Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendeta yang Dipenjara Karena Imannya Membagikan Pengalamannya yang Mengerikan di Penjara Burma


"Saya ditahan, diborgol, dan dibelenggu selama lebih dari sebulan dengan mata yang ditutup dan tidak dapat melihat selama sebulan penuh" kata Seng. "Mereka menempatkan saya di sebuah ruangan seperti penjara bawah tanah selama sebulan penuh, serta hanya diberikan sedikit makanan".

Di Kementrian Kebebasan Beragama Departemen Luar Negeri minggu lalu, Pendeta Kristen yang merupakan rakyat Burma membagikan pengalaman seperti apa rasanya hidup sebagai seorang Kristen di Burma kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Kementrian Kebebasan Beragama Departemen Luar Negeri.


Rabu 17 Juli melalui penerjemahnya, Langjaw Kam Seng pendeta di Kachin yang penduduknya mayoritas beragama Kristen, menceritakan dengan rinci pengalaman mengerikan yang dia alami ketika dirinya di penjara karena membantu seorang wartawan melaporkan berita pengeboman gereja Kristen di provinsi Kachin.

Sementara para pemimpin telah sadar akan pembantaian besar-besaran yang dialami Kaum Rohingya di Rakhine, pelecehan dan kekejaman juga dilakukan terhadap komunitas-komunitas Kristen di tengah pertempuran baru antara kelompok pemberontak dengan militer di Kachin yang menyebabkan lebih dari 100.000 pengungsi.

Seng yang melayani sebagai pemimpin pemuda untuk sebuah gereja Baptis di Munggu, menjelaskan bahwa dia dipenjara pada malam Natal tahun 2016 dan menghabiskan 15 bulan dipenjara di Lashio Central Prison.

"Saya ditahan, diborgol, dan dibelenggu selama lebih dari sebulan dengan mata yang ditutup dan tidak dapat melihat selama sebulan penuh" kata Seng. "Mereka menempatkan saya di sebuah ruangan seperti penjara bawah tanah selama sebulan penuh, serta hanya diberikan sedikit makanan".

Baca juga: China Vonis 7 Tahun Penjara Pada Pendeta AS yang Bangun Sekolah Untuk 2.000 Anak


Seng mengatakan dirinya dipukul hingga tidak sadarkan diri, ini terjadi berulang kali selama beberapa minggu.

Bagian terburuk dari penahanannya, adalah dia harus berusaha tidur dengan tangan terikat kebelakang.

Bicara tentang penderitaan umat Kristen di Kachin, Seng mengatakan kepada media bahwa komunitasnya harus menghadapi penindasan karena kepercayaan mereka, menurut Christian Post.

"Negara kita sangat beragam etnis dan agamanya" katanya. "Kami ingin masyarakat kami majemuk dan tidak tertindas oleh satu agama saja."

Baca juga: Pembelot dari Korea Utara, Illyong Ju: 'Seluruh Keluarga Sepupuku Dieksekusi Karena Injil'


"Saya bisa membuktikan fakta berdasarkan pengalaman saya sendiri, bahwa kesejahteraan masyarakat atau bahkan bangsa merupakan kewajiban agar rakyat dapat menikmati kebebasan" katanya melanjutkan. "Saya tidak ingin orang lain mengalami apa yang saya alami".

Burma/Myanmar menempati urutan ke-18 dari daftar 50 negara terburuk di dunia dalam hal penganiayaan pada orang Kristen menurut World Watch List 2019 Open Doors.

Baca juga: Membela Diri Dari Serangan Gembala Fulani, 5 Orang Kristen Dihukum Mati

(Sumber: believersportal.com)

Posting Komentar untuk "Pendeta yang Dipenjara Karena Imannya Membagikan Pengalamannya yang Mengerikan di Penjara Burma"