Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Korut Bebaskan Tiga Tahanan Kristen AS Jelang Pertemuan Trump dan Kim Jong Un


Sebuah pesawat yang membawa tiga tahanan Kristen Amerika yang dibebaskan oleh Korea Utara mendarat di dekat Washington DC pada Kamis pagi dan disambut oleh Presiden Donald Trump.

Pembebasan itu dilihat sebagai pencapaian diplomatik yang signifikan oleh administrasi Trump dan berhasil membuka hambatan utama menuju perundingan antara Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang direncanakan pada bulan Juni mendatang.


Para tahanan dibebaskan setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un di ibukota Korea Utara, Pyongyang pada Senin, 7 Mei 2018.

Pesawat yang membawa ketiga tahanan mendarat di Pangkalan Gabungan Andrews di luar Washington.

Baca juga: Perdamaian untuk Korea? Harapan dan Doa untuk Saudara-Saudari Kita yang Teraniaya

Mereka adalah Kim Dong-Chul, misionaris Korea-Amerika yang ditahan sejak tahun 2015; Kim Sang-Duk, juga dikenal sebagai Tony Kim, yang menghabiskan satu bulan mengajar di Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang (PUST) sebelum dia ditangkap pada tahun 2017; dan Kim Hak-Song, yang juga mengajar di PUST dan ditahan tahun lalu.

Penerbangan, yang tiba sekitar pukul 06.42 GMT (02:42 waktu setempat), juga dijemput oleh Wakil Presiden Mike Pence, penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton dan istri Trump, Melania.

Baca juga: 5 Fakta Memilukan Tentang Kamp Penjara Korea Utara

Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan ketiga pria itu akan dibawa ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Maryland terdekat untuk evaluasi medis lebih lanjut.

"Kami ingin menyampaikan penghargaan mendalam kami kepada pemerintah Amerika Serikat, Presiden Trump, Sekretaris Pompeo, dan orang-orang Amerika Serikat karena membawa kami pulang," kata tiga orang itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri saat pesawat mereka berhenti di Alaska.

"Kami bersyukur kepada Tuhan, dan berterimakasih kepada semua keluarga dan teman-teman kami yang berdoa bagi kami dan untuk kepulangan kami. Tuhan Memberkati Amerika, negara terbesar di dunia."

Tony Kim, yang juga dikenal dengan nama Korea-nya Kim Sang Duk, ditangkap pada 22 April tahun lalu, tepat sebelum menaiki pesawat untuk penerbangan kembali ke AS.

"Ayah saya baru saja menyelesaikan semesternya sebagai seorang profesor di Korea Utara ketika ia ditangkap di bandara," kata Sol, anak sulung Kim, dalam sebuah video YouTube yang diposting beberapa bulan yang lalu.

"Ibuku, kakakku, dan aku sangat merindukan ayah kami," kata putra Kim dalam video itu.

Kim adalah seorang profesor di Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang / Pyongyang University for Science and Technology (PUST), lembaga akademis yang didanai oleh Amerika Serikat yang satu-satunya di negara itu yang berafiliasi dengan kekristenan.


PUST didirikan pada tahun 2010 oleh seorang misionaris Kristen evangelis Amerika Korea, dengan tujuan membantu kaum elit Korea Utara untuk mempelajari keterampilan guna memodernisasi negara terisolasi dan terlibat dengan dunia luar, menurut Reuters.

Kim Hak Song, profesor lainnya dari PUST, juga ditangkap sebulan kemudian setelah Kim Sang Duk.

Seorang individu ketiga, seorang misionaris Korea-Amerika bernama Kim Dong Chul, merupakan sosok yang paling lama ditahan oleh negeri komunis tersebut, ditangkap pada Oktober 2015 atas tindakan subversi dan dijatuhi hukuman pada Maret 2016 dengan 10 tahun kerja paksa.

Baca juga: Misionaris Ini Menggunakan Drone Untuk Mengirimkan Alkitab Ke Korea Utara

Media Korea Utara mengatakan mereka ditangkap atas tuduhan subversi dan 'tindakan bermusuhan' terhadap pemerintah.

(Sumber: christiantoday.com)

Posting Komentar untuk "Korut Bebaskan Tiga Tahanan Kristen AS Jelang Pertemuan Trump dan Kim Jong Un"