Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendiri Panti Asuhan Global Berbagi Kisah Memilukan Yang Menginspirasi Misinya


"Suamiku Todd dan saya melayani di sebuah panti asuhan. Anak-anak di sana belum pernah makan daging selama setahun, jadi kami memutuskan untuk membuatkan mereka hamburger," kenangnya. "Saya mulai perhatikan anak-anak prasekolah terus datang untuk mendapatkan lebih dan lebih lagi hamburger sebelum kehabisan. Saya penasaran, maka saya mengikuti mereka."

"Anak-anak ini", lanjutnya,"mengangkat kasur mereka dan menyembunyikan burger di bawah kasur untuk esok hari. Saya memanggil suami saya, dan saat itu adalah saat yang menentukan bagi kami berdua. Kami tidak sanggup melihat pemandangan itu, dan kami tahu saat itu kami dipanggil untuk melayani."


Di tahun 1997, Guckenberger dan suaminya menyelamatkan, mengambil cuti 1 tahun dari pekerjaan mereka dan pindah dari Ohio, kota asal mereka menuju Meksiko untuk memulai panti asuhan mereka sendiri.

Saat ini, Back2Back Ministries adalah sebuah Lembaga Pelayanan Internasional Anak Yatim yang melayani anak-anak terlantar, yatim piatu, dan anak-anak miskin di Meksiko, Nigeria, India, dan Haiti. Lembaga pelayanan ini mencerminkan dedikasi Guckenberger pada ayat Alkitab favoritnya, Zakharia 4:10: "Sebab siapa yang memandang hina peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel."

Dengan banyaknya lokasi, Back2Back menyediakan perawatan holistik, memenuhi kebutuhan spritiual, fisik, pendidikan, emosi, dan sosial setiap anak. Dengan cara ini, organisasi membantu anak-anak mengatasi keadaan hidup mereka dan membebaskan diri dari siklus kemiskinan generasi.

Pelayanan ini tercapai melalui staf dan mitra nasional di setiap negara serta banyak individu, Gereja, dan mitra perusahaan, lebih dari 450 sponsor anak dan sekitar 2500 perjalanan pelayanan mengisi tiap tahun.

Baca juga: Hattie Mae Allen, Pendeta Umur 105 Tahun yang Telah Kabarkan Injil Selama Lebih Dari 57 Tahun


Guckenberger yang tinggal di Meksiko selama 15 tahun, menyampaikan kepada The Gospel Herald bahwa Back2Back juga melatih lebih dari 130 organisasi, berdampak pada ratusan ribu anak-anak dan memungkinkan mereka tumbuh sehat dan stabil. Namun, pelayanan bukanlah suatu tugas mudah, dia mengakui, karena seratus persen anak yatim telah ditinggalkan atau dilecehkan.

"Pelatihan adalah kuncinya," katanya. "Saat Anda bekerja dengan seorang anak dari tempat yang sulit, seringkali, mereka mengalami trauma seksual, emosional, dan fisik, sehingga dapat menghambat usia emosional mereka. Jadi, Anda mungkin melihat seorang anak berusia 8 tahun yang bertindak berlebihan seperti anak berusia 4 tahun. Anda harus menyesuaikan harapan Anda".

Di awal pelayanannya, Guckenberger mengatakan bahwa dia tidak memahami praktek-praktek unik yang perlu dilakukannya saat mendekati anak-anak yang datang dari tempat-tempat sulit.

"Kami coba menggunakan metode-metode tradisional, dan tidak berhasil," katanya. "Namun berkat penelitian yang inovatif, kami belajar cara mendongkrak anak-anak yang punya pemicu emosional dan kekurangan sensorik. Kami mengajarkan praktek terbaik sederhana; hal-hal mudah, seperti membungkuk melihat kepada anak saat berbicara dengan mereka, dan mengatakan "Ya" sebanyak mungkin dan katakan "Tidak" untuk saat-saat kritis. Bahkan mencari momen untuk mengatakan "Ya" memungkinkan anak untuk santai".

