Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[VIDEO] Kesaksian Kamal Saleem, Pejuang Muslim yang Diubah Yesus Menjadi Pejuang-Nya


"Keinginan hati saya adalah menjangkau saudara dan saudari saya, 1,5 miliar Muslim yang masih di luar sana. Mereka belum merasakan kemerdekaan di dalam Tuhan."

"Empat puluh delapan persen Muslim di Amerika Serikat percaya bahwa mereka adalah Muslim yang terutama, Amerika kedua. Tujuan kami adalah untuk mengubah negara ini, karena mereka kafir dan apa yang mereka lakukan tidak menyenangkan hati Allah. Kami adalah tentara Allah yang akan membuat mereka melakukannya."

Dari Keluarga Muslim yang Taat


Kamal Saleem lahir di Lebanon dari keluarga Muslim yang taat. Pada usia empat tahun, dia masih ingat, dia duduk di meja dapur sementara ibunya mengajarinya tentang Quran, tugasnya kepada Allah dan Jihad.

"Dari sejak masa kecil saya, ibu saya berkata, 'Suatu hari, kau akan menjadi martir, anakku. Kau akan mati demi Allah dan kau akan memuliakan Islam. Jika kau membunuh seorang Yahudi, anakku, tanganmu akan menyala di hadapan Allah dan para penghuni surga akan merayakan apa yang telah kau lakukan.'"

Saat Kamal berusia tujuh tahun, orang tuanya mengirimnya ke kamp pelatihan Muslim untuk belajar menggunakan senjata untuk membunuh musuh. Anak laki-laki itu juga diajari bentuk peperangan lain yang lebih licik...

Jihad Budaya di "Sabuk Alkitab"

"Kami berlatih untuk apa yang disebut, 'Jihad Budaya', yakni merupakan pemindahan budaya. Jihad Budaya tidak seperti pedang, tidak seperti senapan. Jihadlah yang akan datang ke dalam duniamu."

Menjelang umur 20-an, Kamal dipilih untuk melaksanakan Jihad Budaya di Amerika.


"Dalam Islam, kemerdekaan, kebebasan, monarki, semua ini berhala dan harus diturunkan. Jadi kebebasan yang Anda miliki di Amerika Serikat adalah anti-Islam, jadi Amerika harus diubah. Jadi saya pindah ke 'Sabuk Alkitab' (negara bagian AS yang secara sosial didominasi oleh budaya Protestan Evangelis) secara khusus.  'Sabuk Alkitab' adalah yang terkuat. Karena di sanalah orang-orang Kristen yang gagah berani, dan saya ingin mengambil yang terbaik dari yang terbaik, karena saya menganggap diri saya sebagai pedang Islam. Saya berpikir, 'Saya diurapi. Saya unik. Saya terpilih. Saya datang ke sebuah negara dan sebuah budaya untuk mengubahnya. Saya memiliki kuasa Allah bersama saya.'"

Mengalami Kecelakaan

Pada awal 1980-an, Kamal bercokol di sebuah kota kecil di Midwestern. Dia mulai menargetkan orang-orang dari lingkungan yang lebih miskin untuk merekrut mereka ke agama Islam. Tapi suatu sore hidupnya akan berada di tangan orang-orang yang paling dia benci.

"Saya pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk melakukan perekrutan dan hari itu saya mengalami kecelakaan mobil." (Tabrakan mobil ini terjadi di tahun 1985, ketika ia berusia 28 tahun). "Kondisi mobil rusak begitu parah, saya terpental dari mobil, mendarat dengan kepala saya dan mematahkan leher saya di dua tempat. Seorang pria berlari ke saya dan berkata, 'Jangan khawatir. Kami akan menjagamu, dan semuanya akan baik-baik saja.' Ambulans datang dan menjemputku dan aku dibawa pergi ke rumah sakit. Ahli bedah ortopedi di UGD melihat tabel saya dan berkata, 'Nak, kami akan menjagamu, dan semuanya akan baik-baik saja.' Hari kedua saya terbangun di rumah sakit, dan kepala terapi fisik masuk, membaca tabel saya dan mengucapkan kata demi kata yang sama, 'Kami akan menjagamu, semuanya akan baik-baik saja.'"

Awalnya, Kamal takut dengan kata-kata mereka, karena orang-orang ini adalah orang Kristen.

"Anda tahu, dalam terorisme, jika mereka mengatakan demikian, Anda sebaiknya lari."

Mendapat Curahan Cinta Kasih Kristiani

Operasi untuk memperbaiki leher Kamal yang patah berhasil, tapi pemulihan akan memakan waktu berminggu-minggu. Setelah dipulangkan dari rumah sakit, dia membutuhkan seseorang untuk merawatnya saat dia sembuh. Kamal tidak punya siapa-siapa, jadi ahli bedah ortopedi membuka rumahnya sendiri untuk orang asing ini.

"Di rumahnya, mereka menempatkan saya di ruangan pilihan dengan hal-hal yang paling indah. Saya menjadi seperti bagian dari keluarga mereka. Mereka tidak melihat saya berbeda. Mereka memiliki sebuah keranjang yang bertuliskan, 'Untuk Kamal.' Mereka memasukkan uang untuk membebaskan tagihan saya dari rumah sakit."

Kamal dibanjiri dengan curahan cinta kasih Kristen. Saat dia pulih, dia mulai membantu pekerjaan di rumah dengan memasak dan bersih-bersih.


"Mereka memiliki teman Yahudi yang berasal dari Israel yang juga mereka dukung, dan sekarang saya bergaul dengan orang Israel dan saya memasak untuk orang Yahudi. Apa yang telah terjadi pada saya?"

