Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Aldi Novel Adilang, Terapung 49 Hari di Samudra Pasifik "Mendapat Kekuatan dari Alkitab"


Sungguh merupakan sebuah keajaiban, Aldi Novel Adilang, asal Manado, Sulawesi, akhirnya bisa selamat setelah 49 hari terapung di perairan Samudra Pasifik, tepatnya dekat perairan Guam.

Sempat putus asa dan berpikir untuk mengakhiri hidup, Aldi mendapatkan kekuatan dan pengharapan karena setiap hari membaca Alkitab yang menemaninya selama terombang-ambing di lautan lepas.


Remaja 19 tahun ini, sehari-harinya bekerja sebagai penjaga lampu di Rompong (rumah rakit di lautan). Ini adalah tempat penangkaran ikan di laut yang terletak sekitar 125 kilometer dari pesisir utara Manado. Menurut sang ayah, Aldi telah melakukan pekerjaan itu sejak berusia 16 tahun.

Pada 14 Juli angin kencang telah memutus tali jangkar dan membuat kapal Aldi terhempas angin, tertiup hingga ke lautan lepas di Samudra Pasifik.

Terombang-ambing di lautan selama puluhan hari sempat membuat Aldi putus asa dan berpikir untuk membunuh diri lantaran perahu rakitnya tak kunjung mencapai daratan setelah terombang-ambing di lautan Pasifik dan tak kunjung ada seorang pun yang menyelamatkannya.

Baca juga: "Itu Telah Menyelamatkan Hidup Saya". Alkitab Pemberian Polisi Ini Telah Mengubah Hidup Seorang Tunawisma Pecandu Narkoba

Aldi bercerita bahwa dia hanya memiliki perbekalan seadanya yang tersimpan di perahu. Salah satu kegundahannya adalah entah sampai kapan akan berada di lautan, bahkan dia sempat khawatir tidak bisa menginjakan kaki lagi di daratan dan bertemu orang tua.

"Yang saya ingat selama terdampar adalah Tuhan dan orang tua. Saya berdoa terus minta diselamatkan agar bisa ketemu lagi sama bapak dan ibu di rumah," ujar Aldi saat ditemui CNNIndonesia.com di Gedung Trans TV, Jakarta, Jumat (28/9).



"Setiap ada pikiran putus asa, saya coba baca terus Alkitab dan bernyanyi lagu-lagu rohani. Itu yang membuat akhirnya bisa mengurungkan pikiran buruk saya sehingga tidak putus asa."

Dalam kesempatan itu, dia juga bercerita bahwa ini bukan pertama kali tali perahunya putus dari rampong dan membuatnya terdampar di lautan.

Remaja 18 tahun itu mengatakan dia dan perahu kayunya sudah pernah dua kali hanyut selama bekerja menjaga penangkaran ikan bosnya di tengah laut.

Namun ia tak menyangka kali ini dia bisa terombang-ambing arus selama 49 hari hingga membawanya ke perairan Guam di Pasifik.

"Saya sudah pernah terdampar di lautan dengan rakit saya dua kali. Tapi yang pertama dan kedua itu tidak lama, seminggu saja dan langsung ditemukan oleh kapal-kapal ikan lainnya," ujar Aldi.

Baca juga: Misionaris Ini Menggunakan Drone Untuk Mengirimkan Alkitab Ke Korea Utara

Untuk bertahan hidup, Aldi mengandalkan perbekalan seadanya selama kurang lebih seminggu pertama dia terdampar. Namun, pasokan beras, lauk-pauk, bumbu dapur, bahan bakar, hingga air bersih semakin menipis.

Aldi menuturkan dia bahkan terpaksa memancing ikan, membakar kayu dari perahu, hingga meminum air laut untuk tetap hidup.

Dia mengatakan bahwa ada sedikitnya 10 kapal yang melewati rakitnya dari kejauhan. Aldi pun sempat mencoba mengirimkan pesan permintaan pertolongan kepada mereka melalui handie talkie (HT).

Namun, kapal-kapal itu tak menanggapi. Aldi bahkan mengatakan ada kapal telah menerima pesannya dan memberi tanda untuk menolongnya tapi tak kunjung datang.

Di rakit tersebut, kehidupan Aldi tampaknya sudah terjadwal. Pagi dia menangkap ikan, siangnya tiduran di rakit dan baca Alkitab. Sorenya dia memasak dan untuk menghemat energi dia mematikan lampu saat malam.


Pada 31 Agustus, kapal kargo MV Arpeggio yang hendak menuju Jepang tak sengaja mendapat pesan HT dari Aldi dan tak lama mendekati rakitnya.

Kapal tersebut kemudian membawa Aldi sampai ke Pelabuhan Tokuyama, Yamaguchi, pada 6 September.

"Saat dibawa ke atas kapal, tubuh saya lemas. Kru-kru kapal sangat baik, mereka benar-benar menolong saya hingga mencucikan baju saya. Selama menuju pelabuhan saya bahkan diminta istirahat saja, jadi kerjaan saya cuma makan dan tidur," tutur Aldi.

Akibat kejadian ini, Aldi mengaku berat badanya turun hingga 20 kilogram. Ketika sampai di daratan, hal pertama yang ia pikirkan adalah bertemu keluarga di kampung dan memakan masakan ibu.

Tiba di Jepang, Aldi langsung didampingi oleh Konsulat Jenderal RI di Osaka. Dua hari di Jepang, Aldi dipulangkan KJRI ke Indonesia pada 8 September menggunakan pesawat menuju Manado.

Baca juga: Apakah ini Rupa Raja Ahab yang Alkitabiah? Temuan Arkeologi yang Menakjubkan di Israel

Setelah peristiwa ini, nama Aldi dan kampungnya menjadi perhatian dunia. Sejak tiba di rumah, anak bungsu dari empat bersaudara itu mengaku banyak yang mendatangi rumahnya dan mewawancarainya, mulai dari media lokal hingga media asing.



Aldi mengatakan untuk sementara waktu dia tidak akan lagi pergi melaut. Selain karena larangan orang tua, Aldi mengaku ingin bekerja di tempat lain.

Aldi Novel Adilang, saat berada di rumahnya di Desa Lansa, Kecamatan Wori, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Baca juga: Pengungsi Irak yang Buta Ini Mampu Menghafal 87 Pasal Alkitab

"Bahkan, jika sudah terkumpul uang, saya ingin melanjutkan sekolah lagi," ujar remaja yang akan berulang tahun ke-19 pekan depan itu.

(Sumber: CNN Indonesia)

1 komentar untuk "Kisah Aldi Novel Adilang, Terapung 49 Hari di Samudra Pasifik "Mendapat Kekuatan dari Alkitab""

  1. Apapun keadaan kita, sulit atau hancur jangan melihat keadaan tapi berserulah, panggillah Yesus dia melakukan yg tdk pernah terfikirkan, dia tolong tepat waktu seperti Lazarus meninggal 4 hari bisa bangkit, Nabi Yunus dimakan ikan besar bisa terdampar di pantai.Jadi saya percaya kisah Aldi ini utk setiap orang percaya mujizat masih nyata.Tuhan memberkati.

    BalasHapus