Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Profil Pendeta Bigman Sirait, Rela Lepas Bisnis dan Full Time dengan Tuhan


Tahun 2019, merupakan akhir perjuangan pelayanan seorang dari hamba Tuhan yang bernama Bigman Fredore Leonard Sirait.

Pendeta Bigman Sirait telah dipanggil pulang oleh Sang Pencipta.


Pendeta Bigman Sirait meninggal di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading pada usia 57 pada Sabtu (29/06/2019) pukul 20:44 WIB.

Jenazahnya disemayamkan di Rumah Duka Sentosa Ruang E, F, dan G. RSPAD Gatot Subroto, Jl Kwini - Jakarta Pusat.

Pihak keluarga Pendeta Bigman Sirait  menghaturkan terima kasih untuk semua dukungan yang telah diberikan oleh Jemaat, Kerabat, Sahabat dan Handai Taulan.

"Tuhan Yesus Kristus yang akan membalas dan mengaruniakan hal-hal yang baik kepada Bapak Ibu sekalian atas dukungan dan doa kepada Suami, Papa dan Opa kami tercinta," ujar keluarga Pdt. Bigman Sirait.



Sempat Viral, Mencoblos Walau Dalam Keadaan Sakit

Dalam kondisi berbaring lemah setelah operasi jantung, Pendeta Bigman Sirait tetap bersikeras menggunakan haknya untuk memilih.

Dia akhirnya diantar oleh ambulans dengan peralatan medis lengkap ke kedutaan Indonesia di Singapura setelah dia mengetahui bahwa surat suara tidak dapat dikirim ke rumah sakit tempat dia seharusnya dirawat.

Pendeta Bigman dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena di Singapura untuk menjalani perawatan penyakit jantung.

"Saya memang sedang sakit, namun saya terus bertempur. Apalah artinya saya mengaku seorang Indonesia jika saya diam di rumah sakit tidak mencoblos," ujarnya

"Jika saya tidak mencoblos, saya sama saja dengan seorang pengecut," demikian tegas Bigman.

Menurut Andri, salah seorang kerabat yang ikut mengantar Pdt Bigman Sirait yang diwawancara AntaraNews.com, salah satu tujuan Pdt Bigman tetap mencoblos meskipun harus diantar oleh ambulan adalah untuk memberi semangat  kepada seluruh WNI untuk tidak golput.


“Yang muda, yang masih sehat jadi semangat, yang sakit saja mau bela-belain pake ambulan datang dari rumah sakit hanya untuk nyoblos trus pulang lagi. Bagaimana dengan kita yang sehat? Ya, harusnya yang sehat mengikuti lah, jangan golput!” demikian ungkap Andri.

Profil Pendeta Bigman Sirait


Pendeta Bigman Sirait lahir di Pematang Siantar pada 11 Desember 1961. Dia merupakan pendeta dan gembala sidang Gereja Reformasi Indonesia.

Baginya menjadi pendeta tidak hanya dituntut untuk pandai berkhotbah. Namun juga tekun menjaga keselarasan antara kata dan perbuatan.

Panggilan pelayanannya pun sederhana yakni di jalur pengajaran dan pendidikan Kristen dengan mengisi apa yang kosong, melengkapi yang kurang dan membangunkan yang jatuh, hingga titik darah penghabisan.


Dilansir dari blog pribadinya, Pendeta Bigman Sirait mengalami pertobatan dan sepenuhnya mengikuti Tuhan Yesus pada bulan Juli 1981.

Awalnya ia hidup dalam kegelapan dosa, mulai dari perkelahian hingga berbagai tindakan tak terpuji lainnya.

"Puji Tuhan, karena kemurahan-Nya, Tuhan menjamah dan mengubah hidup saya yang dulu gelap," katanya

Di tahun yang sama, Tuhan menempatkannya melayani di lingkungan dunia anak-anak yang tidak pernah disukainya. Pasalnya ketika masih menjadi anak-anak, ia sering dikasari oleh orang yang lebih tua.

"Melayani di sekolah minggu sungguh sebuah realita yang tak pernah terbayangkan. Aneh tapi nyata, mungkin itu judul yang pas atas pengalaman ini," ungkapnya.

Terus melayani di sekolah minggu, diberbagai kelas: kecil, besar, tunas. Tahun 1984, Tuhan mempercayakannya untuk melayani remaja, dan kemudian pemuda.


Terus melayani di komisi remaja, pemuda, dari berbagai gereja. Kemudian dari kampus ke kampus, hingga akhirnya dari kantor ke kantor, dalam persekutuan karyawan.

Melayani di berbagai retret, seminar, hingga KKR.

