Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelot Korea Utara: "Kekristenan Bertumbuh di Tengah Penganiayaan dan Kekejaman yang Ekstrim"


Seorang pembelot dari Korea Utara mengatakan Kekristenan terus bertumbuh di negara itu meskipun ada upaya brutal pemerintah untuk menekannya.

Kim Chung-seong, yang berbicara pada KTT Dunia tentang Pertahanan orang-orang Kristen yang dianiaya yang diadakan pada 11 s/d 12 Mei di Washington, D.C., mengatakan pemerintah takut akan penyebaran Injil.


"Satu hal yang paling ditakuti oleh rezim Korea Utara adalah penyebaran Injil," katanya, menurut laporan Kantor Berita Katolik. "Karena Alkitab dan Injil berbicara kebenaran. Begitu cahaya bersinar di ruangan gelap, ada terang di ruangan itu."

"Mereka [pemerintah] akan melakukan apa saja untuk mencegah penyebaran Injil di Korea Utara," katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah bahkan mendirikan sebuah organisasi "façade" yang disebut Asosiasi Kristen Korea untuk memikat orang-orang percaya.

"Tapi seperti yang bisa Anda lihat, kita tidak bisa menghalangi sinar matahari dengan tangan kita," katanya.

Baca juga: Wanita Korea Utara yang Dipenjara Karena Iman Menceritakan Bagaimana Allah Memeliharanya di Tengah Pelecehan yang Mengerikan

Misionaris Kristen itu, yang berhasil mencapai Korea Selatan pada tahun 2004 setelah perjalanan yang panjang dan berat yang layak mendapatkan sebuah kisahnya sendiri, sekarang menyelenggarakan program radio Kristen. Acara yang diselenggarakan oleh the Far East Broadcasting Company itu, menargetkan pendengar Korea Utara dengan musik dan pesan Injil.


Banyak orang dibebaskan dengan mendengarkan program radionya. Ko Ji-eun, juga pembelot, mengatakan dia mendengarkannya saat bersembunyi di Tiongkok. Ketika ia tiba di Korea Selatan pada tahun 2015, ia bertemu dengan pembelot lain yang mendengarkan program itu di Korea Utara, di mana memiliki radio yang dapat disetel ke saluran selain saluran negara adalah ilegal.

Baca juga: 5 Fakta Memilukan Tentang Kamp Penjara Korea Utara

"Orang-orang Korea Utara sekarang menggunakan earphone Tiongkok untuk tidak membuka diri kepada pihak berwenang," kata Ko kepada Reuters. "Banyak orang di Korea Utara sedang mendengarkan radio ini."

Kim Chung-seong berharap rezim Kim Jong-un akan digulingkan.

"Dia harus pergi, kalau tidak, Korea Utara tidak akan pernah bebas," katanya kepada Mirror. "Saya berharap suatu hari nanti Utara dan Selatan akan dipersatukan kembali untuk hidup dalam damai seperti dulu di Jerman. Saya berdoa untuk melihatnya dalam hidup saya."


Pada pertemuan puncak itu, Kim meminta orang-orang percaya di seluruh dunia untuk berdoa agar orang-orang Kristen Korea Utara dapat menyebarkan Injil lebih banyak lagi dan bahwa kebebasan beragama akan ditegakkan di Korea Utara.

"Ini adalah doa saya agar semua komunitas Kristen internasional akan berdoa bagi orang-orang Kristen Korea Utara untuk benar-benar membantu dan melibatkan mereka untuk menyebarkan Injil, tidak hanya melalui karya-karya jaringan Gereja bawah tanah, tetapi juga melalui pemerintah dan meminta kebebasan beragama ini yang mereka doakan dengan sungguh-sungguh," katanya, menurut CNA.

Baca juga: Di Korea Utara Tanggal 25 Desember Bukan Dirayakan Sebagai Hari Kelahiran Yesus Melainkan Hari Kelahiran Sang Nenek

(Gospelherald)

1 komentar untuk "Pembelot Korea Utara: "Kekristenan Bertumbuh di Tengah Penganiayaan dan Kekejaman yang Ekstrim""