Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

30 Orang Kristen Pantekosta di Eritrea Ditangkap Saat Sedang Beribadah


Sedikitnya 30 orang Kristen Pentakosta telah dilaporkan ditangkap di timur laut Afrika di Eritrea baru-baru ini, karena pemerintah terus melakukan tindakan keras terhadap kekristenan.

BBC News melaporkan bahwa lebih dari dua lusin orang Kristen sedang beribadah di tiga lokasi di sekitar ibukota negara ketika mereka ditangkap dan ditahan oleh pasukan keamanan.


Ini hanya satu contoh dari tren penganiayaan yang berkembang terhadap orang-orang Kristen nondenominasional di Eritrea.

Belum hilang dalam ingatan bahwa pada tanggal 10 Mei yang lalu, lebih dari 140 orang Kristen telah ditangkap di ibu kota negara Asmara setelah berkumpul untuk sebuah pertemuan, demikian laporan pengawas penganiayaan Open Doors USA.

Dari 141 yang ditangkap bulan lalu, 104 adalah wanita, 43 pria dan 14 anak di bawah umur.

Selama beberapa dekade terakhir, pihak berwenang Eritrea telah sering menangkap para pemimpin gereja dan menahan mereka dalam kondisi jorok misalnya dikurung dalam kontainer pengiriman bekas. Disembunyikan di sel-sel darurat sementara, para advokat mengatakan bahwa orang-orang Kristen yang tertindas "secara rutin kekurangan air, makanan, sanitasi yang layak, dan obat-obatan," menurut Fredrick Nzwili di Religion News Service.

Menurut Christian Post, sejak negara itu menyatakan kemerdekaannya dari Ethiopia pada tahun 1993, hanya empat agama yang secara resmi diakui oleh pemerintah Eritrea: Kristen Ortodoks, Islam Sunni, Gereja Lutheran Injili Eritrea dan Gereja Katolik.

Baca juga: Sejarah Singkat Kekristenan dan Penganiayaan Di Eritrea


Menurut situs berita Katolik Zenit, 50 persen populasi Eritrea adalah anggota Gereja Lutheran Injili Eritrea, sementara 48 persen populasi negara itu memeluk Islam Sunni. Di luar empat agama dan denominasi agama yang disebutkan di atas, semua kelompok lain, menurut laporan Zenit, dianggap "ilegal."

Menurut Christian Post, agama-agama yang diakui juga menderita di Eritrea, karena pemerintah menuntut "kontrol penuh terhadap organisasi keagamaan" dan badan afiliasinya termasuk klinik, panti asuhan dan sekolah, dan lain sebagainya.

Eritrea telah dijuluki sebagai 'Korea Utara dari Afrika.' "Puluhan ribu telah mengorbankan nyawa karena tenggelam saat melarikan diri ke Italia. Yang lain telah melarikan diri ke Sudan atau Ethiopia. Seperduabelas telah meninggalkan negara itu. Dan banyak dari mereka adalah orang Kristen."

Baca juga: 'Ekstremis Hindu' Secara Brutal Menyerang Orang Kristen India Saat Sedang Berdoa

Eritrea berada di peringkat ke-7 pada World Watch List organisasi dukungan Kristen, Open Doors 2019.

(Sumber: christianheadlines.com)

Posting Komentar untuk "30 Orang Kristen Pantekosta di Eritrea Ditangkap Saat Sedang Beribadah"