Baca juga: Mimpi Menuntun Pengemudi Uber India Menemukan Injil Perdamaian


"Ketika kami mulai ujicoba tekhnik ini, kami melihat hasil yang luar biasa," katanya. "Kami menjadi bersemangat tentang pelatihan di luar organisasi kami sendiri, mengajar orang lain bagaimana menjadi trauma-informasi dan sadar."

Semangat Guckenberger untuk menolong anak-anak kurang mampu sangat mempengaruhi kehidupan pribadinya serta kehidupan profesionalnya: Antara anak-anak kandung, anak angkat dan anak adopsi, dia dan suaminya telah membesarkan sepuluh anak selama bertahun-tahun.

"Perpaduan anak-anak kami telah memberi kami kesempatan untuk bercerita," katanya. "Tidak ada yang lebih memuaskan, dan saya tidak akan mengubah cerita saya-bahkan yang memiliki musim yang menantang karena saya menyadari Tuhanlah yang menumbuhkan saya."

"Beberapa dari alur cerita yang sulit atau anak-anak yang sulit telah menjadi panduan pribadi menuju pengudusan saya karena mereka telah mengungkapkan dosa saya dan dipaksa untuk bergantung kepada Tuhan," lanjutnya. "Ini sangat berharga dalam segala hal."

Baca juga: Pria Ini Memberikan 'Hadiah Kehidupan' Pada Seorang Teman Gerejanya yang Dia Kurang Kenal


Tetapi berdasarkan pengalamannya sebagai misionaris, direktur Lembaga Pelayanan, dan orangtua, Guckenberger adalah orang yang sangat percaya dalam memiliki "pernikahan co-missional."

"Anak yang berasal dari tempat sulit membutuhkan perhatian, kasih sayang, waktu, energi, sumber daya. "Jika tidak adanya rencana yang dimaksudkan untuk memastikan pernikahan berada di pusat unit tersebut dan mendapatkan kebutuhan untuk mempertahankan rasa sehat, kemudian seperti kereta yang keluar jalur setiap waktu. Anda perlu pertanggungjawaban, orang-orang di ruang yang sama dengan Anda sehingga Anda memiliki kesadaran diri yang baik, sehat."

"Anda perlu berkomitmen di kedua belah pihak," tambahnya. "Anda harus berinvestasi satu sama lain dengan cara yang tidak hanya transaksional. Pertukaran-pertukaran seperti itu tidak menumbuhkan keintiman. Anda harus memiliki visi pengakuan atau kesadaran bersama, ini perlu proses dan kita perlu hidup dengan cara yang berdampak pada kesehatan jangka panjang keluarga kita daripada berfokus pada proses langsung."

Juga sebagai pendongeng berbakat, Guckenberger juga sebagai penulis 8 buah buku, termasuk judul buku dewasa dan anak-anak. Beliau mengatakan kepada GH bahwa dia berharap pekerjaannya mendorong semua orang untuk memenuhi panggilan unik mereka yang diberikan Tuhan—dan menyadari bahwa mereka bisa membuat perbedaan di manapun mereka berada.

Baca juga: Orang Terkaya Di Singapura, Ng Chee Tat: 'Bagian yang Hilang Dari Saya Adalah Yesus' (Video)


"Saya pikir dalam bidang ini, kita sering melakukan tindakan besar yang merugikan dengan menceritakan kisah-kisah yang berlebihan: menjual segala sesuatu, membuat roti sendiri, dan homeschool. Itu sama sekali tidak realistis bagi kebanyakan orang," katanya.

Ada kehormatan, kata Guckenberger, dalam "cerita rata-rata."

"Ada kesempatan-kesempatan bagi setiap orang untuk melayani," kata beliau. "Baik itu memasak untuk keluarga adopsi, melayani perjalanan pelayanan jangka pendek, atau menjadi penyedia tangguh—mereka yang menjalani pelatihan untuk merawat anak angkat selama akhir pekan untuk memberikan istirahat buat keluarga—sedikit waktu, sumber daya, dan perawatan sangat bermanfaat."

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Back2Back Ministries, kunjungi https://back2back.org

Posting Komentar untuk "Pendiri Panti Asuhan Global Berbagi Kisah Memilukan Yang Menginspirasi Misinya"