Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Di Korea Utara Tanggal 25 Desember Bukan Dirayakan Sebagai Hari Kelahiran Yesus Melainkan Hari Kelahiran Sang Nenek


Natal, bagi orang Kisten adalah hari kelahiran Yesus. Setiap Natal tiba, orang-orang Kristen akan bebas bersukacita memperingati hari kelahiran Sang Juruselamat. Namun sesuatu yang berbeda akan dirasakan oleh umat Kristen yang ada di Korea Utara.

Mereka tidak bisa menunjukkan imannya dengan gamblang, mereka tidak bisa merayakan Natal secara bebas dan terbuka, karena mereka akan dipenjara bahkan nyawa mereka bisa melayang.

Setiap tahun, mereka hanya bisa merayakan Natal secara rahasia dan sembunyi-sembunyi. Sebuah pertemuan bisa jadi hanya terdiri dua orang, di bangku taman, dan hanya diisi dengan doa dan pujian dengan tenang. Terkadang, bagi orang Kristen di daerah terpencil, kelompok yang terdiri dari 70 orang mungkin berani bertemu.


Kim Jong-un secara resmi melarang perayaan Natal di Korea Utara, umat Kristen dilarang merayakan hari kelahiran Yesus. Sebagai gantinya dia mengarahkan setiap warga negara  tersebut untuk memperingati hari ulang tahun neneknya, Kim Jong-suk yang lahir pada 24 Desember 1919.

Sang Nenek yang dijuluki 'Ibu Revolusi' ini merupakan salah satu politisi komunis terkenal di tahun 1930-1940, namun pada 22 September 1949, ia meninggal secara misterius hingga saat ini.

Meskipun umat Kristen di Korea Utara terus ditekan, Open Doors percaya bahwa gereja tersebut berkembang, dan mungkin memiliki 300.000 anggota. Organisasi tersebut percaya beberapa orang Korea Utara telah menjadi orang Kristen ketika mereka melarikan diri ke negara-negara tetangga untuk mencari makanan, dan membagikan iman mereka saat mereka kembali ke rumah.

(Sumber: believersportal.com)

Posting Komentar untuk "Di Korea Utara Tanggal 25 Desember Bukan Dirayakan Sebagai Hari Kelahiran Yesus Melainkan Hari Kelahiran Sang Nenek"