Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[VIDEO] Kesaksian Pilot Batik Air: "Terimakasih Tuhan, terlambat 30 detik, aku tidak akan berangkat"


Bencana gempa dan tsunami yang melanda Palu serta Donggala, Sulawesi Tengah, mencatat kisah haru. Salah satunya, cerita tentang Personel Air Traffic Controller (ATC) AirNav Cabang Palu, Anthonius Gunawan Agung yang menyelamatkan 184 penumpang Batik Air ID-6231.

Pilot Batik Air 6231, Capt. Ricosetta Mafella pun memunyai kisah yang mencengangkan ketika menerbangkan pesawat untuk selamat dari gempa Palu.


Sebuah video yang diunggah oleh akun YouTube Otniel Reza, berisi tentang kesaksian sang pilot ini disampaikan di depan jemaat Gereja Duta Injil BIP, Jakarta, Minggu, 30 September 2018.



Mafella mengatakan sejak mendarat di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Jumat, 28 September 2018, ia sudah merasakan feeling yang kurang mengenakkan. Hal ini disampaikan langsung kepada kopilotnya.

Baca juga: Kisah Aldi Novel Adilang, Terapung 49 Hari di Samudra Pasifik "Mendapat Kekuatan dari Alkitab"

Dalam kesaksiannya di Duta Injil BIP, Minggu (30/09/2018), Mafella bercerita bahwa sepanjang hari, hatinya merasakan kegelisahan yang dia sendiri tak tahu alasannya.

Untuk mengusir rasa kegundahan, sepanjang perjalanan dari Ujung Pandang ke Palu, dirinya menyanyikan lagu rohani. "Biasanya saya hanya bersenandung saja, tapi hari itu saya ingin memuji Tuhan sebaik-baiknya," kata Maffela.

Yang dilakukan Mafella membuat sang Co-Pilot menyarankan dirinya sambil bercanda agar rekaman lagu rohani saja.


"Rekaman gak dibeli saya, suara pas-pasan," kata Maffela.

Berikut ini sekilas kesaksian yang disampaikan oleh Mafella yang marak beredar di sosial media:

"Hari ini gereja sy Duta Injil BIP kedatangan Pilot Batik Air, Captain Mafella, yang memberikan kesaksian kenapa dia mempercepat penerbangannya 3 menit dari jadwal yang sudah ditentukan di Bandara Palu kemarin.

Beliau cerita bahwa sepanjang hari hatinya merasakan kegelisahan yang dia sendiri tidak tahu kenapa. Untuk mengusir rasa kegundahan hatinya sepanjang perjalanan dari Ujung Pandang ke Palu, Ia menyanyi lagu2 rohani dengan nada keras (biasanya sy hanya bersenandung saja, tapi hari itu saya ingin memuji Tuhan sebaik2nya, ktnya). Sampai Co-Pilotnya yang muslim menyarankan sambil bercanda supaya dia membuat CD lagu rohani.

Ketika hendak mendarat di bandara Palu, udara terlihat cerah tapi angin terlalu kencang dan Ia mendengar suara dalam hatinya untuk memutar sekali di udara sebelum landing.

Baca juga: 'Saya Dipimpin oleh Tuhan': Petugas Polisi Mengadopsi Bayi yang Baru Lahir dari seorang Tunawisma Pecandu Heroin

Letak bandara Palu diapit oleh 2 pegunungan dan itu mengingatkannya dengan ayat Mazmur 23:4:
"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku: gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku".

"I may walk through valleys as dark as death but I wont be afraid. You are with me and your shepherd's rod makes me feel safe".


Menurut sang Captain, bandara yang terletak diapit pegunungan bagi seorang pilot disebut lembah kematian karena mereka harus ekstra hati-hati ketika landing dan ayat Mazmur 23:4 (sebutannya Mazmur DjiSamSoe adalah pegangan para Pilot yang Kristiani).

