Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anak dan Menantunya Dibunuh ISIS, Ibu Ini Memaafkan Pelakunya dan Berdoa untuk Mereka


Seorang wanita Kristen, ibu dari enam anak yang selamat dari serangan teroris ISIS ketika keluarganya sedang bepergian ke tempat ibadah di wilayah Minya Mesir tahun lalu harus kehilangan anak dan menantunya, yang menolak untuk menyangkal iman. Wanita ini mengatakan bahwa dia berdoa kepada para penyerang "agar disentuh oleh Tuhan."

"Kami tidak khawatir tentang keamanan kami sama sekali," kata Ibu Nadia, dalam sebuah wawancara dengan organisasi Open Doors di rumahnya di kota Buni Suef di pedesaan Mesir, mengingat kembali pembunuhan yang terjadi pada tanggal 26 Mei 2017 atas 28 orang Kristen Koptik Mesir karena keyakinan mereka di saat mereka sedang dalam perjalanan dengan bus menuju tempat ibadah mereka di Minya untuk merayakan Hari Kenaikan Yesus.



Para teroris dari Islamic State, juga dikenal sebagai IS, ISIS, ISIL atau Daesh, mengenakan pakaian militer, berdiri di jalan. Para pria bertopeng ini menembaki roda-roda bus, lalu pertama-tama pergi ke menantu laki-lakinya, Sameh, yang duduk di depan, dan memintanya untuk masuk Islam, katanya.

Baca juga: Wanita Kristen yang Diculik ISIS Kembali Bersama Ayahnya Setelah Tiga Tahun

Sameh menolak. Dan dia ditembak. Para teroris ini kemudian mendatangi putranya, Hany. Nadia mendengarnya berkata, "Tidak, saya orang Kristen!" dan terdengar suara tembakan.

"Mungkin Anda pikir saya lebih suka melihat anak saya membuat pilihan yang berbeda," katanya. "Dan tentu saja, sebagai seorang ibu, saya sangat sedih dan marah. Namun saya senang bahwa saya menyaksikan iman yang saya tumbuhkan di dalamnya. Saya bersyukur bahwa dia tidak menyangkal Kristus bahkan dengan nyawanya yang dalam bahaya. Dia membuat pilihan yang tepat, dan itu merupakan penghiburan besar bagi saya."

Baca juga: Luar Biasa! Orang Kristen Di Irak Mengampuni ISIS Yang Menculik Mereka

Setelah membunuh semua pria di dalam bus, para penyerang beralih ke wanita dan anak-anak. Mereka melecehkan para wanita, dan mengambil semua perhiasan mereka. Nadia memperhatikan bahwa salah satu kerabatnya yang lebih muda, Bishoy berusia 24 tahun, selamat. Para penyerang juga melihat ini. Ibunda Bishoy memohon mereka untuk menyelamatkan putranya, Nadia mengatakan, tetapi orang-orang bersenjata itu tidak menunjukkan belas kasihan dan menembak putranya di leher.


Nadia menyaksikan dengan ngeri ketika orang-orang bersenjata itu menangkap cucunya yang berusia 3 tahun, Mina, dan mengatakan mereka akan membunuhnya juga, jika gadis-gadis di bus tidak ikut dengan mereka.

Kondisi bus yang diserang ISIS pada 26 Mei 2017, yang menewaskan 28 orang Kristen Koptik.
Namun, mereka teralih perhatian oleh sebuah truk pick-up yang mendekat dan mereka pergi untuk menyerang seorang ayah yang bepergian dengan kedua putranya. "Saya masih bersyukur kepada Tuhan bahwa Dia mencegah gadis-gadis itu diambil," kata Nadia. "Para teroris itu pasti akan sangat menyiksa mereka."

Baca juga: Dipaksa Gabung ISIS, Gadis 15 Tahun ini Lolos Setelah 5 Tahun Ditawan

Nadia mendapatkan luka kritis di lengannya yang disebabkan oleh tembakan acak dan menyebabkannya cacat. Tapi imannya tetap kuat.

Baca juga: Waspadalah! Surat Kabar "Al-Fatihin", Media Propaganda ISIS Berbahasa Indonesia

Dia mengatakan kalau bukan karena "penghiburan Tuhan," dia pasti "akan menjadi gila". Dia mengatakan dia terhibur oleh keyakinan bahwa Hany ada di Surga dan bahwa dia akan bertemu menantunya lagi.

Nadia tidak menaruh dendam terhadap ISIS.



"Jika saya bertemu dengan penyerang putra saya dan mereka membunuh saya karena iman saya, saya akan bahagia," tambahnya. "Lalu saya akan bergabung dengan putraku di Surga."

Dan jika diberi kesempatan, dia akan mengatakan kepada penyerang putranya, “Saya berdoa supaya mereka dijamah oleh Tuhan sehingga mereka mengubah jalan mereka.”

(Sumber: Open Doors | Christian Post)

Posting Komentar untuk "Anak dan Menantunya Dibunuh ISIS, Ibu Ini Memaafkan Pelakunya dan Berdoa untuk Mereka"