Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dianiaya dan Diusir Dari Desa Karena Kristus, Gadis India Ini Ingin Kembali ke Desanya Dengan Injil


Bahia* merupakan seorang pelajar sekolah Alkitab berusia 22 tahun dari India. Dia masih muda, namun berani dan berkomitmen untuk mengikut Yesus. Dia adalah masa depan Kekristenan di India — sebuah negara yang semakin tidak bertoleransi terhadap orang Kristen. Dia adalah salah satu dari banyak orang yang dikuatkan karena doa dan dukungan Anda. Inilah kisahnya.

SERANGAN PERTAMA

Bahia berlari menyeberangi jembatan sementara penduduk desa mengejarnya. Dia tidak ingat apa yang telah terjadi. Dia terjatuh dan kehilangan kesadaran. Penduduk desa membawanya dari sungai, membangunkannya, lalu mereka memukulinya.

Baca juga: Kisah Reena: Dibully Teman-Temannya, Disekap Ekstremis, Disentuh oleh Tuhan


Bahia telah menjadi orang Kristen selama hampir tujuh tahun, tetapi ini adalah pertama kalinya dia diserang oleh karena imannya kepada Kristus. Ada empat keluarga Kristen di desanya — sebelumnya ada lima, tetapi satu keluarga mendapat banyak tekanan sehingga mereka kembali memeluk agama Hindu. Hanya seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dari keluarga kelima yang setia kepada Yesus. Dia sekarang adalah orang percaya rahasia. Sebagai pemimpin kelompok sel, Bahia terkadang berdoa bersamanya.

Para wanita sedang mencuci pakaian di sungai

IBUNYA MENJADI PERCAYA

Suatu kali, kakak Bahia menderita sakit parah sehingga para dokter tidak bisa membantu lagi. Ibunya yang belum percaya pada saat itu, meminta Bahia untuk berdoa, dan Tuhan mendengarkan doanya dan menyembuhkan saudaranya. Akhirnya Ibu Bahia menjadi percaya, tetapi ayah dan saudara laki-laki Bahia belum.

Bahia dan ibunya dimarahi dan dilecehkan karena meninggalkan agama Hindu.

Pada suatu hari, seorang wanita di desa meninggal, orang-orang Kristen pun dipersalahkan karenanya. Bahia dan yang lainnya diusir dari desa dan mereka menyelamatkan diri ke hutan.

Baca juga: Seorang Wanita India beserta 4 Orang Anaknya Dipukul dan Diusir dari Rumah Karena Percaya Yesus

MUSIM HUJAN

Malam itu, mereka pergi ke sebuah kota lain di mana mereka tidur di sebuah gereja. Keesokan harinya, mereka kembali ke desa mereka. "Kami dilecehkan secara verbal, dan para pemimpin desa kami mengadakan pertemuan tentang kami. Tetapi kami tidak melihat kekerasan datang. Satu minggu setelah kami kembali ke desa. Itu terjadi begitu secara tiba-tiba."

Bahia memegang Alkitabnya ketika beberapa penduduk desa menyeretnya keluar dari rumahnya. Perempuan dan laki-laki memukulinya dengan tangan mereka. Mereka memukulnya di mana pun mereka bisa.

Dia berteriak: "Mengapa kamu memukul saya?"

“Kamu seorang Kristen! Kamu harus pergi. Ini bukan rumahmu,” jawab penyerangnya.

“Saya tinggal disini. Ini rumah saya,” dia balas berteriak pada mereka.

“Tinggalkan tempat ini,” para penduduk desa berteriak sekali lagi.

Dia tidak dapat melindungi dirinya dari pukulan dan mulai berdarah. Satu orang memegang lengan kirinya, yang lain kanan. Dia mengapit Alkitab dengan ketat di bawah satu lengan dan melindunginya sebisa mungkin.

Akhirnya, seseorang menarik Alkitab itu dari dia, dan mengatakan: "Kami akan membakar buku ini."

Baca juga: Menghadapi Penganiayaan: Mantan Tentara Anak Menemukan Sebuah Rumah yang Aman dan Kehidupan Baru


Mereka menyeretnya pergi. Ketika mereka menariknya melewati desa, sebuah gambar muncul di benaknya: gambar Yesus didorong dan ditendang ke arah Kalvari.

