Setelah Membunuh 5 Orang di Gereja Ortodoks, ISIS Menghasut Umat Muslim untuk Menculik, Membunuh Orang Kristen di Rusia
Seminggu setelah sebuah serangan yang mematikan terhadap gereja Ortodoks di wilayah Dagestan di Rusia yang menewaskan setidaknya lima orang, ISIS menghasut para pengikutnya untuk membunuh dan menculik orang-orang Kristen di "daerah Muslim yang diduduki Rusia," menurut sebuah laporan.
Situs SITE Intelligence Group, yang memantau komunikasi online oleh kelompok teroris, membawa sebuah surat, berjudul "Strike Their Necks and Strike Each One of Their Sons" di mana ISIS mendesak pendukungnya untuk membunuh dan menculik orang-orang Kristen di negara-negara bagian Rusia mayoritas Muslim, termasuk Chechnya, Ingushetia dan Dagestan.
Surat tersebut mengutip serangan gereja hari Minggu yang lalu di Dagestan, menyebut si pembunuh sebagai "mujahid yang luar biasa" dan menyarankan agar dia dipandang sebagai teladan.
"Allah mengizinkan, ini akan menjadi percikan untuk serangan berdarah yang akan menghancurkan sejumlah besar pejuang Kristen di semua wilayah Muslim yang diduduki Rusia," surat tersebut berbunyi, menurut Newsweek. "Banyak dari mereka akan dibunuh sebagai hukuman atas ketidakpercayaan mereka kepada Allah yang agung, dan itu akan menanam ketakutan dan teor di dalam hati ratusan ribu saudara laki-laki mereka dan membuat mereka melarikan diri dengan rasa takut."
Serangan Dagestan dilakukan oleh seorang pria berjenggot yang menggunakan sebuah pisau dan senapan berburu untuk membunuh lima orang dan melukai beberapa lainnya selama ibadah di gereja Orthodox di Kizlyar, yang terletak di wilayah mayoritas Muslim Dagestan di mana orang-orang Rusia dilaporkan hanya sekitar 40 persen dari populasi.
ISIS yang juga dikenal sebagai Islamic State, IS, ISIL atau Daesh, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, menyebut si pembunuh sebagai "tentara kekhalifahan," yang meneriakkan "Allah hu Akbar," saat menyerang .
Surat tersebut kemudian mendesak umat Islam untuk menculik dan membunuh orang-orang Kristen dan juga menggunakan pemerasan di Rusia, yang membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk melawan IS. "Biarkan setiap Muslim tahu bahwa darah orang-orang kafir Kristen dan uang mereka diperbolehkan dan bahwa mengambil salah satu dari mereka sebagai sandera untuk mendapatkan uang tebusan atau untuk bertukar dengan tahanan Muslim juga diperbolehkan. Jadi biarlah amal baik untuk semua orang."
Gereja Orthodox sebelumnya telah mengatakan bahwa Rusia sedang memerangi "pertempuran suci" di Suriah melawan para jihadis.
Namun, pakar kebijakan luar negeri Kristen telah memperingatkan bahwa terlepas dari keinginan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dalam memerangi ekstremisme radikal Islam, dia tidak dapat dianggap sebagai pembela orang Kristen di tengah tindakan keras negaranya terhadap kelompok-kelompok Ortodoks non-Rusia.
Pada tahun 2016, Putin menandatangani undang-undang Yarovaya yang melarang semua kegiatan misionaris di daerah pemukiman dan meminta orang-orang Kristen yang ingin membagikan iman mereka kepada orang lain, bahkan di internet, untuk mendapatkan dokumen otorisasi dari sebuah asosiasi keagamaan. Jika melanggar akan dikenai denda sebesar $75 sampai $ 765 jika pelanggar tersebut adalah warga negara Rusia, dan denda sampai $15.265 jika adalah organisasi, sementara orang asing akan dideportasi.
(Sumber: The Christian Post)
Posting Komentar untuk "Setelah Membunuh 5 Orang di Gereja Ortodoks, ISIS Menghasut Umat Muslim untuk Menculik, Membunuh Orang Kristen di Rusia"