Saat Kamal bisa mengurus dirinya sendiri dan kembali ke apartemennya, dokter tersebut memiliki kejutan lain untuknya.

"Dia berkata, 'Ini adalah kunci rumah, dan ini adalah kunci ekstra untuk mobil barumu. Kami hanya ingin memberkatimu. Kau bisa datang kapan saja yang kau mau."

Jadi saya pulang ke rumah saya. Saya kembali ke tempat saya yang dingin yang telah saya tinggalkan selama berbulan-bulan. Debunya sudah begitu tebal.

Keinginan Mengakhiri Hidupnya

Saya harus menyelesaikan masalah ini dengan Tuhan saya untuk mengetahui apakah ini adalah nyata atau tidak. Jadi saya masuk ke dalam, saya menutup pintu. Saya langsung menuju ke jendela sisi timur, berlutut, mengangkat tangan saya ke langit dan saya berteriak, 'Allah, Allah tuanku dan rajaku. Mengapa engkau melakukan hal seperti ini kepadaku? Aku tak masalah dengan kecelakaan mobil. Aku baik-baik saja dengan semua ini, tapi mengapa engkau menempatkan aku di antara orang-orang Kristen? Aku bingung. Orang Kristen dan Yahudi ini, mereka adalah orang baik. Tidak ada yang salah dengan mereka. Mereka tidak ingin membunuh kami. Mereka bukan hal yang sama dengan yang aku pelajari. Allah. Orang-orang ini memiliki hubungan dengan Tuhan mereka. Orang-orang ini berseru kepada Tuhan mereka, dan Dia menjawab mereka. Aku ingin mendengar suara engkau. Aku ingin mendengar kau mencintaiku. Jika engkau nyata, bicaralah padaku. Aku ingin mendengar suaramu.' Tebak apa yang Allah katakan hari itu? Sama sekali tidak ada."

Kamal merasa bahwa karena dia mempertanyakan imannya, hal yang terhormat untuk dilakukan adalah mengakhiri hidupnya sendiri.

"Jadi saya pergi untuk mengambil pistolku. Saya arahkan pada posisi yang tepat.. Tiba-tiba saya mendengar suara. Suara itu mengenalku dan memanggil namaku, 'Kamal! Kamal! Kamal! Mengapa engkau tidak memanggil Allah Bapa dari Abraham, Ishak dan Yakub?"

Panggilan Yesus untuk Menjadi Pejuang-Nya



"Sekarang saya sujud dan segera mengangkat tangan ke langit. Saat mendengar suara itu, saya berseru dengan setiap nadi di dalam diri saya, 'Tuhan, Bapa Abraham, jika Engkau nyata, maukah Engkau berbicara kepadaku? Saya ingin mengenal Engkau. 'Nah, Tuhan Bapa Abraham datang ke ruangan itu. Dia mengisi ruangan itu dengan kemuliaanNya. Namanya YAHWEH, Tuhan yang Esa. Dia memiliki lubang di tangan-Nya. Dia memiliki lubang di kaki-Nya. Namanya adalah Yesus. Aku berkata kepada-Nya, 'Siapakah Engkau, Tuhanku? Siapa Engkau? "Dia berkata, 'Aku adalah Aku.' Saya berkata, 'Saya orang sederhana dengan pikiran sederhana. Apa maksudnya? "Dia berkata, 'Akulah Alfa dan Omega. Yang Awal dan Yang Akhir. Aku adalah segalanya yang ada di antara keduanya. Aku sudah mengenalmu sebelum Aku membentuk fondasi bumi. Aku telah mencintaimu sebelum aku membentukmu di rahim ibumu. Bangkit! Bangkitlah Kamal. Datanglah. Kau adalah pejuang-Ku, kau bukan pejuang mereka. 'Saya berkata kepadaNya,' Tuhanku, aku akan hidup dan mati untuk-Mu. 'Dia berkata,'Jangan mati untuk-Ku. Akulah yang mati untukmu supaya kamu bisa hidup.'"

Hari itu, alih-alih menghilangkan nyawanya, Kamal malah memberikannya kepada Yesus. Dia sekarang memiliki misi baru dan mengunjungi negara tersebut untuk menantang umat Islam untuk mempertanyakan kesetiaan mereka kepada Allah.

"Keinginan hati saya adalah menjangkau saudara dan saudari saya, 1,5 miliar Muslim yang masih di luar sana. Mereka belum merasakan kemerdekaan di dalam Tuhan."

Sudah lebih dari 20 tahun sejak Kamal meninggalkan kepercayaan Islam, dan bahkan ancaman kekerasan dan kematian tidak dapat menghentikannya untuk membagikan ceritanya.

"Dia nyata. Jika Anda belum pernah mengalami Tuhan dalam hidup Anda, jika Anda tidak pernah merasakan Tuhan, jika Anda pikir Anda tidak akan kehilangan apapun ... ketika Anda sedang duduk di rumah Anda, apakah Anda seorang Muslim atau non-Muslim atau seorang non-Kristen atau apapun Anda, panggillah Tuhan. Bapa Abraham, Ishak, dan Yakub dan katakan, 'Jika Engkau nyata, bicaralah kepada saya. Saya ingin mendengar suara-Mu.'"

(Sumber: believersportal.com)

Posting Komentar untuk "[VIDEO] Kesaksian Kamal Saleem, Pejuang Muslim yang Diubah Yesus Menjadi Pejuang-Nya"