Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Militan ISIS yang Diutus Memata-matai Gereja Jadi Pengikut Yesus: 'Aku Benci Mereka Tapi Mereka Menunjukkanku Cinta Kasih'


Seorang pendeta Kristen yang sekarang tinggal di Turki membagikan salah satu pengalamannya yang paling tak terlupakan ketika ia melayani umatnya setelah meninggalkan Irak dalam sebuah wawancara dengan CBN News baru-baru ini.

Ghassan Thomas, mantan pendeta jemaat Christian and Missionary Alliance (CMA) di Baghdad, mengatakan ia melarikan diri dari Baghdad ketika para Islamis mengancam membunuh dia dan keluarganya. Dia kemudian bergabung dengan para pengungsi lain ke Turki di mana dia dengan cepat memulai sebuah gereja baru untuk menjangkau para pengungsi lainnya.


Pendeta itu mengatakan ketika dia mendirikan gerejanya di Turki, dia berhadapan dengan seorang pembunuh bayaran dan mata-mata yang diakui yang bekerja untuk organisasi jihad Negara Islam (ISIS).

CBS News juga mewawancarai militan ISIS yang mengidentifikasi dirinya hanya sebagai "Mohammed." Dia mengatakan dia dikirim oleh komandan ISIS-nya di Irak untuk memata-matai gereja Thomas.

Sebelum dia melakukan misi mata-mata, Mohammed mengungkapkan bahwa dia adalah bagian dari sebuah unit ISIS yang ditugaskan untuk mengeksekusi kafir dan musuh kelompok teroris di Irak. Setelah anak buahnya menembak jatuh anggota keluarga di dalam rumah mereka, tugasnya adalah kembali ke rumah tersebut dan menghabisi siapa pun yang masih hidup.

"Pada waktu itu, aku berpikir seperti ini: aku harus membunuh. Aku harus melakukan banyak hal berdarah hanya untuk dekat dengan Allahku," Mohammed mengatakan kepada CBS News.

Baca juga: "Saya Muak Dengan Pembunuhan" – Syekh Pelatih Jihad ISIS Minta Alkitab dan Berbalik Pada Yesus


Dia menjelaskan bahwa nafsu akan darah inilah yang memotivasi ISIS. "Jika Anda bukan seorang Muslim, Anda harus menjadi seorang Muslim atau kami harus membunuh Anda dan mengambil segalanya yang Anda punya — keuangan, wanita, dan segalanya. Ini ada dalam Quran."

Ketika pertempuran antara ISIS dan pasukan pemerintah Irak meningkat, Mohammed mengatakan orang tuanya mengkhawatirkan nyawanya dan menyuruhnya pergi ke Turki. Kebetulan komandan ISIS-nya juga memerintahkannya pergi ke Turki untuk memata-matai gereja Thomas.

Mohammed mengatakan dia tidak siap dengan apa yang terjadi selanjutnya ketika dia melangkah masuk ke dalam gereja.

"Saya melihat orang-orang, bagaimana mereka menyambut saya dan mereka tidak mengenal saya," kenangnya. "Dan saya membenci orang-orang itu dan mereka menunjukkanku cinta kasih."

Anggota jemaat Pastor Thomas berdoa untuk Mohammed — dan pembunuh bayaran serta mata-mata ISIS mengatakan ini mengubah hidupnya.

Baca juga: Kenapa Jutaan Muslim Memenuhi Jalan Untuk Mendengar Tentang Yesus, Tepat Di Jantung Radikal Islam


"Ketika mereka berdoa untuk saya, saya mulai menangis seperti anak kecil. Dan saya merasa ada sesuatu yang keluar dari tubuh saya — sangat berat," katanya. "Ketika saya selesai ibadah, saya pulang, tetapi ada seseorang yang sedang berjalan bersama saya, hanya berbicara, tetapi saya merasa seperti tidak ada di bumi. Saya bertanya, "Apakah saya sedang terbang? Saya tidak merasa seperti sedang berjalan. Seperti seseorang menggendongku.'"

Lalu Mohammed mulai membaca Alkitab dan membandingkannya dengan Quran. "Saya pergi ke sana dan menemukan ini adalah Tuhan yang saya sedang coba temukan. Ini adalah Tuhan yang benar. Inilah apa yang saya inginkan untuk hidup saya," katanya.

Baca juga: Hendak Bunuh Orang Kristen, 'Pangeran ISIS' Justru Bertobat Dan Dibaptis

(Sumber: Christian Today)

Posting Komentar untuk "Militan ISIS yang Diutus Memata-matai Gereja Jadi Pengikut Yesus: 'Aku Benci Mereka Tapi Mereka Menunjukkanku Cinta Kasih'"