"Tuhan bawa saya melayani diberbagai bidang dan lokasi diseantero Jabodetabek, juga Medan. Pelayanan yang telah Tuhan percayakan telah mengubah dan menumbuh kembangkan pemahaman dan tekad pelayanan saya," ungkap syukurnya.

Tahun 1987, pada tanggal 3 Oktober, Tuhan mempersatukannya dengan kekasih yang sama-sama melayani di sekolah minggu, yaitu Greta Mulyati DS.

Sebagai sesama pelayan Tuhan, kami terus melayani bersama hingga saat ini. Sekarang kami diberkati dengan 3 anak-anak yang menyenangkan, Kezhia Bianta, Keithy Dorothy, Kennan Jonathan.

Baca juga: 10 Pedoman Hidup Penting dalam Menjalani Kehidupan Kristiani oleh Billy Graham

Lepas Bisnis dan Full Time dengan Tuhan

Menanggapi panggilan Tuhan sebagai pengusaha, Pendeta Bigman Sirait meninggalkan bisnisnya yang sedang berkembang untuk memasuki Sekolah Teologi STTRII Jakarta.

Dia telah memperlengkapi dirinya untuk melayani penuh waktu di ladang baru yang dipercayakan Tuhan.


Pada tahun 2003, istrinya mengikuti jejaknya melepaskan pekerjaan dari posisi Advertising Manager, sebuah majalah nasional.

Dan membantu pelayanan sepenuhnya, membidani dan membesarkan Tabloid Reformata dan On Line.

Sekilas karya Pelayanan Pendeta Bigman Sirait

Pada tahun 1989, ketika masih aktif di dunia bisnis, ia mendirikan Channel of Blessing (COB) bersama Paul Hidayat, MTh. Bekerja sama dengan rekan-rekan lainnya, kami menawarkan beasiswa kepada mahasiswa teologi yang membutuhkan melalui yayasan ini.

Tahun 1999, di akhir kuliah teologi, ia mendirikan Yayasan MIKA (MIsi Kita BersamA) bersama dengan beberapa rekan sepelayanan.

Yayasan ini bergerak dalam misi pendidikan Kristen unggulan di pedesaan, yang dipimpin oleh Bapak Sugihono Subeno. MIKA telah mendirikan Sekolah Kristen Makedonia (SKM), tingkat: PAUD, SDK, SLTPK dan SMUK, di desa Amboyo Inti, Plasma II, Ngabang, Kalimantan Barat.

Tahun 2000: Mendirikan Yayasan PAMA (Pelayanan Media Antiokhia) yang bergerak dalam pembentukan Teologi, khususnya Christian Mindset.

Menjangkau penduduk kota.

Baca juga: Billy Graham Berpulang Hari Ini di Usia 99 


Saat ini, pelayanan ini dilakukan melalui program khotbah secara rutin, sekali seminggu di 42 Radio di berbagai kota, dan 4 TV, yaitu di Indovision (Life Ch.70), Kabelvision (Hi TV Ch.303), MNC TV (Bimbingan Rohani Kristen), dan TV Satelit Pijar.

Secara berkala siaran Live di TVRI. PAMA juga telah menerbitkan Tabloid Kristen REFORMATA (sebulan sekali). Berita harian, REFORMATA On Line (www.reformata.com), dan REFORMATA Audio Streaming (reformata.com/radio)

Tahun 2001: Mendirikan GPPB (Gerakan Pengabdian Pemuda Bangsa) sebuah LSM bersifat umum dan terbuka untuk pemberian Bimbingan Belajar, peningkatan gizi, dan pendanaan biaya sekolah.

Merekrut dan memobilisasi para pemuda gereja sebagai gerakan sosial di wilayah perkotaan sebagai wujud kepedulian sosial kepada sesama anak bangsa. Gereja mana saja boleh menjalankannya program ini.

Tahun 2007 : Sebagai seorang Pendeta, mendirikan dan menggembalakan jemaat Gereja Reformasi Indonesia (sister church Indonesian Reformed Church di Sydney, yang berada dibawah asosiasi Christian Reformed Church of Ausralia).


GRI hadir di Jakarta dan Kalimantan.

Bersama Yayasan MIKA mendirikan STT Makedonia di Kompleks Persekolahan Sekolah Kristen Makedonia, Kalimantan.

Baca juga: "Aku Memaafkanmu". Pendeta Korban Penembakan Mengampuni Pria yang Menembaknya

(Sumber: Tribunnews Manado)

Posting Komentar untuk "Profil Pendeta Bigman Sirait, Rela Lepas Bisnis dan Full Time dengan Tuhan"