Ekstremis Hindu Serang Kebaktian Gereja, Satu Orang Pingsan, Istri Pendeta Menyembunyikan Suaminya
Serangan terhadap sebuah gereja di India utara kembali terjadi. Kali ini serangan dilakukan di saat jemaat sedang mengikuti kebaktian. Serangan ini menyebabkan seorang pria berusia 55 tahun tidak sadarkan diri, istri seorang pendeta harus menyembunyikan suaminya setelah ekstrimis Hindu mengatakan mereka akan membunuhnya, menurut media setempat.
Perempuan dan anak-anak tidak terhindar dari serangan oleh 25 ekstrimis bertopeng yang bersenjatakan tongkat kayu di Gereja Pantekosta Kendali Injil di Baburia Khera, negara bagian Uttar Pradesh, setelah polisi memperlakukan anggota gereja sebagai penjahat.
“Mereka mencari pendeta, mengatakan, 'Kami akan membunuhnya hari ini,'” kata Shashikala, istri Pendeta Kamlesh Kumar, kepada Morning Star News. Suaranya gemetar, dia berkata, “Kami telah menyembunyikannya di dalam ruangan dan mengunci ruangan dari luar. Mereka terus memburunya di mana-mana. Ini supaya kami bisa menyelamatkan hidupnya.”
Baca juga: Ekstremis Hindu Berusaha Membakar Seorang Suami Hidup-Hidup di Gereja bersama dengan Tubuh Istrinya yang Meninggal
Ram Prasad (55 tahun) mencoba untuk menghentikan para penyerang dari memukul anggota jemaat dalam serangan 29 April, dan ekstremis Hindu menangkapnya dan memukulinya sampai dia kehilangan kesadarannya, katanya.
"Saya melihat Ram Prasad jatuh ke lantai dengan keras setelah dipukul dengan batu bata, tetapi para penyerang terus menendang dan memukulnya dengan tongkat kayu sampai dia terbaring tak bergerak di lantai," kata Shashikala.
Orang-orang bertopeng itu memaksa masuk ke rumah-rumah tetangga untuk mencari Pendeta Kumar, menakut-nakuti para wanita dan gadis penghuni.
"Mereka menganiaya perempuan, memukuli mereka, menarik pakaian mereka, berbicara kepada mereka dengan bahasa kotor dan mempermalukan mereka," kata Pendeta Kumar kepada Morning Star News.
Para wanita dan gadis mulai melarikan diri dari kekacauan, kata Shashikala.
Baca juga: Kisah Reena: Dibully Teman-Temannya, Disekap Ekstremis, Disentuh oleh Tuhan
"Tetangga hanya berdiri mengawasi kami dalam ketakutan selama serangan itu," katanya. "Tidak ada yang datang menyelamatkan kami karena takut dipukuli."
Jemaat sedang berkumpul untuk beribadah di Baburia Khera, 30 kilometer (19 mil) dari Raebareli, ketika para ekstremis Hindu masuk dan, sambil meneriakkan “Jai Shri Ram (Tepujilah lord Ram),” dengan cepat menyerang jemaat, memukuli pria, wanita dan anak-anak kecil, Kata Pendeta Kumar. Selain menggunakan tongkat kayu dan batu bata, mereka mengambil kursi sebagai senjata, katanya.
Prasad menerima beberapa jahitan untuk luka kepalanya, dan beberapa anggota gereja lainnya menderita luka-luka yang membutuhkan perawatan medis. Shashikala dan tiga wanita lainnya, harus dirawat di rumah sakit.
Ada 32 insiden penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di negara bagian Uttar Pradesh tahun lalu, menurut kelompok advokasi Forum Pemuda Kristen.
Polisi Meremehkan
Seorang anggota gereja menelepon polisi, tetapi petugas yang datang malah menghukum orang-orang Kristen karena menjadi gereja yang aktif.“Daripada mengambil tindakan terhadap penderitaan kami,” kata Pendeta Kumar, “polisi mulai bertanya kepada kami, “Mengapa Anda menjalankan gereja? Anda tidak seharusnya beribadah di sini ... jika tidak Anda akan terbunuh dan kami tidak bisa berbuat apa pun untuk membantu Anda.'”
Petugas itu menginterogasi para anggota gereja, dia bertanya apakah mereka telah dipaksa untuk masuk Kristen.
"Orang-orang mengatakan kepada polisi bahwa tidak satu pun dari mereka dipaksa, tetapi bahwa mereka semua datang dengan sukarela," kata Shashikala. "Mereka mengatakan kepada petugas polisi interogasi bahwa mereka datang ke sini untuk berdoa dan sembuh dari penyakit mereka dan mendapatkan ketenangan pikiran."
Baca juga: Seorang Pendeta India Ditemukan Tewas dengan Kondisi Terpenggal
Polisi telah mendaftarkan Laporan Informasi Pertama tetapi tidak ada penangkapan yang dilakukan, kata para pemimpin gereja.
“Kami telah melayani di sini selama bertahun-tahun. Kami telah menerima ancaman bahkan pada bulan Oktober 2017 oleh orang yang sama,” kata Pendeta Kumar.
Gereja ini didirikan pada tahun 2014, dengan sekitar 55 orang dari desa-desa tetangga yang secara teratur menghadiri kebaktian Minggu.
Nada permusuhan dari pemerintah Aliansi Demokrasi Nasional, yang dipimpin oleh Partai Bharatiya Janata yang berhaluan nasionalis Hindu, melawan non-Hindu, telah mendorong ekstrimis Hindu di beberapa bagian negara itu untuk menyerang umat Kristen sejak Perdana Menteri Narendra Modi mengambil alih kekuasaan pada Mei 2014, kata kelompok pendukung hak beragama.
India menempati peringkat ke-11 pada daftar 50 negara tingkat penganiayaan terhadap orang Kristen paling tinggi.
(Sumber: morningstarnews)
Posting Komentar untuk "Ekstremis Hindu Serang Kebaktian Gereja, Satu Orang Pingsan, Istri Pendeta Menyembunyikan Suaminya"