Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Stephen Hawking, Ilmuwan dan Ateis Terkenal, Meninggal di Usia 76


Stephen Hawking, ilmuwan dan ateis kondang yang rasa ingin tahu tentang alam semesta telah membentuk pemahaman kita tentang kosmologi modern, telah meninggal pada usia 76 tahun. Kabar meninggalnya dia muncul bertepatan dengan "Pi Day", hari peringatan tahunan untuk konstanta pi (Π) pada Rabu ini, 14 Maret.

Hawking meninggalkan tiga anak, yakni Lucy, Robert, dan Tim. Dalam pernyataan ketiganya mengatakan: "Kami sangat sedih karena ayah tercinta kami telah meninggal dunia hari ini. Dia adalah ilmuwan hebat dan pria luar biasa yang pekerjaan dan warisannya akan berjalan selama bertahun-tahun."

Mereka melanjutkan "Keberanian dan ketekunannya dengan kecemerlangan dan humornya mengilhami orang-orang di seluruh dunia. Dia pernah berkata, 'Tidak akan ada artinya alam semesta jika tidak ada tempat bagi orang-orang yang Anda cintai.' Kami akan merindukan dia selamanya."

Hawking lahir pada 8 Januari 1942 di Oxford, Inggris. Hawking terkenal karena karyanya dengan lubang hitam dan relativitas, dan menulis beberapa buku sains populer termasuk, yang paling terkenal, A Brief History of Time, yang aslinya diterbitkan pada tahun 1988.

Pada usia 22 tahun, pada 1962, ia didiagnosis mengalami penyakit sarap langka, yang membuatnya lumpuh sehingga harus tarpaku di kursi roda. Ia juga tidak bisa berbicara kecuali melalui synthesizer suara.

Dalam bukunya yang berjudul Grand Design (2010), Hawking menyatakan bahwa Tuhan tidak diperlukan untuk memulai alam semesta, dan dalam sebuah wawancara dengan Guardian setahun kemudian, dia menyatakan penolakannya terhadap agama.

"Saya menganggap otak sebagai komputer yang akan berhenti bekerja saat komponennya gagal," katanya. "Tidak ada surga atau akhirat untuk komputer yang rusak; Itu adalah cerita dongeng bagi orang yang takut akan kegelapan."

(Reuters | ABC News)

Posting Komentar untuk "Stephen Hawking, Ilmuwan dan Ateis Terkenal, Meninggal di Usia 76"