'HIDUP BERSAMA DALAM DAMAI'

Bahia kehilangan kesadaran dan terbangun di hutan. Ibunya, yang juga dipukuli, dan memiliki luka di bawah matanya, telah membawanya ke tempat yang aman. 19 orang Kristen lainnya dari desa juga ada di sana. Salah satu dari mereka menelepon polisi. Petugas tiba pada larut malam, dan mereka membawa penduduk desa yang lain bersama mereka. “Polisi hanya mengatakan kepada semua orang bahwa kita harus hidup bersama dalam damai. Lalu mereka pergi. Kami kembali ke desa lagi,” kata Bahia.

Namun beberapa hari kemudian penduduk desa menjadi agresif lagi. Mereka memanggil orang Kristen ke pertemuan lain. “Kami menolak untuk melepaskan keyakinan kami, yang membuat mereka sangat marah,” kata Bahia, “Mereka menjadi agresif karena kami begitu gigih dalam mengikut Yesus. Mereka mengatakan kepada kami untuk meninggalkan desa, dan mengatakan: 'Orang Kristen adalah milik negara asing.'”

Kali ini orang-orang Kristen pun meninggalkan desa mereka.

KEMBALI DENGAN INJIL

Akhirnya Bahia pun pergi ke sekolah Alkitab. "Mengapa? Karena ketika mereka mengusir kami dari desa, mereka mengancam akan memperkosa atau membunuh saya jika saya kembali. Situasi di desa masih belum terselesaikan. Saya ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar tentang Tuhan sehingga suatu hari saya dapat kembali dengan Injil. Itu janji yang saya buat untuk ibu saya. Merupakan keinginan saya yang mendalam untuk membagikan firman Tuhan. Saya ingin memberi tahu semua orang bahwa Yesus tidak mati hanya untuk orang asing. Dia mati untuk semua orang. Itu adalah pesan saya kepada orang-orang di desa saya, kepada orang-orang di India dan orang-orang di luar negara kami," kata Bahia.

PESAN BAHIA UNTUK ANDA

Mitra gereja lokal Open Doors menemukan Bahia ketika ia sangat membutuhkan. Para mitra memberikan kebutuhan dasarnya. "Dukungan itu sangat berarti," kata Bahia. “Saya tidak punya uang dan pakaian. Kemudian Anda datang."

Kami bertanya padanya apakah dia memiliki sebuah pesan kepada orang-orang yang membuat pelayanan kami di India menjadi mungkin. Kami mengharapkan ‘terima kasih,’ tetapi dia mengatakan sesuatu yang sangat berbeda. "Jangan takut ketika penganiayaan datang kepada Anda. Itu bagian dari kehidupan Kristen. Ini adalah hak istimewa untuk dianiaya. Jangan sedih atau putus asa."
Bahia sedang dipeluk oleh seorang mitra relawan Open Doors.

Kami bertanya padanya apa yang bisa kami doakan untuknya. “Tolong doakan agar Tuhan membantu saya memenuhi visi saya: untuk membagikan firman-Nya kepada orang-orang yang belum percaya. Terutama di desa saya, tetapi juga tempat-tempat lain di mana Firman Tuhan ditentang. Saya juga memiliki keinginan yang dalam agar ayah dan saudara saya menjadi percaya.”

Baca juga: Dianiaya dan Diusir dari Kampungnya Karena Kristus, Pria Vietnam ini Ingin Kembali Menginjili Penganiayanya


Bahia, seorang pelajar Alkitab berusia 22 tahun dari India yang telah berdarah bagi Yesus, adalah masa depan gereja India.

Open Doors mengucapkan Terima kasih atas doa dan dukungan Saudara, sehingga dapat memobilisasi ribuan orang Kristen di seluruh India untuk membantu mereka yang paling rentan terhadap penganiayaan. Open Doors membantu mereka dengan menyediakan Alkitab, materi Kristen, pelatihan dalam kesiapsiagaan penganiayaan, pelatihan kepemimpinan, bantuan darurat, dukungan hukum, dan pendidikan kejuruan.

*Nama disamarkan dan gambar hanya ilustrasi untuk alasan keamanan

(Sumber: Open Doors)

2 komentar untuk "Dianiaya dan Diusir Dari Desa Karena Kristus, Gadis India Ini Ingin Kembali ke Desanya Dengan Injil"

  1. π™°πš•πš•πšŠπš‘ πšπš’πš™πš’πš‘πšŠπš”πš–πšž. πš‚πšŠπš•πšŠπš– πšπšŠπš–πšŠπš’ πšπšŠπš›πš’ π™Έπš—πšπš˜πš—πšŽπšœπš’πšŠ.

    BalasHapus