Sesaat setelah pesawat sukses landing, ia mendengar suara di hatinya untuk lekas pergi dari bandara itu. Oleh karena itu dia menginstruksikan crewnya agar beristirahat 20 menit saja sebelum pesawat kembali pulang ke Jakarta via Ujung Pandang.

Ia bahkan tidak turun dari cockpit pesawat dan meminta izin kepada Menara Control untuk mempercepat lepas landas 3 menit dari jadwal yang sudah ditentukan.

Setelah ia mendapatkan izin take off dari Alm. Agung, mereka bersiap lepas landas.

Captain Mafella mengakui saat itu ia melanggar prosedur penerbangan karena ia mengambil alih tugas Co-Pilot dengan menambah kecepatan pesawat saat prosesi take off. Dia sendiri tidak tahu kenapa tapi tangannya terus memegang tuas agar kecepatan lebih besar supaya badan pesawat lebih cepat merangkak naik (istilah mobil di-gas poll).

Baca juga: Pendeta Hindu Penantang Tuhan Yesus Menjadi Penginjil | Kosh Dahal

Saat itu dia tidak tahu kalau gempa sudah melanda Palu tapi dia merasa pesawat sedikit oleng ke kiri dan kanan. Menurutnya kalau saja dia terlambat 3 menit, maka dia tidak bisa menyelamatkan 140 penumpang karena aspal pacuan landas bandara bergelombang seperti kain ditiup angin!

Beberapa menit selepas take off, dia mencoba menghubungi pihak menara namun sudah tidak dijawab lagi oleh Agung.

Ketika dia melihat ke bawah, tampak fenomena alam yang aneh. Air laut di pinggir pantai membentuk lubang yang sangat besar sehingga dasar laut terlihat.

Ketika pesawat tiba di Ujung Pandang, barulah mereka diberitahu bahwa telah terjadi gempa dan tsunami di Palu dan pegawai menara control yang memandu pesawatnya take off telah gugur sesaat setelah memastikan pesawatnya lepas landas.


Tadi siang sebelum ia bertolak terbang ke KL, Captain Mafella menegaskan pentingnya kita harus peka mendengar suara Tuhan. Dan dalam situasi apapun harus tetap tenang jangan panik supaya bisa jelas mendengar suara Tuhan yangg disampaikan melalui Roh Kudus karena dia menambahkan bahwa ketika ia mengambil alih tugas co-pilot utk menambah kecepatan, sang co pilot terlihat ketakutan melihat badan pesawat oleng ke kiri dan ke kanan"

Sempat Rekam Tsunami Terjang Kota Palu

Tepat 18.02 berhasil lepas landas, dan di saat yang bersamaan gedung menara landasan udara runtuh.

Lalu pada ketinggian 1500 kaki, Mafella merekam gelombang tsunami dari balik cockpit.

Baca juga: Kesaksian Mereka yang Selamat dari Bom Gereja Surabaya

Ia terlihat bersyukur kepada Tuhan, karena ia menerbangkan pesawatnya lebih awal.

"Terimakasih Tuhan, terlambat 30 detik, aku tidak akan berangkat" tulisnya dalam instagram.



Berikut tulisannya selengkapnya:


"Batik Air ID 6231 scheduled to depart at 17.55, door closed at 17.52 then pushed back. 18.02 after cleared for take off, tower building collapsed.

We were just rolling on the runway.

I felt something wrong on the runway during take off roll.

18.02 earthquake 7.4-7.7 magnitude on scale rocks Palu.

Thank God there is a voice (Holy Spirit i believe) telling me to depart early.

I’m rushing the boarding process. Late by 30 second i would not have flown.

Thank You Jesus. I took this video just after airborne on 1500ft climbing. Strange wave-Tsunami".

(Sumber: Tribun)

3 komentar untuk "[VIDEO] Kesaksian Pilot Batik Air: "Terimakasih Tuhan, terlambat 30 detik, aku tidak akan berangkat""