik, bahkan jika ada, ini tidak sama dengan kausalitas yang berkaitan dengan perilaku. Dengan kata lain, profil genetik seseorang tidak mengharuskan mereka untuk bertindak dengan cara tertentu. Kecenderungan genetik terhadap atribut atau kecanduan tidak mengharuskan seseorang untuk menjadi seorang penyanyi profesional atau pecandu alkohol, misalnya.


Untuk menggambarkan: menurut Times, "para peneliti menemukan bahwa apakah seseorang pernah terlibat dalam perilaku seksual sesama jenis menunjukkan korelasi genetik dengan masalah kesehatan mental, seperti gangguan depresi mayor atau skizofrenia, dan dengan sifat-sifat seperti pengambilan risiko, penggunaan ganja, keterbukaan terhadap pengalaman dan kesepian."

Namun, para peneliti "menekankan bahwa studi itu tidak menyarankan bahwa perilaku seksual sesama jenis menyebabkan atau disebabkan oleh kondisi atau karakteristik ini, dan bahwa depresi atau gangguan bipolar dapat dipicu oleh pengalaman sosial tersangka."

Dengan kata lain, korelasi bukanlah sebab-akibat.

Saya telah mengenal sejumlah orang selama bertahun-tahun yang mengatakan kepada saya bahwa mereka tertarik secara seksual kepada orang-orang dari jenis kelamin yang sama tetapi tidak bertindak atas kecenderungan ini. Beberapa memilih untuk hidup melajang; yang lain merasa bahwa Tuhan membebaskan mereka dari ketertarikan ini. Yang lain masih dengan bahagianya menikah dengan pasangan heteroseksual tetapi menolak godaan ketertarikan seksual sesama jenis, sama seperti orang menikah lainnya harus menolak ketertarikan seksual heteroseksual di luar pernikahan.

LAPORAN INI BUKAN BERITA BARU

Inilah intinya: laporan baru ini menunjukkan apa yang telah lama dicurigai peneliti, bahwa ketertarikan seksual mungkin memiliki komponen genetik bersama dengan faktor lingkungan dan sosial. Kita dapat berharap banyak dari media sekuler untuk merayakan temuan ini karena mereka berusaha untuk menormalkan dan melegitimasi perilaku homoseksual dan untuk menstigmatisasi mereka yang tidak setuju.

Namun, laporan ini bukan berita baru: Sebagai manusia yang gagal, kita semua hancur secara seksual. Itu sebabnya kita harus memperlakukan semua orang, tanpa menghiraukan orientasi seksual mereka, dengan kerendahan hati dan rasa hormat.


Pada saat yang sama, kita semua dipanggil untuk kemurnian seksual, yang Pencipta kita definisikan sebagai satu pria dan satu wanita dalam pernikahan perjanjian seumur hidup. Itulah sebabnya kita harus "Jauhkanlah dirimu dari percabulan" (1 Korintus 6:18) dan "janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, " (Ibrani 13: 4).

Dan itu sebabnya kita perlu mencari kuasa Roh Kudus untuk kemurnian seksual (Efesus 5:18), dengan mengklaim fakta bahwa "Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13).

Di mana Anda membutuhkan kekuatan-Nya dewasa ini?

(Sumber: Christianheadlines)

Posting Komentar untuk "Studi Baru 'Menemukan Genetik Yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Sesama Jenis': Tiga Fakta yang Harus Anda Ketahui"